IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
Hamas slams Blair’s statements as old scenario
The Hamas Movement deplored the statement of Tony Blair, the envoy of the Quartet to the Middle East, in which he said that Hamas must be included in the peace process but after renouncing resistance and recognizing Israel, considering it the same old scenario repeated by the West to cover up for its rejection of the Palestinian democracy.
In a press statement received by the PIC, MP Mushir Al-Masri, the secretary-general of the Hamas parliamentary bloc, said that such statements are worthless and ridiculous because the idea of integrating the Movement into the peace process is rejected earlier by the Movement and many Arab and international parties.
MP Masri underscored that Blair"s statement is considered a recognition that Hamas is a primary force in the Palestinian arena, adding that the repeated talk about not ignoring Hamas confirms the European and global realization that all attempts to eliminate Hamas have failed.
The lawmaker noted that the only gateway to the Palestinian cause and the implementation of any agreement can only be achieved through the Movement.
For its part, the Palestinian government considered Blair"s statement a clear recognition of the centrality of Hamas in the process of conflict and peace in the middle east.
In a statement to the Bayan information center, Dr. Yousef Rizqa, an advisor to premier Ismail Haneyya, pointed out that a change can be noticed in Blair"s statements about Hamas resulting from the steadfastness of the Gaza Strip in the face of the Israeli aggression.
Dr. Rizqa said that Blair"s statements also show that he still assumes the wrong role when talking about moderation and peace and not denouncing the killing of children, women and the use of internationally prohibited weapons by Israel.
Haneyya"s advisor criticized Blair for not visiting Gaza so far to see the enormity of the Israeli crimes against unarmed civilians.
All these reasons led to the war which was prepared to in advance.
1- A humanitarian message able to address all these kids of diversity.
2- A good framework ensures its continuity.
3- To turn it into a political influence for the governments.
* Quoted from “Al Hayat” Newspaper, London
Egypt installs cameras, censors on borders with Gaza
Egypt has begun installing cameras and motion sensors along its border with the Gaza Strip to try to combat smuggling to the Hamas-run territory, security sources said on Saturday.
The sources said that the installation started two days earlier with the help of American, French and German experts, and added the installation was the first phase in installing an advanced monitoring system.
The USA had pledged 32 million dollars to provide high-tech equipment that would help detect tunnels along the Egyptian-Palestinian borders and assigned its engineering corps to assist the Egyptian authority in this operation.
Tunnels have turned into a vital source for providing foodstuff and other goods for the besieged Palestinian people in Gaza after all crossings of the Strip including the Rafah terminal with Egypt were closed since mid 2007 following Hamas"s control of the Strip.
Israel claims that Palestinian resistance factions were using those tunnels to smuggle weapons and urged the USA and Europe to take appropriate measures to monitor and block arms smuggling into Gaza.
The factors militating against Mitchell’s mission are numerous and overwhelming.
Hence, I would like to give the following advice to Mr. Mitchell.
Finally, I would like to say the following:
Good luck Mr. Mitchell.
The Egyptian MB Parliamentary Bloc expressed their deep appreciation of the moral stance of the Turkish PM Ragab Tayyeb Erdogan on Thursday, January 29, in the Davos Forum, when he withdrew from the debate session after the conference"s moderator proved to be biased towards the occupational party and to the flagrant aggression on Gaza which left 7000 dead and wounded.
MB Parliamentary Bloc Head Mohamed El-Katatny said in a press statement that the MB MPs who closely followed up on the immensity of the humanitarian disaster that afflicted Gaza hail the brave stance of the Turkish PM who, in front of the whole Davos gathering in the presence of Israeli President Shimon Perez, stood up for the victims of the criminal Israeli war waged on our children, women, and people in Gaza.
El-Katatny called on Arab leaders, especially those who meet with Israeli leaders in international events, to follow the example of the Turkish leadership in dealing with the Israelis who commit such cold-blooded brutal massacres.
"It is more appropriate for Arab leaders, who brag about their Arabism and care for neighbor"s rights, to show their fury over the blood that was shed in Gaza as Erdogan did," El-Katatny said.
Empat wakil PAS ke Gaza semula, naiki kapal diatur Fathi Yakan
Harakahdaily Tue | Feb 03, 09 | 9:02:24 am MYT | |
LEBANON, 3 Feb (Hrkh) - SMS Bendahari PAS kepada Penolong Pengarang Harakahdaily Azamin Amin memaklumkan empat wakil PAS menyertai rombongan misi kemanusiaan ke Gaza sekali lagi dengan menaiki kapal daripada pelabuhan Tripoli dekat sini. Kata Dr. Hatta Ramli rombongan kemanusiaan itu diketuai oleh Ahli Parlimen PAS Padang Terap Nasir Zakaria dan misi itu diaturkan sendiri ulama terkenal Lebanon Dr Fathi Yakan. Misi itu turut disertai oleh 80 orang sukarelawan pelbagai negara dan ramai wartawan antarabangsa. "Setakat ini kapal tersebut telah belayar menuju Larnaca, cyprus sebelum mengarah ke Gaza," sms Dr Hatta jam 7.00 pagi tadi. Katanya Presiden PAS Dato' Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang yang masih di Lebanon berharap penyertaan PAS dalam rombongan itu akan memberi manfaat kepada rakyat Palestin dari segi moral dan material. Ahlirombongan PAS terdiri daripada Wan Sharafi (Kelantan),Zulkifli Lazim (Penang) dan Zulkifli Ashaari(Pahang) dan penyertaan PAS adalah atas undangan Sheikh Bilal dari Persatuan Harakah Tauhid, Lebanon yang juga penganjur bersama ketika bertemu rombongan Presiden PAS Ahad lalu. "Ini adalah pengalaman pertama PAS dalam rombongan antarabangsa menggunakan kapal. "Tidak dapat diramalkan sama ada kapal ini akan berjaya memasuki perairan Gaza dikawal tentera laut rejim zionis Israel.Rakyat diminta mendoakan keselamatan mereka," akhiri sms Ahli Parlimen Kuala Krai itu kepada Azamin._ Kehidupan Mujahid PalestinaSelasa, 03/02/2009 11:29 WIBSeperti apa kehidupan para mujahid Palestina? Tiga orang mujahid Palestina diwawancarai oleh gulfnews.com menuturkan keseharian mereka. "Kami hidup normal dan biasa saja, kecuali di saat perang. Ketika perang, kami tidak pernah lagi tinggal atau sempat pulang ke rumah, bahkan untuk sedetikpun. Untuk mengetahui kondisi keluarga, kami menelefon mereka, atau mengirim seseorang yang kami percaya. Dalam kondisi normal, kami berkumpul bersama keluarga, silaturahim dengan teman-teman. Perang membuat semuanya menjadi sulit." ujar salah seorang dari mereka. "Apakah kami memikirkan kematian? Tentu saja, kami sangat khawatir, tapi bukan terhadap diri kami sendiri, melainkan pada keluarga kami. Seperti siapapun di dunia ini, kita selalu kuatir terhadap keluarga kita melebihi pada diri sendiri. Kami telah memilih jalan perjuangan, tak ada yang memaksa kami. Ini pilihan hidup kami." "Dunia selalu mengira kami membesarkan anak-anak untuk menjadikan mereka barisan perjuangan melawan Israel, itu salah besar. Kami tidak pernah sama sekali melibatkan anak-anak dalam perjuangan kami. Itu adalah propaganda Israel. Semua yang terlibat dalam perjuangan adalah laki-laki dewasa, mulai dari usia 20, 25 dan 30 tahun. Mereka yang tergabung menyadari benar akan risiko menjadi mujahid. Sekali lagi kami tidak pernah sekalipun menggunakan anak-anak untuk menghadapi musuh!" "Yang ada dalam pikiran kami ketika kami menarik pelatuk, bagi saya pribadi, saya harus membunuh mereka, tentara-tentara Israel itu seperti mereka yang membunuh orang-orang Palestina tak berdosa. Jika saya meninggalkan satu orang tentara Israel saja, maka dia akan kembali membunuh lebih banyak lagi warga kami." "Orang bertanya bagaimana kami selama ini mendapatkan senjata sedangkan kami dikepung sedemikian rupa. Walaupun Israel menutup semua terowongan, kami akan tetap mendapatkan senjata untuk melindungi diri. Kami mempunyai banyak sekali terowongan yang tidak pernah diketahui oleh siapapun, kecuali kami sendiri. Dan Allah selalu menolong kami." (sa/gn)Dampak Perang, Anak-Anak Gaza Ciptakan "Alfabet Baru"Selasa, 03/02/2009 09:52 WIBPerang brutal Israel yang dilancarkan ke Jalur Gaza selama 22 hari melekat kuat dalam ingatan anak-anak Gaza. Sedemikian melekatnya, sehingga anak-anak Gaza memaknai susunan abjad dalam alfabet dengan kata-kata yang berkaitan dengan peperangan yang baru saja mereka alami. Shaimaa, seorang siswi sekolah dasar di Gaza berusia 10 tahun, tidak lagi menuliskan huruf A misalnya, untuk kata "Apple" atau huruf B untuk kata "Ball". Shaimaa lebih memilik kata "Apache" (jenis helikopter tempur yang digunakan Israel saat menyerang Gaza) untuk huruf A, kata "Blood" (darah) untuk huruf B, kata Coffin (peti mati) untuk huruf C dan kata "Destruction" (kehancuran) untuk huruf D dan seterusnya. Shaimaa menuliskan koleksi kata-kata semacam itu untuk semua alfabet dalam buku catatannya yang berwarna-warni. Shaimaa bahkan menyatakan, alfabet yang dibuatnya itu harus dipadukan ke dalam kurikulum sekolah karena lebih cocok digunakan untuk belajar sehari-sehari di sekolah. Hampir semua anak-anak Gaza melakukan hal yang sama dengan Shaimaa. Mereka membuat membuat kata-kata dari susunan alfabet berdasarkan pengalaman mereka melihat dan merasakan sendiri kekejaman Israel dalam perang yang baru saja usai. Seorang guru di Gaza bernama Amal Yunis mengakui banyak anak-anak tingkat taman kanak-kanak di kelasnya yang juga menggunakan kata-kata yang hampir sama dengan yang digunakan Shaimaa. Ia menceritakan pengalamannya ketika mengajar di dalam kelas, ia menempelkan gambar apel (Apple), bunga (Flower) dan kelinci (Rabbits) dengan warna-warna yang mencolok dengan maksud membuat anak-anak senang melihatnya. Amal lalu bertanya pada murid-muridnya,"Anak-anak, siapa yang tahu kata yang diawali dengan huruf 'F'? Seorang muridnya bernama Amgad menjawab,"Saya tahu, Bu. 'F' untuk 'F-16' (jenis pesawat tempur yang digunakan Israel)." Yunis berusaha menjelaskan dan meyakinkan murid-muridnya bahwa jawaban yang benar adalah "Flower". Tapi ia makin terkejut ketika siswa-siswi kecilnya malah memberikan kata-kata yang lain seperti "Fear" (takut), "Flee" (mengungsi) dan "Fire" (api, kebakaran). Serangan keji Israel ke Gaza membuat anak-anak di Gaza kini akrab dengan bahasa-bahasa yang merefleksikan pengalaman mengerikan mereka selama perang berlangsung. Seorang ibu bernama Umi Faras mengatakan, anak-anaknya kini lebih banyak memperbincangkan tentang perang, pemboman dan kematian. Salah seorang anak lelaki Umi Faras yang masih berusia tiga tahun, sampai sekarang bahkan masih suka gemetar dan menjerit ketakutan jika mendengar suara-suara bising di luar rumah. "Dia akan menangis dan berteriak, 'ibu .. bom, bom'," tutur Umi Faras. Lain lagi dengan Alaa Al-Shawwa, seorang anak perempuan Gaza berusia 6 tahun. Ia tidak percaya dengan dongeng-dongeng yang diceritakan ibunya sebelum ia tidur. Ala selalu mengatakan pada orang tuanya, "Tidak Bu. Anak perempuan berbaju merah itu tidak dimakan oleh srigala. Tapi dia dibunuh oleh orang-orang Israel." Perilaku anak-anak di Gaza, seperti Shaimaa atau Al-Shawwa menunjukkan bahwa mereka mengalami masa-masa yang menakutkan dan penuh tekanan selama berminggu-minggu serangan brutal Israel. Trauma akibat perang telah merampas sifat anak-anak mereka. "Mereka lupa apa itu damai, gembira dan lucu. Mereka cuma ingat tentang perang, darah dan kematian," kata Fadl Abu Hayen, direktur Center for Social Rehabilitation and Crisis Management. Itulah gambaran anak-anak di Gaza sekarang, mereka kehilangan masa kanak-kanak yang seharusnya bisa mereka nikmati dengan keriangan dan kehangatan. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Queen, Kanada menyebutkan bahwa pola kekerasan yang dialami anak-anak Palestina mengakibatkan dampak psikologis yang sangat serius dan butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya. (ln/iol) Siapa Sebenarnya Mahmud Abbas?Selasa, 03/02/2009 08:49 WIBPasca-agresi Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina mempunyai beberapa agenda yang cukup pelik. Selain bersiaga penuh terhadap Israel yang sewaktu-waktu bisa berlaku culas dan kejam, mereka pun disibukkan dengan konfrontasi antara Hamas dan Mahmoud Abbas. Pasalnya, Abbas, yang secara gegabah dan sewenang-wenang ditunjuk sebagai Presiden Palestina, menyerang Hamas dengan tuduhan-tuduhan yang tak berdasar, semisal bahwa agresi Gaza disebabkan karena serangan roket Hamas ke Israel. Penyataan-pernyataan Abbas kontan membuat banyak media internasional yang telah disetir Yahudi bisa memojokan Hamas sebagai dalang perang di bumi Palestina. Sebenarnya siapakah Mahmoud Abbas? Mahmoud Abbas, lahir di Safet, 26 Maret 1935, sekarang berumur umur 73 tahun, umumnya dikenal sebagai Abu Mazen. Ia menjadi presiden untuk Otoritas Nasional Palestina (PNA: Palestinian National Authority) pada 9 Januari 2005 dan menjabat kembali sejak 15 Januari 2005. Abbas lahir dan dibesarkan di Safet. Setamat sekolah dasar di kota itu, ia hijrah ke Suriah setelah perang tahun 1948. Ia melanjutkan sekolah menengah dan perguruan tinggi di kota Damaskus. Setelah tamat dari jurusan hukum Universitas Damaskus, ia mendirikan lembaga Palestina pertama pada tahun 1954 di Suriah. Inilah awal mula karier politiknya. Awal tahun 1960-an, ia menjadi pegawai Departemen Pendidikan di Qatar dan bersahabat dengan Yasser Arafat (1929-2004). Ia kemudian menjadi anggota Majelis Nasional Palestina pada tahun 1968 dan memimpin perundingan tidak resmi dengan Israel pada tahun 1977. Sejak tahun 1983, ia menjadi anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) serta memimpin komite nasional dan internasional yang berkonsentrasi pada urusan organisasi non-pemerintah. Ia memulai kembali perundingan rahasia dengan pejabat Israel pada tahun 1989 lewat perantara Belanda. Ia tetap menjalankan aktivitas perundingan di balik pintu dengan Israel ketika dan pasca-Konferensi Madrid tahun 1991. Pasca Konferensi Madrid, ia dipercaya menjabat sebagai koordinator urusan perundingan. Ia meletakkan rencana dan pengarahan pada tim perunding Palestina. Abbas adalah pemimpin organisasi revolusi pertama yang menyebut aksi perjuangan dan aksi syahid rakyat Palestina dengan sebutan “terorisme” “yang hina” dan senjatanya dengan “sia-sia” dan pemimpin pertama yang melakukan koordinasi keamanan dengan Israel dalam menangkap pejuang bangsanya sendiri. Ia juga presiden pertama yang berangkulan, berpelukan dan mendekap para pembunuh rakyatnya. Tanpa malu ia memuji dan tersenyum dengan para pembunuh itu. Ia berteman baik dengan Ariel SHaron dan George Bush. Abbas orang pertama yang badan keamanan kepresidennya berani melanggar masjid-masjid Allah, membunuh imam masjid, penghafal Al-Quran, di negerinya sendiri. Darah Syaikh Majdi Bargothi, Muhammad Rafati, Nahidl Nimr, Muhammad Raddad (penghafal Al-Quran) adalah saksi paling nyata dari kesadisan mereka. Di bawah pemerintahan Abbas, polisi di bawah intruksinya yang pertama yang berani melakukan kekerasan terhadap warga sipil Palestina dan melepas jilbab mereka, cadar mereka di jalan-jalan umum dan kampus-kampus. Ketika pertama kali memerintah, penasihat pribadi Abbas menyelundupkan 3400 handphone di mobil dinasnya. Ia juga menyegel lembaga sosial, lembaga penghafal Al-Quran, memvonis jahat lembaga-lembaga yang menyantuni anak yatim dan keluarga korban serta keluarga fakir miskin. Abbas mempunyai prinsip, "Tidak ada yang dapat menggantikan dialog" yang ia rujuk kepada kepentingan Yahudi tentunya. Tidak heran jika kemudian ia menjadi orang pertama yang komitmen dengan kesepakatan perbatasan profesionalisme yang mengurangi kedaulatannya sendiri dan diberikan kepada Israel. Inilah yang dilakukan ketika ia menyepakati perjanjian perlintasan Rafah yang ditandatangi dengan Muhammad Dahlan dan Israel tahun 2005. Konon, ini juga salah satu hal yang memicu Mesir membuka Rafah untuk Israel dalam agresi Gaza Desember 2008. (sa/berbagaisumber) Beda Abbas dan HaniyahSelasa, 03/02/2009 10:44 WIBBanyak perbedaan yang mencolok dari kedua tokoh ini. Sebagai sesama orang Palestina kedua tokoh ini berbeda jalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Seperti pendahulunya Yasir Arafat, Mahmud Abbas lebih memilih jalan 'damai' dengan Zionis Israel yang jelas-jelas dan nyata merampok negeri Palestina. Bagi Abbas dan PLO nya - lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali untuk mendapatkan tanah Palestina. Maka jalan diplomasi, perundingan dan perjanjian damai dengan pihak Israel lebih sering dilakukan oleh Abbas dan PLO. (Baca Siapa sebenarnya Mahmud Abbas?) Berbeda dengan Abbas, Ismail Haniyah yang merupakan pemimpin Hamas dan juga merupakan Perdana Mentri yang resmi dipilih oleh rakyat Palestina - lebih memilih jalan 'perang' dengan Zionis Israel. Roket-roket dari brigade Izzuddin Al-Qassam yang merupakan sayap militer Hamas secara rutin meluncur ke kawasan Israel. Gambar-gambar dibawah ini akan memperjelas perbedaan mencolok antara kedua tokoh tersebut : Abbas lebih suka cipika cipiki dengan Condileeza Rice yang bukan mahramnya. Haniyah lebih memilih memeluk dan mencium anak Palestina. Abbas malah memeluk tentara Zionis Israel yang telah nyata membantai rakyat Palestina. Mencium Hajar Aswad lebih mulia daripada memeluk dan mencium pipi tentara teroris Israel. Ketawa akrab dengan Simon Peres dan saling memberi masukan dilakukan Abbas. Haniyah bergaul dan meminta nasihat Ulama Syaikh Ahmad Yassin. (fq/berbagai sumber) Erdogan: Cabut Boikot Kemenangan Hamas!Selasa, 03/02/2009 08:19 WIB Cetak | KirimPM Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menunjukan dukungannya kepada Hamas. Ia mengeluarkan pernyataan bahwa penyebab situasi panas yang ada di Jalur Gaza adalah kebijakan mengisolasi Hamas dari dunia luar, sekaligus memboikot kemenangannya dalam pemilu Palestina 2006. Hal ini ia utrakan dalam wawancaranya dengan Washington Post. Erdogan juga mengatakan bahwa Hamas sama sekali bukan bagian dari gerakan Iran yang ingin menguasai Timur Tengah. "Hamas bukan perpanjangan tangan dari Iran. Mereka ikut pemilu sebagai partai politik. Jika saja dunia internasional memberi Hamas kesempatan untuk mengendalikan kuasa politik di Palestina, tidak akan pernah terjadi situasi seperti sekarang ini." ujarnya, sembari mengecam kebijakan demokrasi dunia. "Anda semua berlaku tidak adil terhadap Hamas. Mereka menang pemilu dengan sah, tapi Anda memenjarakan mereka, kemudian Anda berharap Hamas tetap diam. Apakah itu mungkin?" Erdogan menegaskan pula, sejak Juni 2008, tidak ada satupun korban yang jatuh dari pihak Israel karena penyerangan Hamas. Sementara itu, Amr Mousa, Sekretaris Umum Liga Arab, menyatakan salut terhadap sikap Erdogan yang mendebat Presiden Israel, Shimon Peres, dan mundur dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Saya pikir, tak ada satupun orang Arab yang berani melakukan tindakan seperti Erdogan." ujarnya. (sa/pi) Alasan di Balik Keberanian PM Turki Melawan IsraelSenin, 02/02/2009 13:33 WIBKetika Recep Tayyib Erdogan (PM Turki) berdebat sengit dengan Shimon Peres (Presiden Israel) dalam forum resmi pekan lalu, dunia internasional banyak mendukung Erdogan. Sebaliknya, Israel sendiri ketar-ketir, ketakutan akan sikap Erdogan tersebut. Sampai-sampai Duta Besar Israel untuk Turki harus tergopoh-gopoh mendatangi pemerintahan Turki dan bermanis muka. Gabby Levy, duta besar tersebut, mengatakan bahwa hubungan antara Turki dan Israel menjadi krisis setelah kejadian tersebut. "Ini memang bukan pertama kalinya hubungan Israel dan Turki memburuk." ujar Levy. "Tapi kami yakin, hubungan kami akan segera membaik lagi." Menurut Levy, selama ini Turki telah menjadi mitra Israel yang loyal. "Pengalaman masa lalu telah menunjukan kalau konflik Israel dengan Turki tidak hanya kali ini saja. Ketika kami menyerang Lebanon tahun 2006, Turki juga menentang dan memusuhi kami." Turki juga termasuk negara yang pertama mengatakan bahwa dunia harus mengakui kemenangan Hamas dalam pemilu 2009 lampau, padahal ketika itu Israel dengan sengit memprogandakan kepada semua negara di dunia internasional untuk tidak mengakui kemenangan Hamas. Keberanian Turki ini bukan tanpa sebab. Selama ini perdagangan Israel dengan Turki, bisa mencapai $ 3.4 trilyun dalam satu tahunnya dalam bidang ekonomi, militer dan politik. Ini salah satu hal yang membuat Turki seolah di atas angin, dan membuat Israel ketakutan di tinggal negara itu. (sa/ynet) Perbandingan Hamas dengan Tentara IsraelMonday, 02/02/2009 12:57 WIBAgresi 22 hari Gaza barangkali banyak meninggalkan tanda tanya dalam benak semua orang di dunia, bagaimana Hamas selama ini bertahan diri dari gempuran Israel selama agresi biadab itu berlangsung? Pertama, Kita semua tahu, sebelumnya Gaza sudah dikepung dan diblokade oleh tembok-tembok besar lebih dari 750 KM dengan ketinggian 8 meter, dan di setiap 10 meternya, tentara Israel sudah bersiap di atas pos—menembak siapa saja warga Palestina, terutama Hamas, yang mencoba mendekati tembok tersebut. Ketika perang darat dimulai, posisi Hamas dalam posisi terkurung dan sama sekali tidak mempunyai area lain sebagai jalur alternatif untuk menyelematkan diri. Sementara Israel menguasai semua wilayah di sekeliling Gaza. Kedua, secara persenjataan, perbandingan Hamas dengan Israel sangat timpang. Saat ini, Israel menduduki urutan keempat dalam sistem pertahanan keamanan dunia setelah AS, China dan Inggris. Ini belum termasuk bantuan militer yang diberikan oleh AS untuk mendukung agresi Israel. Untuk perang Gaza ini, AS menyuplai tidak kurang dari 60.000 ton senjata. Bantuan ini dikirim melalui ratusan kontainer besar, dan banyak pengamat mengatakan bahwa inilah bantuan AS terbesar sepanjang sejarah kepada Israel. Hamas saat ini hanya memiliki 15.000 personil. Sedangkan Israel memiliki 130.000 tentara aktif, dan 400.000 lainnya menunggu di bangku cadangan. Sedangkan Hamas membuat roketnya sendiri yang berasal dari barang-barang bekas. Rangka roketnya terbuat dari bekas tiang listrik, kabel-kabel sambungan detonatornya terbuat dari kabel yang ada di rumah-rumah warga, bahan bakar roketnya terbuat dari gula, dan hulu ledaknya terbuat dari kimia sederhana yang mereka racik sedemikian rupa. Selain itu, suplai bahan baku senjata juga mereka dapatkan melalui ratusan terowongan yang mereka buat yang melintasi perbatasan. Ketiga, selama agresi, Israel menghancurkan sekitar 200 terowongan, dan Israel sudah berkoar-koar bahwa mereka sudah menghancurkan seluruh terowongan yang dimiliki Gaza. Kenyataannya, saat ini total tidak kurang ada 800 terowongan di Gaza yang dibangun oleh Hamas. Dan 200 terowongan yang telah hancur digasak Israel, Hamas menyebutkan hanya butuh sekitar 3 bulan untuk memperbaikinya. Keempat, secara fisik, Hamas dan Jalur Gaza lah yang telah banyak menderita kerugian. Tetapi harus diingat, bahwa bukan pihak Hamas yang pertama kali meminta gencatan senjata. Hamas telah melawan dengan sengit, dan itu membuat Israel menarik mundur pasukannya tanpa syarat apapun. Gencatan senjata pun diumumkan secara sepihak oleh Israel. Lima menit sebelum Israel mengumumkan gencatan senjata, Hamas masih meluncurkan roketnya ke wilayah Israel. Selama perang Gaza, Hamas telah meluncurkan sekitar 900 roketnya, dan itu hanya merupakan 1% dari total jumlah roket yang mereka miliki. Kelima, target penyerangan Israel terhadap Jalur Gaza sedianya hanya dialokasikan untuk waktu 3 hari saja. Tetapi ketika dalam seminggu Gaza belum jatuh juga, Israel mulai kehilangan pamor. Pasalnya, mereka sudah mengundang beberapa pemimpin dunia, seperti PM Jerman, untuk merayakan keberhasilan mereka menaklukan Gaza. Namun bahkan sampai 22 hari, penyerangan itu tak pernah memberikan hasil berarti. Malah dengan lamanya agresi yang kemudian membabi buta itu, Israel menjadi sasaran kemarahan dan kebencian masyarakat dunia. (sa/berbagaisumber) Senyum Syuhada GazaSenin, 02/02/2009 12:40 WIBAlangkah agungnya seorang yang syahid… Di akhirat ia memperoleh kebesaran luar biasa. Dia tidak meninggalkan dunia ini kecuali dengan barisan yang mulia. Manusia menangis, sedangkan syahid tersenyum…Kegembiraan melihat tempat tinggalnya di surga menyunggingkan senyum di bibir sang syahid, seperti yang kita lihat para Syuhada Gaza berikut ini: |