Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
Hampir lebih sepuluh tahun saya berulang alik Malaysia - Indonesia setiap bulan. Terasa Indonesia seperti negara sendiri apatah lagi jika ditinjau latar belakang keluarga ibu dari keturunan Bugis, Sulawesi dan ayah campuran Arab Jamalullail. Diperkuatkan lagi perasaan itu pada tahun 2000 setelah nikah dengan orang Bandung. Memang perasaan itu kuat sekali bahkan ketika saya mengajar anak saya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia "Indonesia Raya" meremang bulu rume dibuatnya. Ya inilah kekuatan hubungan kekeluargaan,aqidah dan silaturahim. Jauh dari hati saya dengan mengucapkan terima kasih kepada Indonesia kerana memberi sesuatu yang sangat istimewa buat saya:
Selepas hiruk pikuk reformasi di Malaysia pada tahun 1998-1999, saya dengan penuh sedar bahawa saya perlu mencari rezqi di luar dari Malaysia. Saya tidak menyesali apa yang telah saya perjuangkan bersama teman-teman di Kg. Baru KL kerana saya tahu bahawa saya perjuangkan dengan ikhlas dan benar. Kami menuntut keadilan dari kerajaan Malaysia terhadap Anwar Ibrahim dan beberapa teman lain yang ditahan di bawah ISA. Saya bukan orang politik tetapi saya menolak cara begitu kerana sangat tidak manusiawi. Tanpa dibicarakan terus disumbat ke dalam penjara selama beberapa tahun. Saya juga bukan orang Anwar dalam ertikata dekat dalam kancah politik beliau tetapi saya dan beberapa teman lain adalah bekas pelajar dari salah sebuah sekolah asuhan Anwar (Institut Masriyah Bukit Mertajam 1980-1982). Bagi saya jasa Anwar dalam membina pemikiran dari segi kesedaran hidup Islam dan bernegara amat besar. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan di dunia dan akhirat.
Mungkin kerana faktur ini, saya dan teman-teman dari basis ini tidak akan sanggup menderhaka kepada guru kami berbeza dengan beberapa ahli politik yang dibina Anwar, akhirnya ada yang menjadi pengkhianat kepada beliau.Saya masih teringat dengan beberapa orang diantara mereka yang bersama mundar mandir pada masa itu melaungkan Reformasi dijalan..tetapi sekarang mereka sudah melupakannya. Mereka bersama UMNO dan menggigit dari belakang. Saya tidak nafikan kegigihan mereka yang pernah bersama merancang demonstrasi di KL dan ada yang dikenakan tahan ISA tetapi akhirnya mereka tidak dapat bertahan dengan ujian perjuangan. Pernah satu ketika setelah diadakan perhimpunan besar-besaran tidak jauh dari padang di sebelah rumah saya di Sentul, polis datang ke rumah mengambil kenyataan. Anak saya Amin (yang sekarang sudah berumur 14 tahun) agak hairan dan bertanya kepada pegawai polis kenapa dia datang ke rumah? Ya anak kecil bagaimanapun ia ingin tahu kenapa dan pada masa itu dia menemani saya sehingga tertidur di sebelah saya. Selama beberapa minggu saya terpaksa berulang alik ke balai polis Sentul sehingga beberapa pegawai di situ menjadi teman. Di sebelah rumah tiba-tiba wujud stall penjual burger bagi mendapat info apa yang saya lakukan. Saya sedar hal ini dan setelah saya pindah stallnya juga ghaib..Menurut beberapa informasi nama saya sudah tersenarai ISA..cuma menunggu masa sahaja..
Alhamdulillah, Allah berikan saya idea dan saya pilih bumi Indonesia untuk menumpang seketika. Bumi Indonesia telah memberi saya kesempatan bernafas lega dari dikejar-kejar polisi Malaysia. Bukan kerana kami teroris tetapi kerana kami mahukan keadilan buat guru kami dan rakyat Malaysia. Dalam kesibukan harian, saya sempat juga mengumpul bahan-bahan sehingga dapat saya terbitkan sebuah buku pada masa itu "Rakyat Menuntut Keadilan". Saya ke Indonesia bukan kerana saya takut dimuat ke penjara tetapi saya lebih yakin dengan keluar saya punya waktu untuk belajar tentang hidup dengan mereka yang lebih arif. Ini juga dianjurkan oleh quran..Alhamdulillah...
Terima kasih Indonesia kerana dari sini saya dapat mengembangkan kreativiti dan inovasi sebagai seorang manusia merdeka. Manusia yang dapat melihat, mendengar, merasa dan berfikir dengan benar. Idea bernegara dan bagaimana memajukan negara saya dapat dari sini. Saya dapat melihatnya dengan mata betapa Indonesia makin maju dari tahap ke tahap dengan penuh gaya. Sukar untuk saya bayangkan bagaimana jika saya tidak berkesempatan berada di Indonesia dan tidak mengenali teman-teman setia di sini? Pasti saya masih buta tentang hidup bernegara dan berdemokrasi. Pasti saya tuli dengan apa itu kebebasan media? Oh ..terima kasih Indonesia!!
Selama di Indonesia, saya belajar tentang erti takut dan berani. Melihat anak-anak kecil berlari menjual apa sahaja di persimpangan jalan atau di lampu merah membuat hati saya insaf akan betapa manusia perlukan kreativiti untuk hidup. Melihat anak-anak muda memenuhi ruang masjid ketika akhir 10 Ramadhan, hati hanyut dengan harapan masa depan Indonesia yang gemilang. Bergabung bersama pengajian ibu di majlis ta'lim ribuan orang setiap minggu, hati terasa sayu betapa jauhnya suasana ini dari Malaysia. Mendengar dan melihat berita dari media di Indonesia bagaikan disekolah semula tentang betapa pentingnya rakyat mendapat informasi yang real. Berbincang dengan pimpinan partai atau tokoh masyarakat memberi pencerahan baru dalam fikiran dan wacana. Inilah sekolah yang telah mendewasakan saya. Bapa mertua dan ibu mertua yang berkemampuan juga memberi bantuan yang sangat besar sehingga di saat kelam ada sedikit cahaya buat mencerahkan cahaya kehidupan..Terima kasih sekali lagi Indonesia.
Pujian ini bukan bermakna saya menjelikkan Malaysia keseluruhannya tetapi saya kepingin sekali agar pemerintah Malaysia mahu menyedari bahawa mereka wajib berubah. Berubah menurut kehendak kebenaran dan mengutamakan kebajikan rakyat. Di Indonesia semua pemimpin bisa bicara seadanya dan rakyat bisa memberi pandangan terbuka demi kebaikan untuk semua. Politik petriotisma lebih diutamakan dari politik marah. balas dendam dan lepas geram sehingga suasana bernegara menjadi terkawal. Ini saya belajar dari Indonesia dan saya harapkan Malaysia juga akan ke arah itu. !!
Sedutan dari blog Pak Anwar..
Semoga Indonesia Terus Maju Dan Sukses!
Secara peribadi, saya gembira dan turut bersyukur kerana Indonesia kini semakin disegani bukan saja dari aspek kemajuan ekonomi, bahkan sebagai model negara majoriti umat Islam yang demokratik dan bermaruah.
Semoga ikatan silaturahmi antara saudara-saudara di Indonesia dan warga Malaysia terus mekar dan bertambah akrab dari sudut ekonomi dan manusiawi.
Bersempena dengan sambutan ulangtahun kemerdekaan yang ke-64 esok, saya mendoakan Indonesia terus maju dan sukses.
ANWAR IBRAHIM
HR9808: Jangan dicemari hari Kemerdekaan ini dengan hal yang merugikan moral ...!! Sila ambil perhatian desakan FOKMA di bawah..!!!
Pernyataan Sikap FOKMA terhadap Kedatangan Inul Daratista pada Acara HUT RI, 17 Agustus 2009 di Wisma Duta, Kuala Lumpur
Minggu, 16/08/2009 16:28 WIBPernyataan Sikap Forum Komunikasi Muslimah Indonesia di Malaysia (FOKMA) Terhadap Kedatangan Inul Daratista pada Acara Peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2009 di Wisma Duta, Kuala Lumpur
Mencermati undangan dari KBRI pada hari Jum'at, 7 Agustus 2009, yang terkait dengan kedatangan Inul Daratista untuk menghibur masyarakat Indonesia pada peringatan hari kemerdekaan RI di Wisma Duta, Kuala Lumpur pada tanggal 17 Agustus nanti. Forum Komunikasi Muslimah Indonesia di Malaysia (FOKMA) merasa perlu untuk mengutarakan sikapnya atas dasar kepedulian terhadap nilai-nilai moral masyarakat Indonesia di Malaysia.
Demokrasi memang memberikan ruang bagi munculnya semua ekspresi, baik yang positif maupun negatif. Namun kami memandang bahwa demokrasi Indonesia harus dibangun di atas pemikiran publik yang berpegang pada nilai moral bangsa, bukan keinginan dan kepentingan bisnis hiburan semata, apalagi kepentingan yang dapat merusak moral masyarakat.
Oleh karena itu, Forum Komunikasi Muslimah Indonesia di Malaysia (FOKMA) dengan ini menyatakan sikap sebagai berikut:
Pornoaksi adalah kemaksiatan yang merusak moral dan tidak dibenarkan oleh nilai budaya dan agama yang dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia. Kemudian menghadirkan penyanyi yang terkenal karena gerakan pornoaksi adalah sebuah "pencemaran ruang publik".
Kami sangat menentang kehadiran Inul di perhelatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang seperti biasanya hanya akan mengumbar aurat dan gerakan erotis untuk menghindari hal-hal yang merusak moral publik.
Salah satu tugas pemerintah adalah menjaga kekokohan moral bangsa, karena itu kami mendesak KBRI agar menjadi bagian terdepan dalam menghindari perilaku pornoaksi dengan membatalkan kehadiran Inul.
Mengajak seluruh warga Indonesia di Malaysia agar peduli dengan masalah moral bangsa, serta menjaga diri, keluarga dan masyarakat dari kemaksiatan pornoaksi tersebut.
Kuala Lumpur, 14 Agustus 2009
Istya Widiastuti, S.Pd
HR9808: Mari kita hormati bersama!! (Malaysia dan Indonesia adalah serumpun).