HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
11 apr
Saya ingin mengajak sdr/sdri pejuang UMNO di mana sahaja mereka berada agar segera merenung halatuju mereka dalam kehidupan ini berdasarkan dari beberapa poin di bawah:
1. Semakin lama semakin jelas bahawa UMNO adalah sebuah perjuangan yang sesat. Di awal tahun 70an dan 80an (waktu itu saya masih dalam lingkungan belasan tahun menghampiri duapuluhan) pemimpin UMNO melancarkan serangan fitnah kepada parti Islam sebagai gerakan pembangkang di Malaysia yang merosakkan perpaduan kaum (mirip seperti komunis). Masa ini MIC, MCA dan Gerakan sangat dekat dengan UMNO.
Di awal 90an fitnah ini semakin disemarakkan dengan fitnah bahawa pembangkang (PAS) mahu mengajar Islam baru dan menyesatkan orang Melayu. Ketika ini UMNO rasa terancam dengan konsep Islam syumul yang dibawa oleh PAS dan beberapa gerakan Islam yang ada masa itu (Abim, IRC dan termasuk Arqam ). Diakhir 90an, ketika Anwar keluar dari UMNO maka timbullah fitnah pembangkang bersama pengkhianat. Mereka hairan kenapa PAS boleh terima Anwar?
UMNO gagal mempengaruhi rakyat dan pengaruh pembangkang semakin meningkat.
2. Awal tahun 2000 UMNO terus berusaha memadamkan kemaraan pengaruh pembangkang dengan memenjarakan Anwar dan beberapa tokoh pembangkang masa itu dengan harapan rakyat akan melupakan Anwar. Telahan mereka salah dan setelah Anwar bebas pengaruh perubahan atau reformasi makin bernyala dan komponen pembangkang dapat disatukan. INilah detik-detik paling pahit bagi UMNO apabila pembangkang bersatu dan idea perubahan menjadi agenda utama. Sebahagian pengikut UMNO juga telah menerima dengan baik konsep perubahan ini dari dalam. Maka pada bulan Mac 2008, PRU 12 rakyat berani bertindak menyatakan secara terbuka pendirian mereka. Fitnah UMNO tentang akhlak Anwar dan pimpinan pembangkang tidak berbekas kepada hati pengundi dan rakyat menolak style UMNO.
3. Awal tahun 2009, UMNO bertindak agresif dengan melakukan agenda politik "menghalal cara" dengan ugutan kepada YB PR, rasuah kepada YB PR, perangkap politik dengan upahan rasuah dan foto bogel YB PR, ugut media dan fitnah perkauman. Kali ini UMNO kelihatan lebih terdesak dan semakin terbuka mempamerkan kepada rakyat bahawa mereka tidak sanggup hilang kuasa setelah lebih 50 tahun memerintah Malaysia. Soal nilai, akhlak, budi, adab dan apa sahaja tidak lagi menjadi pertimbangan yang penting bagaimana mereka boleh rampas semula apa yang telah hilang dari tangan mereka. Islam Hadhari bagaikan tembuk sutera yang dilapis pada kebusukan amalan politik mereka. Tidak ada siapa lagi yang mampu menahan kebobrokan ini sehinggalah Perhimpunan UMNO menelanjangkan segalanya. Rupanya UMNO adalah sebuah jemaah Melayu elit yang terpalit dengan najis rasuah yang amat serius. Mereka benar-benar menikmati najis rasuah ini sejak dari mula mereka memerintah Malaysia. Mahathir, Pak Lah, Najib dan seluruh barisan pimpinannya dilihat oleh rakyat sebagai bangsawan beraruma najis rasuah. Sebenarnya inilah titik penentu kehancuran UMNO di Malaysia. Ada penyokong fundamental UMNO berkempen terpaksa menyatakan kepada para pengundi agar jangan melihat lagi pemimpin mereka tetapi fikirkanlah nasib mereka sendiri. Ini bermakna mereka sudah hilang keyakinan kepada pemimpin mereka sendiri.
4. Bermula dari era selepas PRK Bukit Gantang dan Bukit Selambau, UMNO BN akan berdepan dengan era kehancuran total di musim PRU 13 terutama di Malaysia Barat. Rakyat berbilang kaum samada Melayu UMNO, China MCA dan Gerakan dan India MIC tekad menghukum BN dalam semua PRK atau PRU yang bakal diadakan nanti. Soal kenapa China sokong DAP, Melayu sokong PAS dan India sokong PKR yang cuba dikaitkan dengan perkauman adalah amat memalukan UMNO BN. Idea mereka (UMNO) dianggap rakyat sebagai idea kolot yang memundurkan. INilah yang sebenarnya tidak difahami oleh pemimpin Melayu sampai saat ini. Rakyat mahukan bukti real dan apabila PR mampu mengurus Selangor dengan baik sehingga dapat selamatkan beratus juta RM, UMNO betul-betul hilang kendali..Fitnah UMNO selama ini makan diri mereka sendiri...Alahai...alamat kantoilah..
5. Proses yang panjang untuk memampukan PR memberi bukti real sememangnya akan terus dihalang dengan apa cara sekalipun oleh UMNO. Perak dirampas sebenarnya mahu menutup beratus juta rasuah yang selama ini mereka lakukan dan kroni yang menikmatinya bekerjasama melabur wang untuk merampas kembali. Sama juga dengan di Kedah dan Selangor. Mereka akan melakukan apa sahaja demi itu semua. Jadi kepada PR tolong lebih disiplin dengan para YB yang ada dan diwaktu yang sama tolong bongkarkan semua sarang rasuah kepada rakyat sekalipun dalam Istana. Jangan berlembut dengan sesiapa sahaja yang menutup kes rasuah terutama para penjilat UMNO. BUka dan dedahkan!!!
6. Kepada seluruh pejuang gerakan Islam yang ada saya menyeru agar melakukan ijtihad yang menghampiri kebenaran. Setakat ini kita belum dapat melihat UMNO mahukan kebenaran bahkan mereka sering memilih kesesatan. Ayuh kita bekerja untuk menyelamatkan bangsa ini dan negara kita dari fitnah kejahatan fahaman sempit UMNO. Lakukanlah apa sahaja yang termampu demi memenangkan Islam dan masa depan negara kita yang didambakan!!!
HR9808: Hasil pilihanraya di Indonesia menarik untuk dianalisa terutama bagaimana parti reformasi semakin diterima rakyat Indonesia. Begitu juga di Malaysia parti pro reformasi semakin popular... Apakah sama nasib UMNO pada PRU 13 yang akan datang???
Info hasil pemilu/pilihanraya di Indonesia:
Penyelenggara Survei
LSI Cirus
Demokrat
20,46%
Demokrat
20,61%
2
PDIP
14,41%
Golkar
14,57%
Golkar
13,98%
PDIP
14,26%
4
PKS
7,84%
PKS
7,45%
5
PAN
5,74%
PAN
5,8%
6
PPP
5,23%
7
PKB
5,63%
PKB
5,18%
8
PPP
5,31%
Gerindra
4,59%
Gerindra
4,27%
9
Hanura
3,72%
Hanura
3,50%
10
PKNU
1,45%
PKNU
1,56%
LSI : Lembaga Survei Indonesia
CIRUS :CIRUS Surveyors Group
Update : 9/4/2009 23:36
HR9808: Sambungan dari siri I dan punya kaitan dengan poin Islam menolak UMNO...
Fathuddin Jafar, MA
Partai Allah vs Partai Setan (bag. 2)
Senin, 13/04/2009 10:06 WIB
Di antara jebakan setan yang paling ampuh adalah membangun perasaan dan klaim berada dalam kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, namun tidak didukung oleh dalil-dalil yang benar-benar dari Allah dan Rasul-Nya dan atau tidak pula bisa dibuktikan dalam amal perbuatan.
Dalam tulisan lalu kita sudah membahas berbagai masalah terkait partai dalam Al-Qur’an. Di antaranya, kriteria Partai Allah dan Partai Setan.
Pembahasan-pembahasan berikutnya adalah topik-topik yang terkait langsung dengan Partai Allah VS Partai Setan agar gambarannya menjadi utuh dan jelas.
Di antara topik tersebut ialah, Kemenangan Versi Partai Allah dan Partai Setan, Orientasi Partai Allah dan Partai Setan, Strategi Partai Allah dan Partai Setan, Aktivitas Partai Allah dan Partai Setan, Langkah-Langkah Partai Allah dan Partai Setan, Hakikat Konflik Antara Partai Allah VS Partai Setan dan banyak lagi topik lain yang relevan.
Sebelum membahas topik-topik di atas dan agar memudahkan kita mencerna tema tulisan ini dengan baik, kita perlu membangun landasan berfikir dengan bangunan yang kokoh dan kuat, agar paradigma dan filosofi berpikir kita menjadi lurus dan sesuai dengan fitrah manusia yang telah Allah ciptakan. Kemudian, tujuannya juga harus jelas, agar kita terhindar dari ketersesatan berfikir dan bertingkah laku di tengah jalan.
Adapun landasan berfikirnya ialah firman Allah surat Al-Baqarah ayat 208 dan 209. Sedangkan tujuan kita membahas Partai Allah vs Partai Setan dengan segala permasalahannya tidak lain adalah mencari kebenaran agar kita dapat selalu berada dalam shaf Partai Allah dan terhindar dari bergabung dengan Partai Setan. Pemahaman tersebut haruslah didasari ilmu yang benar, bukan hanya sekedar klaim atau akuan belaka (amaniy). Dengan demikian Insya Allah kita bisa selamat di dunia dan mencapai kemenangan besar di akhirat, yakni masuk Syurga Allah.
Memahami landasan berfikir dan tujuan pembahasan masalah Partai Allah VS Partai Setan tersebut juga sangat penting agar kita terhindar dari debat kusir yang tidak berguna dan bahkan bisa menyimpangkan kita dari pembahasan yang sebenarnya. Pada akhirnya kita akan sulit keluar dari berbagai jebakan setan yang sesungguhnya, baik dari kalangan jin maupun manusia.
Di antara jebakan setan yang paling ampuh adalah membangun perasaan dan klaim berada dalam kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, namun tidak didukung oleh dalil-dalil yang benar-benar dari Allah dan Rasul-Nya dan atau tidak pula bisa dibuktikan dalam amal perbuatan.
Jadilah kita seperti yang dilukiskan Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 103-104 :
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ﴿١٠٣﴾ الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا ﴿١٠٤﴾
“Katakan (wahai Muhammad), maukah kamu sekalian Kami beritakan akan orang-orang yang paling merugi amal perbuatan (mereka)? Mereka adalah orang-orang yang tersesat usaha (amal perbuatan) nya semasa hidup di dunia sedangkan mereka mengira bahwa mereka berbuat baik”. (Q.S. Al-Kahfi : 103 – 104)
Landasan Berfikir.
Seperti yang disinggung di atas, bahwa landasan berfikir dalam membahas Partai Allah VS Partai Setan adalah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 208 dan 209 berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (209)
“Wahai orang-orang beriman! Masuklah kamu sekalian ke dalam Islam secara keseluruhan dan sekali-kali jangan kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia (setan itu) bagi kamu adalah musuh yang nyata. Jika kamu tergelincir (dari jalan Islam dan pasti meniti jalan setan) setelah datang kepadamu penjelasan-penjelesan (Al-Qur’an) maka ketahuilah bahwa sesungguhnhya Allah itu Maha Perkasa dan Maha Bijaksana” (Q.S. Al-Baqarah : 208 - 209)
Dari dua ayat tersebut di atas dapat kita petik sepuluh hal penting berikut :
Yang memanggil atau menyeru ialah Allah, Tuhan Pencipta manusia dan alam semesta yang telah menurunkan wahyu Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan mengutus Muhammad Saw sebagai Rasul yang harus ditaati dan diteladani dalam memanage (mengelola) semua sapek kehidupan. Sedangkan yang diseru atau dipanggil adalah orang-orang beriman yang telah mengakui Allah sebagai Tuhan mereka dan Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasul Allah terakhir.
Inti seruan Allah adalah sebuah perintah agar orang-orang beriman masuk ke dalam Islam atau menerima ajaran Islam secara utuh atau secara keseluruhan.
Sebaliknya, pada waktu yang sama Allah melarang orang-orang beriman agar tidak mengikuti langkah-langkah setan.
Dalam larangan tersebut juga dapat dipahami agar orang-orang beriman waspada dan setiap saat menyadari bahwa setan itu adalah musuh mereka yang nyata.
Jalan hidup itu hanya dua; jalan Islam (Allah) atau jalan setan.
Ayat tersebut juga mengisyaratkan, seorang Muslim, jamaah Islam atau negara Islam sangat mungkin – inilah fakta sepanjang sejarah setelah masa Khulafaurrasyidin berakhir sampai hari ini - meniti sebagian jalan Islam dan sebagian lain adalah jalan setan sebagai akibat dari kebodohan, lupa (tidak sadar) atau disebabkan godaan setan yang amat menggiurkan terhadap mereka.
Allah tidak mengharapkan sama sekali orang-orang beriman tergelincir dari jalan Islam sehingga meniti jalan setan, kendati hanya sebagian.
Jika kasus tersebut terjadi, Allah akan melihat kasus tersebut sebagai murni karena kelemahan manusia atau karena sengaja dan tergoda oleh setan dan kemudian tidak mau kembali kepada jalan Islam dan bahkan dengan mencari-cari legalitasnya dari Islam. Jika murni karena kelemahan / kebodohan atau tergelincir karena godaan setan namun mau kembali ke jalan Islam dengan bertaubat, maka Allah Maha Bijaksana dan akan mengampuninya dan menunjukinya selalu di jalan yang lurus, seperti yang terjadi pada manusia pertama, bapak semua manusia, yakni Adam alaihissalam. Namun jika tergelincir karena menikmati penyimpangan atau maksiat seperti berbagai prilaku Bani Israel atau karena kesombongan dan gengsi seperti yang terjadi pada Iblis, maka Allah akan memperlihatkan Kemahaperkasaan-Nya dengan membiarkan mereka yang tergelincir tersebut tetap berada dalam ketergelincirannya dan tidak akan memberi mereka petunjuk ke jalan Islam yang lurus.
Sebab itu, Allah menyeru orang-orang beriman dengan seruan penuh kasih sayang, namun tegas dan keras, agar selalu berada pada jalan Islam secara total dan menghindari jalan setan secara total pula, baik sebagai individu, jamaah, partai ataupun negara.
Seruan masuk kepada Islam secara total dan meninggalkan semua langkah setan mengisyaratkan sebuah tema yang amat besar, yakni percaturan antara Islam dengan jahiliyah dengan segala warna warninya. Sebab itu, tema tersebut mencakup semua umat manusia yang hidup sejak risalah Nabi Muhammad Saw diturunkan, atau persisnya sejak kedua ayat tersebut diturunkan sampai hari kiamat nanti. Sebab itu, tema tersebut bukan hanya menyangkut kelompok, jamaah atau partai-partai yang ada, melainkan untuk seluruh manusia di atas bumi ini.
Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang landasan berfikir yang harus kita bangun, alangkah baiknya kita meyimak uraian Sayyid Qutb dalam Fi Zhilalil Qur’an tentang ayat 208 dan 209 surat Al-Baqarah di atas sebagai berikut :
“Sesungguhnya itu adalah seruan untuk oarng-orang Mukmin dengan dasar keimanan. Mereka diseru dengan sifat/karakter yang amat mereka cintai dan sifat itu yang membuat mereka istimewa serta menyebabkan mereka tersambung dengan Allah, Dzat yang menyeru mereka. Sebuah seruan untuk orang-orang beriman agar mereka masuk Islam secara total”.
Pemahaman dasar Dakwah (Islam) ini ialah bahwa kaum Mukmin itu harus mampu menyerahkan diri kepada Allah dengan segala yang mereka miliki; diri mereka; dalam urusan kecil maupun besar. Mereka harus menyerahkannya dengan bulat sehingga tidak ada lagi, setelah penyerahan itu, sisa-sisa konsepsi atau perasaan, niat atau perbuatan, keinginan atau kebencian yang tidak tunduk kepada Allah dan tidak ridha (puas) terhadap hukum dan keputusan-Nya.
Penyerahan ketaatan yang penuh tsiqah (percaya), yang tenang dan ridha. Penyerahan itu kepada Tangan yang menggiring langkah mereka sedangkan mereka sangat percaya bahwa Tangan tersebut menginginkan kebaikan, nasehat dan jalan lurus bagi mereka. Mereka merasakan ketenangan dalam perjalanan di dunia ini yang sedang menuju tempat kembali di akhirat kelak.
Diarahkannya seruan tersebut kepada orang-orang beriman saat itu, menunjukkan bahwa saat itu masih ada jiwa-jiwa yang dihinggapi keragu-raguan dalam ketaatan mutlak dalam kondisi sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Merupakan suatu fenomena umum atau alami bahwa terdapat dalam Jama’ah Rasullah (jiwa-jiwa yang belum bisa taat mutlak) di samping jiwa-jiwa yang sudah tenang, percaya dan ridha. Karena ia adalah seruan yang diarahkan setiap saat kepada orang-orang beriman agar mereka ikhlas dan totalitas. Langkah-langkah dan orientasi mereka selaras dengan apa yang dimaui Allah bagi mereka serta sejalan pula dengan arah yang dibimbing oleh nabi dan agama mereka, tanpa mencla-mencle, ragu-ragu dan lirik sana-lirik sini.
Saat seorang Muslim menerima seruan itu dengan sepenuh hati, maka ia akan masuk ke dalam dunia ini semuanya ketentraman dan semuanya keselamatan. Sebuah dunia yang semuanya tsiqah (trust) dan ketenangan. Semuanya ridha dan ketenangan di mana tidak ada lagi kebingungan dan kegelisahan… Tidak ada lagi keterusiran/marginal dan ketersesatan… Kedamaian bersama diri dan hati….Kedamaian bersama akal dan logika… Kedamaian bersama manusia dan semua mahkluk hidup… Kedamaian bersama alam semesta dan semua yang ada di dalamnya…. Kedamaian yang berkibar di lubuk hati yang dalam… Kedamaian yang menaungi kehidupan dan masyarakat dan kedamaian di bumi dan di langit.
Pertama kali yang dilimpahkan oleh kedamaian itu ke dalam hati ialah limpahan kebenaran konsepsi/gambaran terhadap Allah, Tuhan Penciptanya. Sebuah konsepsi yang cemerlang dan sederhana. Sesungguhnya Ia adalah Tuhan yang Esa di mana seorang Muslim berorientasi hanya kepada-Nya saja, yang akan membuat hatinya tenang. Sebab itu, ia tidak akan menempuh lagi jalan-jalan lain selain jalan-Nya. Tidak pula memiliki kiblat (direction) yang beragam. Tidak juga terlempar dari satu tuhan kepada tuhan-tuhan lain yang datang dari sana atau sini – sebagaimana halnya kehidupan manusia di zaman jahiliyah -. Sesungguhnya hanya Tuhan yang Esa yang menjadi tujuannya dengan penuh kepercayaan, ketenangan, kecemerlangan dan penuh kejelasan.
Ialah Tuhan yang Maha Adil dan Bijaksana. Kekuatan dan Kehendak-Nya cukup sebagai garansi dari menghadapi kezaliman, jebakan hawa nafsu dan kerugian. Bukah seperti tuhan-tuhan berhala jahiliyah yang memiliki dorongan ego dan syahwat. Sebab itu, seorang Muslim berlindung kepada Tuhan-nya dengan sandaran yanag amat kuat dimana ia mendapat keadilan, perawatan dan keamanan. Ialah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Pemberi nikmat, Pengampun dosa dan Penerima taubat. Setiap saat memperkenankan permintaan (doa) orang-orang yang tertindas dan melepaskan mereka dari keburukan. Seorang Muslim harus dapat merasakan rasa aman yang ramah dalam pangkuan-Nya. Merasa selamat, beruntung dan dikasihi bila ia lemah dan diampuni saat ia bertaubat.
Demikianlah seorang Muslim berjalan bersama sifat-sifat Tuhannya yang diperkenalkan Islam kepadanya. Sebab itu, ia menemukan pada semua sifat Allah tersebut apa yang membuat hatinya dan jiwanya tenang serta jaminan meraih pemeliharaan, penjagaan, kasih sayang, kemuliaan, imunitas, ketenangan dan ketentraman. Demikianlah hati seorang Muslim mendapatkan limpahan ketentraman dari kebenaran konsepsi hubungan antara hamba dengan Tuhan Penciptanya.”
Kemudian Sayyid Qutub menjelaskan : “ Keyakinan/ Iman pada akhirat memiliki peranan utama dalam melimpahkan ketentraman pada jiwa seorang Mukmin dan dunianya. Ia juga mampu mengusir kegelisahan, kemurkaan dan putus asa.
Sesungguhnya perhitungan akhir bukanlah di atas bumi (dunia) ini dan balasan yang sempurna bukan pula dalam kehidupan yang fana ini. Sesungguhnya perhitungan akhir adalah di sana (akhirat). Keadilan mutlak akan terjamin dalam perhitungan akhir itu. Sebab itu, tidak ada tempat menyesali kebaikan (dakwah) dan jihad di jalan-Nya jika tidak terealisasi dan tidak memperoleh imbalannya di atas bumi ini. Tidak perlu gelisah terhadap imbalan yang berdasarkan standar manusia jika tidak terpenuhi dalam kehidupan dunia fana ini. Sebab nanti akan disempurnakan dalam timbangan Allah. Tidak ada tempat putus asa terhadap keadilan bila keadilan itu telah dibagi-bagi ke dalam berbagai kepentingan dalam kehidupan yang fana ini. Keadilan itu pasti terlaksana dan Allah sama sekali tidak menghendaki keazaliman bagi hamba-Nya.
Keyakinan pada akhirat juga akan menjadi benteng penghalang bagi terjadinya percaturan/persaingan gila jahiliyah yang menginjak-injak nilai dan kehormatan, tanpa sedikitpun rasa malu. Di sana ada akhirat yang penuh pemberian dan kecukupan. Di sana ada ganti bagi apa yang luput semasa di dunia. Konsepsi ini dengan sendirinya melimpahkan rasa ketentraman dan keselamatan dalam perlombaan dan berkompetisi dan akan mencabut basa basi / performance / jaim terhadap gerakan para competitors serta akan meringankan beban biaya yang muncul dari perasaan yang mengira bahwa satru-satunya kesempatan yang ada hanyalah saat menjalani hidup yang pendek ini.
Pengetahuan seorang Mukmin akan tujuan keberadaan manusia ini adalah ibadah dan ia diciptakan agar mengabdi hanya kepada Allah, maka tidak diragukan dengan sendirinya akan mengangkatnya ke ufuk yang penuh cahaya. Mengangkat perasaan dan hatinya. Mengangkat semua aktivitas dan amalnya dan membersihkan sarana dan prasarananya. Karena ia menginginkan ibadah dengan aktivitas, amal, kerja dan infaknya serta menginginkan ibadah dengan khilafahnya di muka bumi untuk merealisasikan manhaj Allah di atasnya, maka ia akan mengutamakan untuk tidak berkhianat, tidak berbuat maksiat, tidak menipu, memanipulasi, tidak melampaui batas, tidak berlaku sombong dan tidak menggunakan sarana dan prasarana yang kotor dan rendahan.
Demikian juga ia akan mengutamakan untuk tidak isti’jal (tergesa-gesa) dalam setiap marhalah (dakwah), tidak akan membuat jalan pintas, tidak akan melewati masalah sulit yang diciptakan sendiri. Ia akan mencapai tujuan ibadahnya dengan niat yang ikhlas dan ativitas yang serius dan kontinyu dalam batas-batas kemampuan. Kondisi sepeti ini mengharuskan jiwanya tidak ditimpa gejolak ketakutan yang berlebihan (paranoid) dan kerakusan (pada dunia) serta tidak dikuasai oleh kegelisahan dalam setiap marhalah (periode) perjalanannya. Yang demikian itu karena ia mengabdi pada Allah dalam setiap langkah. Ia merealisasikan tujuan keberadaannya dalam setiap lintasan pikiran dan hatinya dan ia menanjak ke arah yang tinggi menuju Allah dalam setiap aktivitas dan lapangan.
Perasaan seorang Mukmin bawa ia sedang berjalan bersama kekuasaan Allah dalam mentaati Allah untuk merealisasikan kehendak Allah… Yang ia peroleh dari perasaan tersebut dalam jiwanya ialah ketenangan dan ketentraman dalam meniti jalan (dakwah), tanpa ada kebingungan, kegelisahan dan sumpah serapah dalam menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan, tanpa putus asa dari pertolongan Alah dan bantuan-Nya dan tanpa takut terhadap melencengnya tujuan atau hilangnya balasan. Karena itu, ia merasakan ketentraman dalam jiwanya, bahkan dalam memerangi musuh-musuh Allah dan musuh-musuhnya, karena ia tidak memerangi mereka melainkan karena Allah, di jalan Allah, untuk meninggikan kalimat Allah dan bukan berperang karena kedudukan/pangkat, harta, nasionalisme, atau tujuan apa saja dalam bentuk tujuan duniawi lainnya.
Demikian pula ia merasakan bahwa ia berjalan berdasarkan sunnah (sistem) Allah bersama alam semesta. Kanun (aturan main) alam semesta juga kanunnya dan orientasi alam semesta juga orientasinya. Sebab itu dalam perjalanannya tidak berbenturan dan tidak pula bermusuhan dengan alam semesta. Tidak pula terjadi penghamburan dan pemborosan tenaga. Kekuatan alam semesta berhimpun dengan kekuatannya dan menggiringnya kepada cahaya yang dijadikannya pelita kehidupan. Orientasinya hanya kepada Allah bersama orientasi alam semesta menuju Allah.
Adapun biaya dan beban yang diwajibkan Islam terhadap seorang Muslim semuanya sesuai fitrah dan untuk membenahi fitrah (yang menyimpang). Biaya dan beban tersebut tidak akan pernah melebihi kekuatan dan potensi manusia dan tidak pula melupakan karakter manusia dan konstruksi tubuhnya. Tidak satupun kekuatan dari kekuatan manusia yang diabaikan yang tidak digunakan untuk bekerja, membangun dan meciptakan pertumbuhan. Tidak ada pula satupun kebutuhan manusia yang dilupakan baik kebutuhan jasmani maupun kebutuha ruhani. Tidak ada pula yang tidak dapat dipenuhi dalam kemudahan, tolerasni dan kemakmuran. Karena itu, ia tidak akan pernah bingung dan tidak pula gelisah dalam mengemban beban dan biaya itu. Ia akan memikul apa yang dipikulkan kepadanya dan meniti jalan menuju Allah dalam keadaan tenang, penuh spirit dan ketentraman.
Kemudian Sayyid Qutub melanjutkan : “ Inilah sebagian dari makna-makna “as-silm” (ketenangan dan keselamatan Islam) yang diisyaratkan ayat yang menyeru orang-orang beriman untuk masuk ke dalamnya secara total, agar mereka menyerahkan diri mereka secara total pula kepada Allah. Oleh sebab itu, tidak ada yang harus diharapkan kembali (imbalan) kepada diri mereka sedikitpun. Tidak ada jatah atau imbalan yang perlu kembali untuk kepentingan diri mereka. Semua dikembalikan kepada Allah dalam keadaan suka, tunduk dan penuh kepasrahan.
Makna “as-silm” seperti ini tidak akan dipahami dengan benar-benar paham oleh orang yang tidak mengerti bagaimana ia membuang kebingungan dan menghapus kegelisahan dalam diri yang tidak merasa tenang dengan iman (kepada Allah) dalam masyarakat yang tidak mengenal Islam, atau boleh jadi mereka mengenalnya akan tetapi kemudian mereka mengingkarinya dan kembali (murtad) kepada jahiliyah di bawah berbagai tema/simbol sepanjang masa. Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang sengsara dan bingung, kendati di tengah kebutuhan materi yang melimpah dan kemajuan peradaban materialismenya, serta memiliki semua faktor-faktor kemajuan dalam standar jahiliyah yang memiliki konsepsi yang sesat dan beragam.
Cukup bagi kita Swedia satu contoh dari apa yang terjadi di negara-negra Eropa sebagai negara yang diklaim sebagai negara maju di mana setiap individu mendapatkan sekitan 500 pound setiap tahun yang dianggarkan dari APBN. Setiap individu memperoleh jatah asuransi kesehatan yang dibayarkan dengan tunai dan pengobatan gratis yang diperoileh dari rumah sakit-rumah sakit pemerintah. Demikian pula dengan pendidikan yang gratis dalam semua tingkatannya bersama bantuan pakaian dan pinjaman bagi pelajar dan mahasiswa berprestasi. Ada lagi bantuan negara sekitar 300 pound sebagai bantuan pernikahan dalam rangka menjaga kelestarian berumah tangga. Dan banyak lagi yang lain berupa bukti kemakmuran ekonomi atau materi dan peradaban yang luar biasa…. Akan tetapi, apa yang terjadi di balik kemakmuran materi dan peradaban yang hatinya tercerabut dari iman kepada Allah?
Sesungguhnya masyarakat Swedia dan juga negeri Eropa lainnya adalah masyarakat yang terancam kepunahan. Keturunan semakin hari semakin berkurang disebabkan kekacauaan pergaulan antar jenis. Perceraian tercatat satu dari enam pernikahan disebabkan bebasnya berhubungan seks tanpa nikah, penampilan wanita yang seronok dan kebebasan pergaulan pria wanita. Generasi muda menyimpang karena mereka pencandu alkohol dan narkoba sebagai ganti dari spiritualitas, iman, ketenangan hati dengan akidah. Berbagai penyakit jiwa, saraf dan penyakit aneh lainnya sedang menerkam puluhan ribu jiwa manusia… Kemudian bunuh diri (tidak terhitung jumlahnya). Kondisi seperti ini juga sedang menimpa Amerika. Bahkan Rusia jauh lebih mengerikan.
Sesungguhnya itu adalah bentuk kesengsaraan yang ditetapkan (Allah) terhadap setiap hati yang terlepas kemanisan iman dan ketenangan akidah. Sebab itu, hati tersebut tidak merasakan rasa ketenangan Islam yang mana kaum Mukmin dipanggil untuk memasukinya secara total dan utuh agar mereka di dalamnya menikmati keamanan, naungan dan ketenangan. “Wahai orang-orang beriman! Masuklah kamu ke dalam ketenangan Islam secara total dan jangan sekali-kali kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu bagi kamu adalh musuh yang nyata”.
Mengapa Allah menyeru kaum Mukmin agar mereka memasuki Islam denga total? Pada waktu yang sama mengingatkan mereka agar tidak mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya tidak ada (dalam kehidupan ini) kecuali hanya dua orientasi; Masuk ke dalam Islam secara total, atau mengikuti langkah-langkah setan. Petunjuk atau kesesatan. Islam atau jahiliyah. Jalan Allah atau jalan setan. Petunjuk Allah atau tipudaya setan.
Dengan penjelasan yang tegas ini, seorang Muslim hendaklah menyadari sikap yang ia bangun. Oleh sebab itu jangalah mencla mencle dan jangan pula ragu serta kebingungan di antara jalan-jalan dan berbagai orientasi yang ada.
Sesungguhnya di sana tidak ada beberapa manhaj (the ways of life) bagi seorang Mukmin yang ia dapat memilih salah satu darinya, atau ia campur adukkan salah satunya dengan yang lain. Sungguh tidak…. Sesugguhnya orang yang tidak masuk ke dalam Islam dengan segala ajarannya, tidak bisa menyerahkan dirinya secara ikhlas kepada Allah dan syari’at-Nya, maka ia tidak akan bisa terlepas dari konsepsi lain atau manhaj lain atau sitem lain (selain konsepsi, manhaj dan sistem Allah). Ingatlah ia sedang meniti jalan setan dan bahkan bisa semua langkah setan.
Di sana tidak ada solusi (jalan) tengah. Tidak ada pula manhaj baina-baina (manhaj setengah hati/kemunafikan). Tidak pula strategi yang diambil setengah dari sini dan setengahnya dari sana. Sesungguhnya di sana hanya ada Hak atau Bathil, petunjuk atau kesesatan, Islam atau jahiliyah dan manhaj Allah atau tipudaya setan.
Allah menyeru kaum Mukmin sejak pertama kali agar masuk ke dalam Islam secara total dan mengingatkan mereka untuk kali berikutnya agar tidak mengikuti langkah-langkah setan. Seruan tersebut menggerakkan hati dan perasaan mereka dan melahirkan kewaspadaan - melalui peringatan Allah kepada mereka - terhadap permusuhan setan kepada mereka. Itulah permusuhan yang jelas dan nyata yang tidak mungkin dilupakan kecuali oleh orang yang lalai. Sedangkan kelalaian itu tidak mungkin ada bersama iman.”
Pembaca yang dirahmati Allah. Melalui uraian Sayyid Qutub di atas jelaslah bagi kita bahwa dalam kehidupan ini, khususnya kehidupan dakwah dan jihad dalam menuju Allah hanya ada dua manhaj dan jalan; manhaj dan jalan Allah atau manhaj dan jalan setan. Hanya ada dua cara dan strategi; cara dan strategi Allah atau cara dan strategi setan. Inilah landasan membangun pemikiran dalam tataran konsepsi, agar paradigma dan filosofi berfikir kita selalu berada dalam hidayah Allah yang lurus yang akan terefleksi selalu dalam sikap dan tingkah laku. Pada waktu yang sama kita terhindar dari tipu daya setan yang menyengsarakan dan mencelakakan kita di dunia dan di akhirat kelak. Wallahu A’lamu bish-shawab.
Thursday, April 9, 2009
MURSYID AM IKHWAN, PILIHANRAYA DI INDONESIA DAN KABINET BARU NAJIB
HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
9 APR
Mohon maaf kerana dalam beberapa hari selepas dari Bukit Gantang saya berhenti di Kuala Kangsar (bertemu Cek Ma-Ust Jamaluddin, Cikgu Zainal dan Mokhtar). Kemudian berhenti pula di kampung (Di Ipoh ada beberapa mesyuarat yang sangat bermakna buat masa depan ummah). Sepanjang perjalanan dari Taiping sehingga ke Ipoh saya berkesempatan berbincang panjang soal NGO dan peranannya dalam perubahan ummah bersama Nazri.
Pada hari ini rakyat Indonesia sibuk mengundi dan di KL Najib membentang kabinetnya..(tak sempat komen lagi.. yang jelas Khairi tidak tersenarai..??)
Senarai penuh barisan Kabinet baru
09/04/2009 4:23pm
KUALA LUMPUR 9 April - Berikut ialah senarai penuh barisan Kabinet baru yang diumumkan oleh Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak sebentar tadi.
PERDANA MENTERI : Datuk Seri Najib Tun Razak
TIMBALAN PERDANA MENTERI: Tan Sri Muhyiddin Yassin
JABATAN PERDANA MENTERI:
Menteri:
1. Tan Sri Dr Koh Tsu Koon (Hal Ehwal Perpaduan & Pengurusan Prestasi)
2. Datuk Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz (Hal Ehwal Perundangan dan Parlimen)
3. Tan Sri Nor Mohamed Yakcop (Unit Perancang Ekonomi)
4. Mejar Jeneral (B) Datuk Jamil Khir Baharom (Hal Ehwal Agama Islam)
Timbalan Menteri:
1. Datuk Liew Vui Keong
2. Datuk Dr. Mashitah Ibrahim
3. Datuk S.K. Devamany
4. Ahmad Maslan
5. T. Murugiah
KEMENTERIAN KEWANGAN:
Menteri: Datuk Seri Najib Tun Razak
Menteri II: Datuk Ahmad Husni Mohamad Hanadzlah
Timbalan Menteri:
1. Datuk Chor Chee Heung
2. Datuk Dr. Awang Adek Hussin
KEMENTERIAN PELAJARAN:
Menteri: Tan Sri Muhyiddin Yassin
Timbalan Menteri:
1. Datuk Dr Wee Ka Siong
2. Dr. Mohd Puad Zarkashi
KEMENTERIAN PENGANGKUTAN:
Menteri: Datuk Ong Tee Keat
Timbalan Menteri:
1. Datuk Abdul Rahim Bakri
KEMENTERIAN PERUSAHAAN, PERLADANGAN DAN KOMODITI:
Menteri: Tan Sri Bernard Dompok
Timbalan Menteri: Datuk Hamzah Zainudin
KEMENTERIAN DALAM NEGERI:
Menteri: Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein
Timbalan Menteri:
1. Datuk Wira Abu Seman Yusop
2. Jelaing anak Mersat
KEMENTERIAN PENERANGAN, KOMUNIKASI, KESENIAN DAN KEBUDAYAAN:
Menteri: Datuk Seri Utama Dr. Rais Yatim
Timbalan Menteri:
1. Datuk Joseph Salang Gandum
2. Senator Heng Seai Kie
KEMENTERIAN TENAGA, TEKNOLOGI HIJAU DAN AIR:
Menteri: Datuk Peter Chin Fah Kui
Timbalan Menteri: Noriah Kasnon
KEMENTERIAN KEMAJUAN LUAR BANDAR DAN WILAYAH:
Menteri: Datuk Seri Shafie Apdal
Timbalan Menteri:
1. Datuk Hassan Malek
2. Datuk Joseph Entulu anak Belaun
KEMENTERIAN PENGAJIAN TINGGI:
Menteri: Datuk Seri Mohd Khaled Nordin
Timbalan Menteri:
1. Datuk Dr. Hou Kok Chung
2. Datuk Saifuddin Abdullah
KEMENTERIAN PERDAGANGAN ANTARABANGSA DAN INDUSTRI:
Menteri: Datuk Mustapa Mohamed
Timbalan Menteri:
1. Datuk Mukhriz Mahathir
2. Datuk Jacob Dungau Sagan
KEMENTERIAN SAINS, TEKNOLOGI DAN INNOVASI:
Menteri: Datuk Dr. Maximus Ongkili
Timbalan Menteri: Fadillah Yusof
KEMENTERIAN SUMBER ASLI DAN ALAM SEKITAR:
Menteri: Datuk Douglas Uggah Embas
Timbalan Menteri: Tan Sri Joseph Kurup
KEMENTERIAN PELANCONGAN:
Menteri: Datuk Ng Yen Yen
Timbalan Menteri: Datuk Seri Sulaiman Abdul Rahman Abdul Taib
KEMENTERIAN PERTANIAN DAN INDUSTRI ASAS TANI:
Menteri: Datuk Noh Omar
Timbalan Menteri:
1. Datuk Johari Baharum
2. Datuk Rohani Abdul Karim
KEMENTERIAN PERTAHANAN:
Menteri: Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi
Timbalan Menteri: Datuk Dr Abdul Latiff Ahmad
KEMENTERIAN KERJA RAYA:
Menteri: Datuk Shaziman Abu Mansor
Timbalan Menteri: Datuk Yong Khoon Seng
KEMENTERIAN KESIHATAN:
Menteri: Datuk Liow Tiong Lai
Timbalan Menteri: Datuk Rosnah Rashid Shirlin
KEMENTERIAN BELIA DAN SUKAN:
Menteri: Datuk Ahmad Shabery Cheek
Timbalan Menteri:
1. Datuk Razali Ibrahim
2. Wee Jeck Seng
KEMENTERIAN SUMBER MANUSIA:
Menteri: Datuk Dr S.Subramaniam
Timbalan: Datuk Maznah Mazlan
KEMENTEIAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI DAN HAL EHWAL PENGGUNA:
Menteri: Datuk Ismail Sabri Yaakob
Timbalan Menteri: Datuk Tan Lian Hoe
KEMENTERIAN PERUMAHAN DAN KERAJAAN TEMPATAN:
Menteri: Datuk Kong Cho Ha
Timbalan Menteri: Datuk Lajim Ukin
KEMENTERIAN PEMBANGUNAN WANITA, KELUARGA DAN MASYARAKAT:
Menteri: Datuk Seri Sharizat Jalil
Timbalan Menteri: Datin Paduka Chew Mei Fun
KEMENTERIAN LUAR:
Menteri: Datuk Anifah Aman
Timbalan Menteri:
1. A. Kohilan Pillay
2. Datuk Lee Chee Leong
KEMENTERIAN WILAYAH PERSEKUTUAN:
Menteri: Datuk Raja Nong Chik Raja Zainal Abidin
Timbalan Menteri: Datuk M. Saravanan
HR9808: Saya melihat ada beberapa unsur penting yang seharusnya parti di Malaysia mengambil iktibar dari PKS terutama pendekatan politik sihat yang mereka bawakan. Bukan bermakna saya terlalu taksub kepada PKS tetapi faktur rela yang mampu mereka bawakan di tengah rakyat Indonesia amat memeranjatkan tokoh veteran. Sama keadaannya dengan pendekatan PR sekarang dan tidak mustahil di PRU 13 UMNO akan menjadi parti kecil yang hilang wibawa di persada politik Malaysia. Faktur terpenting kegagalan UMNO ialah EGO politik yang mereka anuti. Sama seperti GOLKAR dan PDIP di Indonesia yang terlalu ego untuk membawa perubahan. Rakyat mahu melihat bukti dan merasai bukti tersebut terlaksana bagi kebajikan mereka. Selagi style UMNO seperti gengster maka alamat ghuyublah ...maassalamah..!!!
PKS Sambut Baik Hasil Quick Count
By Republika NewsroomKamis, 09 April 2009 pukul 19:25:00
JAKARTA—DPP PKS menyambut baik hasil penghitungan suara Pemilu Legislatif yang dilakukan dengan metode quick count (hitung cepat, red).Menurut Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional DPP PKS, Mahfudz Siddiq, hitung cepat yang diselenggarakan sejumlah lembaga survei memiliki kesamaan dengan hasil real count di pusat tabulasi nasional PKS. Berdasarkan hitung cepat dan real count PKS, lanjut Mahfudz, suara PKS sampai Kamis (9/4) petang berada pada kisaran delapan sampai 10 persen.Terlepas dari persentase perolehan suara PKS, kata Mahfudz, Pemilu Legislatif 2009 menunjukkan preferensi pemilih terhadap partai-partai reformis yang lahir pasca 1998. “Dari semua partai-partai lama, hanya PKS dan Demokrat yang menunjukkan kenaikan perolehan suara, sementara yang lainnya turun,” ujar Mahfudz.Tren kenaikan suara PKS dan Demokrat, lanjut Mahfudz, mengisyaratkan Pemilu 2009 membuka ruang politik yang lebih besar kepada partai-partai orde reformasi seperti PKS dan Demokrat untuk memperbesar peran kepemimpinan dan perubahan.Dalam konteks koalisi antarparpol, Mahfudz berpendapat, sangat baik untuk menggabungkan partai yang mendapatkan preferensi tinggi dari masyarakat pemilih. “Artinya, sangat mungkin terjadi koalisi PKS dan Demokrat. Masyarakat kan tahu mana partai yang lahir di era reformasi dan mana partai orde baru.”Walaupun demikian, Mahfudz menambahkan, PKS memprihatinkan menurunnya tingkat partisipasi pemilih yang datang ke TPS-TPS dan maraknya praktik pelanggaran pidana pemilu yang dilakukan caleg-caleg pada masa tenang. “Hal-hal semacam ini untuk dievaluasi dalam pilpres dan pemilu-pemilu selanjutnya,” tandas Mahfudz. - ade/ahi
HR9808: Bila politik menjadi hadaf utama maka hilanglah segala nilai dakwah..Inilah yang kita bimbangkan kerana ianya boleh merosakkan amal kita semua terutama para pejuang. Peristiwa di Bukit Gantang dan Bukit Selambau amat jelas menunjukkan betapa dahsyatnya kerosakan pemahaman ummah tentang politik. Penyokong UMNO khasnya telah hanyut terbawa fahaman nasionalis sesat hingga tidak lagi ada nilai ibadah di dalam perjuangannya. Sila fahami pesan di bawah...
Fathuddin Jafar, MA
Partai Allah vs Partai Setan Dalam Al-Qur'an
Selasa, 07/04/2009 09:46 WIB
Hiruk pikuk kampanye puluhan partai peserta Pemilu legislatif 2009 sudah berakhir. Tak kurang dari 200 trilyun rupiah sudah dihamburkan. Berbagai acara untuk menarik dan merayu para calon pemilih sudah pula dilakukan.
Hiruk pikuk kampanye puluhan partai peserta Pemilu legislatif 2009 sudah berakhir. Tak kurang dari 200 trilityun rupiah sudah dihamburkan. Berbagai acara untuk menarik dan merayu para calon pemilih sudah pula di lakukan.
Sejak dari pemasangan jutaan spanduk, kaos, brosur, baliho, iklan media cetak dan elektronik dan bahkan menampilkan penyanyi-penyanyi wanita erotis setengah telanjang di hadapan ribuan simpatisan. Seakan semua cara sudah dihalalkan.
Yang lebih ironis lagi, partai-partai yang berbau Islampun tak terlepas dari acara hura-hura dan maksiat itu. Hampir tidak ada partai yang tidak menampilkan musik dangdut atau grup band dalam acara kampanye, khususnya kampanye terbuka, termasuk partai yang menamakan dirinya partai dakwah sekalipun.
Dalam peristiwa Pemilu 2009 kali ini yang mereka namakan dengan Pesta Demokrasi, sebanyak 1.624.324 caleg untuk DPR, DPD, Provinsi dan Kabupaten/Kota bersaing merebutkan 18.480 kursi yang tersedia. Artinya, hanya 1.13 % dari mereka yang akan menjadi anggota legislatif periode 2009 – 2014. Sisanya, 98,87 % atau sekitar 1.605.844 orang dipastikan gagal menduduki kursi-kursi empuk tersebut.
Melihat dahsyatnya persaingan di antara mereka dan besarnya jumlah dana yang telah mereka habiskan dan bahkan ada yang menjual rumah dan sebagainya, ditambah lagi dengan besarnya gejolak syahwat kekuasaan yang mendorong sebagaian besar mereka untuk menduduki kursi Dewan, maka berdasarkan nasehat para ahli jiwa, berbagai RS Jiwa telah menyiapkan diri untuk menerima limpahan pasien pasca Pemilu 2009 pada 9 April yang akan datang. Jika prediksi para ahli jiwa tersebut benar-benar terjadi, barangkali ini adalah peristiwa korban demokrasi pertama di dunia yang paling besar.
Sebelum acara pesta demokrasi (maksiat) tersebut dimulai, umat Islam Indonesia dihebohkan pula oleh fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) terkait haramnya golput (golongan putih alias tidak ikut pemilu). Fatwa tersebut juga telah menimbulkan prokontra di kalangan umat Islam Indonesia. Semoga prokontra tersebut tidak menambah perpecahan dalam tubuh umat Islam yang sudah terpecah belah menjadi berbagai kelompok (jamaah), aliran dan partai sejak lebih dari 50 tahun lalu.
Tulisan ini tidak fokus mengomentari Pemilu dan fatwa MUI tersebut. Namun akan membahas sebuah tema yang lebih besar dan lebih fundamental dari masalah Pemilu dan fatwa MUI itu, yakni masalah Partai dan hal-hal yang terkait dengannya. Pemilu hanya salah satu aktivitas utama sebuah partai. Tanpa partai-partai Pemilu dalam pengertian di atas tidak akan ada. Pemilu itu hanya sebuah aksi atau aktivitas yang dilakukan oleh partai-partai. Sama halnya dengan shalat jamaah, kalau bisa dimisalkan. Shalat jamaah adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh para pelakunya di sebuah tempat bernama masjid, mushalla, atau tempat lainnya.
Membahas masalah shalat berjamaah tidak banyak manfaatnya jika sebelumnya tidak membahas masalah tempat shalatnya dan para jamaah yang melaksanakannya. Sebab, bagaimanapun ramai dan khusyuknya shalat jamaah jika tempat shalatnya tidak suci dari najis dan para jamaah yang shalat tidak suci dari hadats dan najis serta tidak menghadap kiblat, tidak menutup aurat dan sebagainya maka shalat jamaah tersebut tidak akan bernilai di mata Allah. Sebab itu, mendiskusikan masalah partai jauh lebih penting dan lebih utama sebelum membahas masalah Pemilu itu sendiri.
Manhaj Tafkir Islami
Dalam Manhaj Tafkir Islami (Metodologi Berfikir Islam), bahwa setiap amal perbuatan yang baik, betapapun besar nilainya, seperti rukun Islam yang lima dan Jihad fi sabilillah dan betapapun besar peranannya dalam kehidupan, seperti pemerintahan dan kepemimpinan, ia harus memenuhi syarat dan rukunnya. Para ulama Fiqih (Hukum Islam) mendefinisikan syarat ialah sesuatu yang menjadikan suatu perbuatan/amal itu sah, tapi ia (sayarat) itu bukan bagian dari perbuatan tersebut. Wudhuk misalnya, ia bukan bagian dari shalat, akan tetapi tanpa wudhuk, shalat tidak akan sah. Adapun rukun ialah, tanpa ia suatu perbuatan itu tidak sah, sedangkan rukun itu bagian dari perbuatan itu sendirinya. Rukuk misalnya, ia adalah rukun shalat dan sekaligus rukuk itu bagian dari shalat itu sendiri. Hal tersebut juga berlaku bagi sebuah aktivitas yang benama Pemilu yang dilaksanakan atau diikuti oleh suatu partai dan para anggotanya.
Bagi seorang Muslim, apapun bentuk aktivitas dan amal perbuatannya harus dilandasi oleh cara pandang Islam atau dengan kata lain, haruslah sesuai dengan konsep Islam. Untuk menilai sesuatu itu sesuai atau tidak dengan konsep Islam, maka metodologi Islam terkait ketentuan syarat dan rukun harus diterapkan. Syarat dan rukun itu harus pula mengacu kepada sumber utama ajaran Islam, yakni Al-Qu’an, dan Sunnah Rasul Saw. Kalau tidak, hanya akan menjadi amal perbuatan yang laghwi (sia-sia), dan bahkan bisa menjadi maksiat (dosa) yang akan menyebabkan pelakunya masuk neraka, jika dia menyandarkan sesuatu amal atau perkatanannya atau pendapatnya kepada Allah dan Rasul-Nya yang tidak pernah dikatakan atau dianjurkan Allah dan Rasul-Nya, seperti yang dijelaskan Nabi Muhmmad saw dalam hadist berikut :
مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada dasarnya dari kami, maka amal tersebut ditolak” (HR. Muslim)
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Siapa yang mengada-ada terhadap saya dengan sengaja, maka berarti dia dengan sengaja menyiapkan tempat tinggalnya di neraka”. (HR. Muslim)
Hal penting lain yang dapat dipahami dari kedua hadits Rasul Saw di atas, bahwa tidak ada satupun perbuatan, termasuk pendapat dan perkataan seorang Muslim, demikian juga manusia lain, yang terlepas dari pertanggung jawaban akhirat. Oleh sebab itu, mengetahui sah atau tidaknya dan benar atau salahnya suatu perbuatan menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu keniscayaan.
Partai dalam Al-Qur’an
Dalam bahasa Arab, partai adalah Hizb (حزب). Dalam Al-Qur’an kata Hizb terdapat tujuh kali dalam bentuk tunggal (حزب), yakni dalam surat Al-Maidah : 56, Al-Mukminun : 53, Ar-Rum : 32 dan Al-Mujadilah : 19 (dua kali) dan 21 (dua kali). Sepuluh kali dalam bentuk jamak; Ahzab (أحزاب), yakni surat Hud : 17, Ar-Ro’du : 36, Mayam : 37, Al-Ahzab : 20 (dua kali) dan 22, Shad : 11 dan 12, Ghafir : 30 dan Az-Zukhruf : 65.
Yang menarik ialah, dari sepuluh kali sebutan kata Ahzab (الأحزاب) / partai-partai semua konotasinya negatif. Dalam surat Hud : 17, kata الأحزاب berarti al-milal (agama-agama/aliran-aliran sesat). Dalam surat Ar-Ro’du : 36 berarti thawa-if (kelompok-kelompok pembangkang). Dalam surat Al-Ahzab : 20 dan 22 berarti pasukan kafir multi nasional yang hendak menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah. Dalam surat Shad : 11, berarti para pemilik kekuatan, harta dan anak / pengikut yang banyak yang membangkang kepada Allah. Sedangkan dalam surat Az-Zukhruf : 65 الأحزاب berarti kelompok-kelompok sempalan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Yang lebih menarik lagi untuk dicermati secara mendalam ialah kata حزب dalam bentuk tunggal dalam Al-Qur’an. Sebagaimana yang dijelaskan terdapat tujuh kali sebutan Hizb / حزب (dalam bentuk tunggal). Dari ketujuh kali sebutan tersebut terdapat dua kali dalam bentuk nakirah (umum/tidak definitif), yakni dalam surat Al-Mukminun : 53 dan Ar-Rum : 32. Keduanya berkonotasi negatif, yakni memecah belah agama menjadi beberapa pecahan seperti beriman sebagain dan kafir pada sebagian lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Adapun selain yang disebutkan di atas, terdapat lima kali sebutan حزب (dalam bentuk tunggal) yang diidhofatkan (menjadi kata majemuk). Dua kali diidhofatkan kepada Setan, Hizbusy-Syaithan (حزب الشيطان), yakni dalam surat Al-Mujadilah : 19. Sedangkan tiga sebutan lainnya diidhoftkan dengan kata Allah, yakni Hizbullah (حزب الله) seperti yang terdapat pada surat Al-Maidah : 56 dan surat Al-Mujadilah ayat 22.
Dari uraian dan penelusuran terhadap ayat-ayat yang bebicara terkait kata Hizb / partai, baik dalam bentuk tunggal, jamak, umum (nakirah) maupun yang diidhofatkan sehingga menjadi ma’rifah (defenitif), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Semu pembicaraan Allah dalam Al-Qur;an yang terkait dengan Hizb dalam bentuk jamak (الأحزاب ) adalah berkonotasi negatif.
Semua ayat yang membahas masalah Hizb dalam bentuk tunggal yang umum dan yang definitive adalah negatif, kecuali yang diidhofatkan kepada Allah (حزب الله) .
Setiap kata Hizb yang diidhofatkan hanya bermakan dua; Hizbullah (حزب الله) atau Hizbusy-syaithan (حزب الشيطان).
Berdasarkan keterangan ayat-ayat yang disebutkan di atas, maka pada hakikatnya partai itu hanya terbagi dua; Partai Allah dan Partai Setan.
Kriteria Partai Allah
Bicara masalah kriteria Partai tidak bisa terlepas dari pembicaraan kriteria para pemimpin, anggota dan aktivis partai itu sendiri yang menjadi aktor di dalamnya. Demikian juga dengan Partai Allah dan Partai Setan harus terkait dengan kriteria para pemimpin dan dan pengikutnya. Kriterianya banyak sekali dan tidak mungkin dibahas dalam tulisan pendek ini. Dalam kesempatan ini, pembahasan kriteria Partai Allah yang mencakup kriteria orang-orang yang terlibat di dalamnya, khususnya para pemimpin dan anggotanya, terfokus kepada ayat-ayat yang terkait langsung dengan kata Hizbullah (حزب الله) dalam Al-Qur’an. Di antaranya dalam urat Al-Maidah ayat 54 – 57 dan surat Al-Mujadilah ayat 22. Di antara kriteria Partai Allah adalah :
Mendapat kasih sayang Allah
Mencintai Allah
Low profile terhadak kaum Mukminin
Berani bersikap tegas terhadap orang-orang kafir
Berjihad (dengan harta dan jiwa) di jalan Allah
Tidak takut celaan orang-orang yang mencela atau berani menyuarakan dan mengatakan al-haq (kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, apapun resikonya. (Ibnu Katsir) termasuk di hadapan penguasa yang zalim.
Memberikan loyalitas penuh hanya kepada Allah, Rasul Muhammad Saw dan kaum Mukminin.
Tidak mengangkat pemimpin orang-orang yang memperolok-olokan dan memermainkan agama Allah dari kaum Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang kafir lainnya.
Bertaqwa kepada Allah dengan mengerjakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Tidak berkasih sayang apalagi berkolaborasi atau musyarokah dengan orang-orang yang menentang (hukum) Allah dan Rasul-Nya, kendati mereka adalah bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara kandung dan keluarga mereka sendiri.
Memfokuskan aktivitas dan kehidupan untuk meraih kemenangan akhirat, yaitu kerdhaan Allah dan masuk syuga Allah.
Yang menarik perhatian kita dari beberapa ayat yang terkait langsung dengan kriteria Partai Allah di atas ialah bahwa Allah terlibat langsung memantapkan keimanan mereka, menolong merkea di dunia lewat para malaikatnya dan memastikan mereka masuk syurga serta meraih keridhaan-Nya. Itulah yang dianggap Allah sebagai kemenangan hakiki.
Kriteria Partai Setan
Kriteria Partai Setan, para pemimpin dan pengikutnya juga cukup banyak. Dalam kesempatan ini, hanya akan diuraikan berdasarkan ayat-ayat yang terkait dengan partai berkonotasi negatif dan setan. Di antaranya seperti yang disebutkan Allah dal surat Al-Mukminun : 53-56, Ar-Rum : 29 - 32 dan Al-Mujadilah : 14 – 20. Di antara krteria Partai Setan itu ialah :
Memecah belah agama Alah dengan cara mengimani sebagian dan mengingkari sebagian lain atau memecah belah umat dengan berkelompok-kelompok atau berpartai partai dan setiap kelompk/partai bangga dengan kelompok/partai masing-masing.
Tertipu diri dan bangga dengan harta dan anak-anak (pengikut).
Mengikuti hawa nafsu sehingga hawa nafsu yang dijadikan petunjuk hidup.
Tidak mengikuti fitrah yang pada dasarnya cenderung kepada agama Allah.
Tidak mau mempelajari dan menerapkan agama Allah (Islam) dalam kehidupan.
Tidak mau kemabali kepada Allah dan tidak bertaqwa kepada-Nya serta melaliakan salat.
Mengangkat pemimpin orang-orang yang dimurkai Allah.
Suka bersumpah atau bersaksi dengan bohong dan suka berbuat kejahatan, termasuk KKN.
Menjadikan sumpah sebagai tameng.
Melarang manusia dari jalan Allah dan menerapkan hukum Allah.
Mereka menduga dengan harta yang melimpah dan anak yang banyak akan mampu menghalang mereka dari azab Allah, khususnya azab neraka.
Mereka menduga berada pada jalan yang benar.
Tergoda oleh setan sehingga lupa mengingat Allah.
Suka menantang ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Dari beberapa ayat yang terkait dengan kriteria Partai Setan tersebut ada hal yang sangat menarik yakni, Allah menjamin para pengikutnya, baik pemimpin maupun anggota dan simpatisannya akan medapatkan kehinaan di dunia dan azab Allah di akhirat kelak.
Kesimpulan
Dari pemaparan beberapa ayat tersebut di atas yang terkait dengan Hizb (حزب) baik dalam bentuk tunggal, jamak, nakirah (tidak definitif) maupun ma’rifah (definitif) dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dalam Al-Qur’an, masalah partai adalah masalah besar dan fundamental. Sebab itu aktivitas partai, termasuk mengikuti Pemilu baik dalam memilih para anggota legislatif maupun pemimpin suatu negara (presiden) atau kepala daerah (gubernur dan wakikota/bupati) hanya akan bermanfaat jika masalah partai terlebih dulu dapat diselesaikan. Kalau tidak, hanya akan menjadi hal yang sia-sia dan bahkan bisa menjadi maksiat yang akan menyebabkan Allah murka dan memasukkan para pelakunya ke dalam neraka.
Partai yang memenuhi kriteria Hizbullah disebut dengan Partai Allah atau Partai Islam, kendatipun tidak menamakannya dengan Hizbullah. Sedangkan partai yang memenuhi kriteria Hizbusyyaithan, berarti partai tersebut bukan Parati Allah atau Partai Islam kendatipun namanya Hizbullah atau partai Islam dan kendatipun para pemimpin dan pengikutnya mengklaim Partai Islam atau partai Dakwah Islam.
Sebab itu, dimata Allah, partai itu hanya dua, yakni Partai Allah dan Partai Setan.
Partai Allah atau Partai Islam ialah yang melandasi semua aktivitasnya berdasarkan ajaran Islam secara komprehensif, bukan hanya politik praktis, dapat diuji kebenarannya melalu metodolgi Islam yang benar, bukan hanya klaim belaka, tanpa takut dan khawatir akan bebagai tantangan dan resiko yang harus dihadapi dan tidak meniru cara-cara atau langkah-langkah setan dalam menjalankan semua aktivitasnya. Tujuannyapun jelas, yakni menggapai ridha dan syurga Allah, bukan kekuasaan di dunia, apalagi dalam kondisi pendukungnya masih sedikit dan SDM-nya dalam berbagai lapangan masih lemah. Kemenangan dunia dalam bentuk kekuasaan tidak ada kaitannya dengan kemenangan dakwah jika hukum yang dipakai dan ditegakkan dalam pemerintahan masih saja hukum jahiliyah, mayoritas masyarakatnya masih anti terhadap Islam, dan keadilan Islam belum bisa ditegakkan. Kalau ada yang mengklaim hal tersebut, ketahuilah itu adalah sebuah propaganda kebohongan para pemabuk kekuasaan serta kenikmatan dunia yang sedikit dan menipu itu. Selain dari Partai Allah itu adalah Partai Setan, apapun bentuk dan namanya serta siapapun pemimpin dan pengikutnya.
Partai Allah adalah partai yang menyadari ghoyah / tujuan keberadaannya adalah ibadah kepada Allah. Sebab itu urusannya akan terangkat ke ufuk yang lebih tinggi yang penuh cahaya. Demikian pula halnya dengan intelektualitasnya, perasaannya, dan semua aktivitasnya bersih dari berbagai kekotoran yang dilakukan oleh Partai Setan. Karena semua aktivitasnya diharapkan bernilai ibadah dengan menjaga eksistensinya sebagai khalifah Allah dan berkeinginan kuat menegakkan manhaj Allah di muka bumi, maka labih aula baginya untuk tidak melakukan keobohongan, tipuan, kemungkaran, laghwi, kesombongan serta tidak meggunakan cara-cara dan alat yang kotor, rendahan dan najis sebagaimana yang dilakukan oleh Partai Setan.
Partai Allah adalah partai yang tidak isti’jal (tergesa-gesa) ingin memetik buah sebelum waktunya, tidak menciptakan jalan sulit dan mendaki untuk dirinya. Yang terpenting tujuan ibadah dengan berbagai aktivitasnya yang diklaksanakan secara kontinyu tercapai dan dilakuakn dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah beradasarkan kapasitas dan daya dukung yang ada agar terhindar dari kondisi besar pasak dari tiang dan nafsu besar tenaga kurang. Untuk mencapai kondisi seperti itu, nafsu syahwat terhadap harta dan kedudukan harus mampu dikerangkeng kuat-kuat. Rasa takut dan khawatir harus bisa dibuang jauh-jauh dari dalam diri dalam semua marhalah yang harus dilewati. Kenapa harus rakus dan tamak terhadap dunia? Kenapa harus khawatir dan paranoid dalam menjalankan ibadah kepada Allah? Padahal setiap detik dan waktu merasakan rengkuhan tangan dan kasih sayang Allah.
Partai Allah adalah yang memahami sunnatullah dalam perubahan sosial, di samping memahami syariat Allah dan sunnah Rasulullah yang tertulis dan menjadi acuan moral dan teknis operasional kehidupan. Itu yang dilakukan Rasulullah Saw. Rasulullah sadar betul bahwa perubahan sosial itu tidak akan pernah terjadi hanya dengan menguasai pucuk kepemimpinan suatu masyarakat atau negara sekalipun, jika masyarakatnya belum bisa menerima kehadiran manhaj Allah dalam mengatur aturan main kehidupan dengan segala tingkatannya. Negosiasi para petinggi Partai Setan di Makkah agar Rasulullah menerima kepemimpinan tertinggi, harta yang melimpah dan istri yang paling cantik saat itu ditolak mentah-mentah oleh Beliau sambil berkata : Demi Allah, jika kalian mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan meninggalkan urusan (dakwah) ini. Demikian pula halnya bahwa perubahan sosial itu tidak akan pernaha terjadi hanya dengan mengejar kuatntitas dan bukan kualitas.
Sebab itu, Partai Islam adalah partai yang mencontoh Rasul Saw di mana dakwah dengan pengertian yang benar dan disertai dengan aktivitas yang komprehensif yang menjadi panglima. Bukan politik praktis yang menjadi panglima dan menjadi segala tumpuan harapan. Apalagi politik praktis itu dijadikan jalan tol pragmatisme para elitnya. Jika hal tersebut yang terjadi, ketahuilah partai tersebut sedang menuju kehancuran dan sedang menggali lubang kuburnya sendiri karena sudah dapat dipastikan akan melanggar, meninggalkan dan meremehkan berbagai ajaran Islam yang fundamental alias mengikuti langkah-langkah setan. Karena dalam hidup ini Allah telah gariskan hanya ada dua jalan, jalan Allah/ Islam atau jalan setan.
Partai Islam adalah partai yang menjadikan ikatan akidah atau iman sebagai ikatan utama dan terutama, tanpa melihat warna kulit, status sosial, kontribusi harta, keturunan, bahasa dan suku. Semua kerjasama (taawun) yang dibangun dengan siapaun dan kelompok manapun harus mengacu kepada pakem akidah dan aturan main Islam, apalagi dalam memilih pemimpin negara dan pemerintahan lainnya. Lain halnya dengan Partai Setan, akidah, syariaah dan akhlak tidak menjadi ketentuan. Yang penting baginya adalah kepentingan. Warna warni ideologi tidak menjadi perkara selama menguntungkan elite dan grupnya dari sisi dunia.
Partai Islam adalah partai yang memiliki visi dan misi seperti yang diucapkan salah seorang sahabat bernama Rib’i ibnu ‘Amir saat berhadap-hadapan dan bernegosiasi dengan penguasa Persia yang bernama Rustum. Saat menuju ruang kerja (duduk-duduk) sang penguasa, yang dihampari karpet merah yang berkualitas terbaik di dunia saat itu, Rib’i merobek-robek dengan pedangnya sehingga membuat murka prajurit yang sedang bertugas menjaga sang penguasa. Saat ditanya siapa yang mengutus pasukan Islam ke sana dan apa tujuannya, Rib’i menjelaskannya dengan enteng dan terus terang : “Kami diutus Allah kemari dengan misi : - Membebaskan manusia dari mengabdi kepada sesama manusia dan hanya mengabdi kepada Allah Ta’ala. - Menyelamatkan mereka dari kejahatan berbagai ideologi, pemikiran dan konsep dengan keadilan Islam. - Menyelamatkan manusia dari kesempitan (teritorial dan kehdupan) dunia kepada kelapangan dunia dan kelapangan akhirat (masuk syurga).
Sebab itu, partai Allah tidak akan pernah dapat bekerjasama dengan Partai Setan dalam menegakkan hukum dan ajaran Allah. Hal tersebut disebabkan visi dan misi yang berseberangan 180 derajat. Partai Allah menuju keridhaan dan syurga-Nya. Sedangkan Partai Setan menjemput murka dan neraka Allah. Lalu bagaimana jika di antara keduanya bergandeng tangan, apalagi dengan agenda-agenda yang tidak sesuai dengan tujuan Islam, baik yang tersembunyi mapun yang terang-terangan, ketahuilah telah terjadi pencampuran antara Al-Haq dengan Al-Bathil yanag sangat dilarang Allah. Sebab itu, harus segera ditinggalkan, jika nasehat dan peringatan sudah diabaikan.
Saudaraku yang dirahmati Allah. Sebelum melangkah dan berbuat lebih jauh, fikirkanlah masak-masak apakah langkah dan perbuatan itu akan membawa kita bergabung ke dalam Partai Allah atau justru ke dalam Partai Setan. Semoga Allah selalu mejaga kita dari godaan dan tipu daya setan, la’natullahi ‘alih, baik dari kalangan jin maupun manusia. Amin. Wallahu a’lamu bish-showab.
HR9808: Alangkah indahnya jika kaedah berorganisasi seperti IKhwan Muslimin dapat diterapkan di dalam perjuangan ummah. Inilah model organisasi bertaraf dunia yang dicintai penyokongnya dan digeruni musuhnya di seluruh dunia. Ianya bermula dari setitik keikhlasan, kefahaman yang mendalam dan komitmen yang istiqamah sejak dari kejatuhan Khilafah Islamiyah
Pengganti Mursyid Am al-Ikhwan al-Muslimun Kemungkinan dari luar Mesir?
Kamis, 09/04/2009 06:36 WIB
Mursyid Am Jama'ah al-Ikhwan al-Muslimun, Muhammad Mahdi Akif menyatakan bahwa diriya akan lengser dalam waktu dekat ini. Pucuk pimpinan tertinggi IM itu juga menegaskan, jika bakal calon pengganti dirinya bisa jadi bukan berasal dari Mesir.
Akif menerangkan, yang jelas, pemimpin yang kelak bakal menggantikan dirinya itu terlebih dahulu dipilih oleh rapat khusus dewan Majlis Syuro IM dari seluruh dunia, sekaligus diputuskan oleh dewan tertinggi IM itu.
"Pengganti saya bisa jadi bukan berasal dari Mesir. Yang jelas, ia nanti akan dipilih dan diputuskan oleh rapat akbar Dewan Syuro IM," terang Akif kepada harian berbahasa Arab al-Quds al-Arabi (7/4).
Dewan Syuro itu sendiri beranggotakan 130 orang, yang terdiri dari 90 anggota dari Mesir, dan 40 anggota dari luar Mesir. Merekalah yang nantinya akan memilih Mursyid Am IM dengan jalan musyawarah.
Terkait kemungkinan calon penggantinya bukan berasal dari Mesir, Akif menyatakan jika "Majlis Syuro IM Internasional senantiasa mengajukan tokoh dari Mesir untuk menduduki amanah Mursyid Am. Barangkali ini karena kehormatan mereka dan kecintaan mereka terhadap Mesir."
Akif (80), yang akan mengakhiri amanahnya sebagai Mursyid Am akhir tahun ini, menegaskan bahwa dirinya tidak ingin kembali mencalonkan dan dijadikan sebagai Mursyid Am untuk periode kepemimpinan baru, karena menimbang faktor usia dan ketentuan organisasi.
Terkait teknis pemilihan calon penggantinya itu, Akif tidak memberikan penjelasan lebih jauh. Ini adalah "rahasia perusahaan" IM. "Kami akan menggelar pemilihan tersebut dengan cara kami, dan kemungkinan yang paling terjangkau oleh kami," ungkapnya sambil tersenyum.
Dari beberapa kabar yang menyebar, calon kuat yang digadang-gadang menggantikan Akif adalah Dr. Abdul Mun'im Abu al-Futuh dan Dr. Isham Uryan. Keduanya dipandang sebagai dua tokoh besar yang mampu mewarisi kapabilitas dan kharisma seorang Mursyid Am, sebagaimana Akif.
Selain keduanya, sempat juga muncul nama-nama pentolan pemimpin IM lainnya yang akan menggantikan Akif, semisal Dr. Muhammad Habib, Dr. Muhammad Mursi, dan juga Dr. Ali Abdul Fattah.
Terkait siapa saja yang nanti akan menggantikan Akif, Asyraf Badruddin, pemimpin anggota parlemen IM di Mesir menyatakan sosok tersebut haruslah mampu memegang dan menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Karena itu adalah amanah dan tanggung jawab yang berat, sangat berat," ungkap Badruddin.
Terkait pengganti Mursyid Am dari unsur non-Mesir sebagaimana dikatakan Akif, Kamal al-Balhawi, pemimpin IM terkemuka yang tinggal di London menyatakan jika Musyid Am boleh berasal dari negara mana pun. Hal ini, karena IM sendiri menganut keyakinan universalisme (syumuliyyah) Islam, yang tidak mengistimewakan bangsa tertentu.
"Bahkan bisa jadi dari Malaysia," ungkap al-Balhawi.
Apakah juga kemungkinan pengganti Muhammad Mahdi Akif sebagai Mursyid Am berikutnya akan berasal dari Indonesia? Wallahu a'lam. Yang jelas, Indonesia belum disebut-sebut di perbincangan seputar isu tersebut. (L2/qda)
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
9 APR
Mohon maaf kerana dalam beberapa hari selepas dari Bukit Gantang saya berhenti di Kuala Kangsar (bertemu Cek Ma-Ust Jamaluddin, Cikgu Zainal dan Mokhtar). Kemudian berhenti pula di kampung (Di Ipoh ada beberapa mesyuarat yang sangat bermakna buat masa depan ummah). Sepanjang perjalanan dari Taiping sehingga ke Ipoh saya berkesempatan berbincang panjang soal NGO dan peranannya dalam perubahan ummah bersama Nazri.
Pada hari ini rakyat Indonesia sibuk mengundi dan di KL Najib membentang kabinetnya..(tak sempat komen lagi.. yang jelas Khairi tidak tersenarai..??)
Senarai penuh barisan Kabinet baru
09/04/2009 4:23pm
KUALA LUMPUR 9 April - Berikut ialah senarai penuh barisan Kabinet baru yang diumumkan oleh Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak sebentar tadi.
PERDANA MENTERI : Datuk Seri Najib Tun Razak
TIMBALAN PERDANA MENTERI: Tan Sri Muhyiddin Yassin
JABATAN PERDANA MENTERI:
Menteri:
1. Tan Sri Dr Koh Tsu Koon (Hal Ehwal Perpaduan & Pengurusan Prestasi)
2. Datuk Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz (Hal Ehwal Perundangan dan Parlimen)
3. Tan Sri Nor Mohamed Yakcop (Unit Perancang Ekonomi)
4. Mejar Jeneral (B) Datuk Jamil Khir Baharom (Hal Ehwal Agama Islam)
Timbalan Menteri:
1. Datuk Liew Vui Keong
2. Datuk Dr. Mashitah Ibrahim
3. Datuk S.K. Devamany
4. Ahmad Maslan
5. T. Murugiah
KEMENTERIAN KEWANGAN:
Menteri: Datuk Seri Najib Tun Razak
Menteri II: Datuk Ahmad Husni Mohamad Hanadzlah
Timbalan Menteri:
1. Datuk Chor Chee Heung
2. Datuk Dr. Awang Adek Hussin
KEMENTERIAN PELAJARAN:
Menteri: Tan Sri Muhyiddin Yassin
Timbalan Menteri:
1. Datuk Dr Wee Ka Siong
2. Dr. Mohd Puad Zarkashi
KEMENTERIAN PENGANGKUTAN:
Menteri: Datuk Ong Tee Keat
Timbalan Menteri:
1. Datuk Abdul Rahim Bakri
KEMENTERIAN PERUSAHAAN, PERLADANGAN DAN KOMODITI:
Menteri: Tan Sri Bernard Dompok
Timbalan Menteri: Datuk Hamzah Zainudin
KEMENTERIAN DALAM NEGERI:
Menteri: Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein
Timbalan Menteri:
1. Datuk Wira Abu Seman Yusop
2. Jelaing anak Mersat
KEMENTERIAN PENERANGAN, KOMUNIKASI, KESENIAN DAN KEBUDAYAAN:
Menteri: Datuk Seri Utama Dr. Rais Yatim
Timbalan Menteri:
1. Datuk Joseph Salang Gandum
2. Senator Heng Seai Kie
KEMENTERIAN TENAGA, TEKNOLOGI HIJAU DAN AIR:
Menteri: Datuk Peter Chin Fah Kui
Timbalan Menteri: Noriah Kasnon
KEMENTERIAN KEMAJUAN LUAR BANDAR DAN WILAYAH:
Menteri: Datuk Seri Shafie Apdal
Timbalan Menteri:
1. Datuk Hassan Malek
2. Datuk Joseph Entulu anak Belaun
KEMENTERIAN PENGAJIAN TINGGI:
Menteri: Datuk Seri Mohd Khaled Nordin
Timbalan Menteri:
1. Datuk Dr. Hou Kok Chung
2. Datuk Saifuddin Abdullah
KEMENTERIAN PERDAGANGAN ANTARABANGSA DAN INDUSTRI:
Menteri: Datuk Mustapa Mohamed
Timbalan Menteri:
1. Datuk Mukhriz Mahathir
2. Datuk Jacob Dungau Sagan
KEMENTERIAN SAINS, TEKNOLOGI DAN INNOVASI:
Menteri: Datuk Dr. Maximus Ongkili
Timbalan Menteri: Fadillah Yusof
KEMENTERIAN SUMBER ASLI DAN ALAM SEKITAR:
Menteri: Datuk Douglas Uggah Embas
Timbalan Menteri: Tan Sri Joseph Kurup
KEMENTERIAN PELANCONGAN:
Menteri: Datuk Ng Yen Yen
Timbalan Menteri: Datuk Seri Sulaiman Abdul Rahman Abdul Taib
KEMENTERIAN PERTANIAN DAN INDUSTRI ASAS TANI:
Menteri: Datuk Noh Omar
Timbalan Menteri:
1. Datuk Johari Baharum
2. Datuk Rohani Abdul Karim
KEMENTERIAN PERTAHANAN:
Menteri: Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi
Timbalan Menteri: Datuk Dr Abdul Latiff Ahmad
KEMENTERIAN KERJA RAYA:
Menteri: Datuk Shaziman Abu Mansor
Timbalan Menteri: Datuk Yong Khoon Seng
KEMENTERIAN KESIHATAN:
Menteri: Datuk Liow Tiong Lai
Timbalan Menteri: Datuk Rosnah Rashid Shirlin
KEMENTERIAN BELIA DAN SUKAN:
Menteri: Datuk Ahmad Shabery Cheek
Timbalan Menteri:
1. Datuk Razali Ibrahim
2. Wee Jeck Seng
KEMENTERIAN SUMBER MANUSIA:
Menteri: Datuk Dr S.Subramaniam
Timbalan: Datuk Maznah Mazlan
KEMENTEIAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI DAN HAL EHWAL PENGGUNA:
Menteri: Datuk Ismail Sabri Yaakob
Timbalan Menteri: Datuk Tan Lian Hoe
KEMENTERIAN PERUMAHAN DAN KERAJAAN TEMPATAN:
Menteri: Datuk Kong Cho Ha
Timbalan Menteri: Datuk Lajim Ukin
KEMENTERIAN PEMBANGUNAN WANITA, KELUARGA DAN MASYARAKAT:
Menteri: Datuk Seri Sharizat Jalil
Timbalan Menteri: Datin Paduka Chew Mei Fun
KEMENTERIAN LUAR:
Menteri: Datuk Anifah Aman
Timbalan Menteri:
1. A. Kohilan Pillay
2. Datuk Lee Chee Leong
KEMENTERIAN WILAYAH PERSEKUTUAN:
Menteri: Datuk Raja Nong Chik Raja Zainal Abidin
Timbalan Menteri: Datuk M. Saravanan
HR9808: Saya melihat ada beberapa unsur penting yang seharusnya parti di Malaysia mengambil iktibar dari PKS terutama pendekatan politik sihat yang mereka bawakan. Bukan bermakna saya terlalu taksub kepada PKS tetapi faktur rela yang mampu mereka bawakan di tengah rakyat Indonesia amat memeranjatkan tokoh veteran. Sama keadaannya dengan pendekatan PR sekarang dan tidak mustahil di PRU 13 UMNO akan menjadi parti kecil yang hilang wibawa di persada politik Malaysia. Faktur terpenting kegagalan UMNO ialah EGO politik yang mereka anuti. Sama seperti GOLKAR dan PDIP di Indonesia yang terlalu ego untuk membawa perubahan. Rakyat mahu melihat bukti dan merasai bukti tersebut terlaksana bagi kebajikan mereka. Selagi style UMNO seperti gengster maka alamat ghuyublah ...maassalamah..!!!
PKS Sambut Baik Hasil Quick Count
By Republika NewsroomKamis, 09 April 2009 pukul 19:25:00
JAKARTA—DPP PKS menyambut baik hasil penghitungan suara Pemilu Legislatif yang dilakukan dengan metode quick count (hitung cepat, red).Menurut Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional DPP PKS, Mahfudz Siddiq, hitung cepat yang diselenggarakan sejumlah lembaga survei memiliki kesamaan dengan hasil real count di pusat tabulasi nasional PKS. Berdasarkan hitung cepat dan real count PKS, lanjut Mahfudz, suara PKS sampai Kamis (9/4) petang berada pada kisaran delapan sampai 10 persen.Terlepas dari persentase perolehan suara PKS, kata Mahfudz, Pemilu Legislatif 2009 menunjukkan preferensi pemilih terhadap partai-partai reformis yang lahir pasca 1998. “Dari semua partai-partai lama, hanya PKS dan Demokrat yang menunjukkan kenaikan perolehan suara, sementara yang lainnya turun,” ujar Mahfudz.Tren kenaikan suara PKS dan Demokrat, lanjut Mahfudz, mengisyaratkan Pemilu 2009 membuka ruang politik yang lebih besar kepada partai-partai orde reformasi seperti PKS dan Demokrat untuk memperbesar peran kepemimpinan dan perubahan.Dalam konteks koalisi antarparpol, Mahfudz berpendapat, sangat baik untuk menggabungkan partai yang mendapatkan preferensi tinggi dari masyarakat pemilih. “Artinya, sangat mungkin terjadi koalisi PKS dan Demokrat. Masyarakat kan tahu mana partai yang lahir di era reformasi dan mana partai orde baru.”Walaupun demikian, Mahfudz menambahkan, PKS memprihatinkan menurunnya tingkat partisipasi pemilih yang datang ke TPS-TPS dan maraknya praktik pelanggaran pidana pemilu yang dilakukan caleg-caleg pada masa tenang. “Hal-hal semacam ini untuk dievaluasi dalam pilpres dan pemilu-pemilu selanjutnya,” tandas Mahfudz. - ade/ahi
HR9808: Bila politik menjadi hadaf utama maka hilanglah segala nilai dakwah..Inilah yang kita bimbangkan kerana ianya boleh merosakkan amal kita semua terutama para pejuang. Peristiwa di Bukit Gantang dan Bukit Selambau amat jelas menunjukkan betapa dahsyatnya kerosakan pemahaman ummah tentang politik. Penyokong UMNO khasnya telah hanyut terbawa fahaman nasionalis sesat hingga tidak lagi ada nilai ibadah di dalam perjuangannya. Sila fahami pesan di bawah...
Fathuddin Jafar, MA
Partai Allah vs Partai Setan Dalam Al-Qur'an
Selasa, 07/04/2009 09:46 WIB
Hiruk pikuk kampanye puluhan partai peserta Pemilu legislatif 2009 sudah berakhir. Tak kurang dari 200 trilyun rupiah sudah dihamburkan. Berbagai acara untuk menarik dan merayu para calon pemilih sudah pula dilakukan.
Hiruk pikuk kampanye puluhan partai peserta Pemilu legislatif 2009 sudah berakhir. Tak kurang dari 200 trilityun rupiah sudah dihamburkan. Berbagai acara untuk menarik dan merayu para calon pemilih sudah pula di lakukan.
Sejak dari pemasangan jutaan spanduk, kaos, brosur, baliho, iklan media cetak dan elektronik dan bahkan menampilkan penyanyi-penyanyi wanita erotis setengah telanjang di hadapan ribuan simpatisan. Seakan semua cara sudah dihalalkan.
Yang lebih ironis lagi, partai-partai yang berbau Islampun tak terlepas dari acara hura-hura dan maksiat itu. Hampir tidak ada partai yang tidak menampilkan musik dangdut atau grup band dalam acara kampanye, khususnya kampanye terbuka, termasuk partai yang menamakan dirinya partai dakwah sekalipun.
Dalam peristiwa Pemilu 2009 kali ini yang mereka namakan dengan Pesta Demokrasi, sebanyak 1.624.324 caleg untuk DPR, DPD, Provinsi dan Kabupaten/Kota bersaing merebutkan 18.480 kursi yang tersedia. Artinya, hanya 1.13 % dari mereka yang akan menjadi anggota legislatif periode 2009 – 2014. Sisanya, 98,87 % atau sekitar 1.605.844 orang dipastikan gagal menduduki kursi-kursi empuk tersebut.
Melihat dahsyatnya persaingan di antara mereka dan besarnya jumlah dana yang telah mereka habiskan dan bahkan ada yang menjual rumah dan sebagainya, ditambah lagi dengan besarnya gejolak syahwat kekuasaan yang mendorong sebagaian besar mereka untuk menduduki kursi Dewan, maka berdasarkan nasehat para ahli jiwa, berbagai RS Jiwa telah menyiapkan diri untuk menerima limpahan pasien pasca Pemilu 2009 pada 9 April yang akan datang. Jika prediksi para ahli jiwa tersebut benar-benar terjadi, barangkali ini adalah peristiwa korban demokrasi pertama di dunia yang paling besar.
Sebelum acara pesta demokrasi (maksiat) tersebut dimulai, umat Islam Indonesia dihebohkan pula oleh fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) terkait haramnya golput (golongan putih alias tidak ikut pemilu). Fatwa tersebut juga telah menimbulkan prokontra di kalangan umat Islam Indonesia. Semoga prokontra tersebut tidak menambah perpecahan dalam tubuh umat Islam yang sudah terpecah belah menjadi berbagai kelompok (jamaah), aliran dan partai sejak lebih dari 50 tahun lalu.
Tulisan ini tidak fokus mengomentari Pemilu dan fatwa MUI tersebut. Namun akan membahas sebuah tema yang lebih besar dan lebih fundamental dari masalah Pemilu dan fatwa MUI itu, yakni masalah Partai dan hal-hal yang terkait dengannya. Pemilu hanya salah satu aktivitas utama sebuah partai. Tanpa partai-partai Pemilu dalam pengertian di atas tidak akan ada. Pemilu itu hanya sebuah aksi atau aktivitas yang dilakukan oleh partai-partai. Sama halnya dengan shalat jamaah, kalau bisa dimisalkan. Shalat jamaah adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh para pelakunya di sebuah tempat bernama masjid, mushalla, atau tempat lainnya.
Membahas masalah shalat berjamaah tidak banyak manfaatnya jika sebelumnya tidak membahas masalah tempat shalatnya dan para jamaah yang melaksanakannya. Sebab, bagaimanapun ramai dan khusyuknya shalat jamaah jika tempat shalatnya tidak suci dari najis dan para jamaah yang shalat tidak suci dari hadats dan najis serta tidak menghadap kiblat, tidak menutup aurat dan sebagainya maka shalat jamaah tersebut tidak akan bernilai di mata Allah. Sebab itu, mendiskusikan masalah partai jauh lebih penting dan lebih utama sebelum membahas masalah Pemilu itu sendiri.
Manhaj Tafkir Islami
Dalam Manhaj Tafkir Islami (Metodologi Berfikir Islam), bahwa setiap amal perbuatan yang baik, betapapun besar nilainya, seperti rukun Islam yang lima dan Jihad fi sabilillah dan betapapun besar peranannya dalam kehidupan, seperti pemerintahan dan kepemimpinan, ia harus memenuhi syarat dan rukunnya. Para ulama Fiqih (Hukum Islam) mendefinisikan syarat ialah sesuatu yang menjadikan suatu perbuatan/amal itu sah, tapi ia (sayarat) itu bukan bagian dari perbuatan tersebut. Wudhuk misalnya, ia bukan bagian dari shalat, akan tetapi tanpa wudhuk, shalat tidak akan sah. Adapun rukun ialah, tanpa ia suatu perbuatan itu tidak sah, sedangkan rukun itu bagian dari perbuatan itu sendirinya. Rukuk misalnya, ia adalah rukun shalat dan sekaligus rukuk itu bagian dari shalat itu sendiri. Hal tersebut juga berlaku bagi sebuah aktivitas yang benama Pemilu yang dilaksanakan atau diikuti oleh suatu partai dan para anggotanya.
Bagi seorang Muslim, apapun bentuk aktivitas dan amal perbuatannya harus dilandasi oleh cara pandang Islam atau dengan kata lain, haruslah sesuai dengan konsep Islam. Untuk menilai sesuatu itu sesuai atau tidak dengan konsep Islam, maka metodologi Islam terkait ketentuan syarat dan rukun harus diterapkan. Syarat dan rukun itu harus pula mengacu kepada sumber utama ajaran Islam, yakni Al-Qu’an, dan Sunnah Rasul Saw. Kalau tidak, hanya akan menjadi amal perbuatan yang laghwi (sia-sia), dan bahkan bisa menjadi maksiat (dosa) yang akan menyebabkan pelakunya masuk neraka, jika dia menyandarkan sesuatu amal atau perkatanannya atau pendapatnya kepada Allah dan Rasul-Nya yang tidak pernah dikatakan atau dianjurkan Allah dan Rasul-Nya, seperti yang dijelaskan Nabi Muhmmad saw dalam hadist berikut :
مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada dasarnya dari kami, maka amal tersebut ditolak” (HR. Muslim)
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Siapa yang mengada-ada terhadap saya dengan sengaja, maka berarti dia dengan sengaja menyiapkan tempat tinggalnya di neraka”. (HR. Muslim)
Hal penting lain yang dapat dipahami dari kedua hadits Rasul Saw di atas, bahwa tidak ada satupun perbuatan, termasuk pendapat dan perkataan seorang Muslim, demikian juga manusia lain, yang terlepas dari pertanggung jawaban akhirat. Oleh sebab itu, mengetahui sah atau tidaknya dan benar atau salahnya suatu perbuatan menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu keniscayaan.
Partai dalam Al-Qur’an
Dalam bahasa Arab, partai adalah Hizb (حزب). Dalam Al-Qur’an kata Hizb terdapat tujuh kali dalam bentuk tunggal (حزب), yakni dalam surat Al-Maidah : 56, Al-Mukminun : 53, Ar-Rum : 32 dan Al-Mujadilah : 19 (dua kali) dan 21 (dua kali). Sepuluh kali dalam bentuk jamak; Ahzab (أحزاب), yakni surat Hud : 17, Ar-Ro’du : 36, Mayam : 37, Al-Ahzab : 20 (dua kali) dan 22, Shad : 11 dan 12, Ghafir : 30 dan Az-Zukhruf : 65.
Yang menarik ialah, dari sepuluh kali sebutan kata Ahzab (الأحزاب) / partai-partai semua konotasinya negatif. Dalam surat Hud : 17, kata الأحزاب berarti al-milal (agama-agama/aliran-aliran sesat). Dalam surat Ar-Ro’du : 36 berarti thawa-if (kelompok-kelompok pembangkang). Dalam surat Al-Ahzab : 20 dan 22 berarti pasukan kafir multi nasional yang hendak menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah. Dalam surat Shad : 11, berarti para pemilik kekuatan, harta dan anak / pengikut yang banyak yang membangkang kepada Allah. Sedangkan dalam surat Az-Zukhruf : 65 الأحزاب berarti kelompok-kelompok sempalan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Yang lebih menarik lagi untuk dicermati secara mendalam ialah kata حزب dalam bentuk tunggal dalam Al-Qur’an. Sebagaimana yang dijelaskan terdapat tujuh kali sebutan Hizb / حزب (dalam bentuk tunggal). Dari ketujuh kali sebutan tersebut terdapat dua kali dalam bentuk nakirah (umum/tidak definitif), yakni dalam surat Al-Mukminun : 53 dan Ar-Rum : 32. Keduanya berkonotasi negatif, yakni memecah belah agama menjadi beberapa pecahan seperti beriman sebagain dan kafir pada sebagian lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Adapun selain yang disebutkan di atas, terdapat lima kali sebutan حزب (dalam bentuk tunggal) yang diidhofatkan (menjadi kata majemuk). Dua kali diidhofatkan kepada Setan, Hizbusy-Syaithan (حزب الشيطان), yakni dalam surat Al-Mujadilah : 19. Sedangkan tiga sebutan lainnya diidhoftkan dengan kata Allah, yakni Hizbullah (حزب الله) seperti yang terdapat pada surat Al-Maidah : 56 dan surat Al-Mujadilah ayat 22.
Dari uraian dan penelusuran terhadap ayat-ayat yang bebicara terkait kata Hizb / partai, baik dalam bentuk tunggal, jamak, umum (nakirah) maupun yang diidhofatkan sehingga menjadi ma’rifah (defenitif), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Semu pembicaraan Allah dalam Al-Qur;an yang terkait dengan Hizb dalam bentuk jamak (الأحزاب ) adalah berkonotasi negatif.
Semua ayat yang membahas masalah Hizb dalam bentuk tunggal yang umum dan yang definitive adalah negatif, kecuali yang diidhofatkan kepada Allah (حزب الله) .
Setiap kata Hizb yang diidhofatkan hanya bermakan dua; Hizbullah (حزب الله) atau Hizbusy-syaithan (حزب الشيطان).
Berdasarkan keterangan ayat-ayat yang disebutkan di atas, maka pada hakikatnya partai itu hanya terbagi dua; Partai Allah dan Partai Setan.
Kriteria Partai Allah
Bicara masalah kriteria Partai tidak bisa terlepas dari pembicaraan kriteria para pemimpin, anggota dan aktivis partai itu sendiri yang menjadi aktor di dalamnya. Demikian juga dengan Partai Allah dan Partai Setan harus terkait dengan kriteria para pemimpin dan dan pengikutnya. Kriterianya banyak sekali dan tidak mungkin dibahas dalam tulisan pendek ini. Dalam kesempatan ini, pembahasan kriteria Partai Allah yang mencakup kriteria orang-orang yang terlibat di dalamnya, khususnya para pemimpin dan anggotanya, terfokus kepada ayat-ayat yang terkait langsung dengan kata Hizbullah (حزب الله) dalam Al-Qur’an. Di antaranya dalam urat Al-Maidah ayat 54 – 57 dan surat Al-Mujadilah ayat 22. Di antara kriteria Partai Allah adalah :
Mendapat kasih sayang Allah
Mencintai Allah
Low profile terhadak kaum Mukminin
Berani bersikap tegas terhadap orang-orang kafir
Berjihad (dengan harta dan jiwa) di jalan Allah
Tidak takut celaan orang-orang yang mencela atau berani menyuarakan dan mengatakan al-haq (kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, apapun resikonya. (Ibnu Katsir) termasuk di hadapan penguasa yang zalim.
Memberikan loyalitas penuh hanya kepada Allah, Rasul Muhammad Saw dan kaum Mukminin.
Tidak mengangkat pemimpin orang-orang yang memperolok-olokan dan memermainkan agama Allah dari kaum Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang kafir lainnya.
Bertaqwa kepada Allah dengan mengerjakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Tidak berkasih sayang apalagi berkolaborasi atau musyarokah dengan orang-orang yang menentang (hukum) Allah dan Rasul-Nya, kendati mereka adalah bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara kandung dan keluarga mereka sendiri.
Memfokuskan aktivitas dan kehidupan untuk meraih kemenangan akhirat, yaitu kerdhaan Allah dan masuk syuga Allah.
Yang menarik perhatian kita dari beberapa ayat yang terkait langsung dengan kriteria Partai Allah di atas ialah bahwa Allah terlibat langsung memantapkan keimanan mereka, menolong merkea di dunia lewat para malaikatnya dan memastikan mereka masuk syurga serta meraih keridhaan-Nya. Itulah yang dianggap Allah sebagai kemenangan hakiki.
Kriteria Partai Setan
Kriteria Partai Setan, para pemimpin dan pengikutnya juga cukup banyak. Dalam kesempatan ini, hanya akan diuraikan berdasarkan ayat-ayat yang terkait dengan partai berkonotasi negatif dan setan. Di antaranya seperti yang disebutkan Allah dal surat Al-Mukminun : 53-56, Ar-Rum : 29 - 32 dan Al-Mujadilah : 14 – 20. Di antara krteria Partai Setan itu ialah :
Memecah belah agama Alah dengan cara mengimani sebagian dan mengingkari sebagian lain atau memecah belah umat dengan berkelompok-kelompok atau berpartai partai dan setiap kelompk/partai bangga dengan kelompok/partai masing-masing.
Tertipu diri dan bangga dengan harta dan anak-anak (pengikut).
Mengikuti hawa nafsu sehingga hawa nafsu yang dijadikan petunjuk hidup.
Tidak mengikuti fitrah yang pada dasarnya cenderung kepada agama Allah.
Tidak mau mempelajari dan menerapkan agama Allah (Islam) dalam kehidupan.
Tidak mau kemabali kepada Allah dan tidak bertaqwa kepada-Nya serta melaliakan salat.
Mengangkat pemimpin orang-orang yang dimurkai Allah.
Suka bersumpah atau bersaksi dengan bohong dan suka berbuat kejahatan, termasuk KKN.
Menjadikan sumpah sebagai tameng.
Melarang manusia dari jalan Allah dan menerapkan hukum Allah.
Mereka menduga dengan harta yang melimpah dan anak yang banyak akan mampu menghalang mereka dari azab Allah, khususnya azab neraka.
Mereka menduga berada pada jalan yang benar.
Tergoda oleh setan sehingga lupa mengingat Allah.
Suka menantang ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Dari beberapa ayat yang terkait dengan kriteria Partai Setan tersebut ada hal yang sangat menarik yakni, Allah menjamin para pengikutnya, baik pemimpin maupun anggota dan simpatisannya akan medapatkan kehinaan di dunia dan azab Allah di akhirat kelak.
Kesimpulan
Dari pemaparan beberapa ayat tersebut di atas yang terkait dengan Hizb (حزب) baik dalam bentuk tunggal, jamak, nakirah (tidak definitif) maupun ma’rifah (definitif) dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dalam Al-Qur’an, masalah partai adalah masalah besar dan fundamental. Sebab itu aktivitas partai, termasuk mengikuti Pemilu baik dalam memilih para anggota legislatif maupun pemimpin suatu negara (presiden) atau kepala daerah (gubernur dan wakikota/bupati) hanya akan bermanfaat jika masalah partai terlebih dulu dapat diselesaikan. Kalau tidak, hanya akan menjadi hal yang sia-sia dan bahkan bisa menjadi maksiat yang akan menyebabkan Allah murka dan memasukkan para pelakunya ke dalam neraka.
Partai yang memenuhi kriteria Hizbullah disebut dengan Partai Allah atau Partai Islam, kendatipun tidak menamakannya dengan Hizbullah. Sedangkan partai yang memenuhi kriteria Hizbusyyaithan, berarti partai tersebut bukan Parati Allah atau Partai Islam kendatipun namanya Hizbullah atau partai Islam dan kendatipun para pemimpin dan pengikutnya mengklaim Partai Islam atau partai Dakwah Islam.
Sebab itu, dimata Allah, partai itu hanya dua, yakni Partai Allah dan Partai Setan.
Partai Allah atau Partai Islam ialah yang melandasi semua aktivitasnya berdasarkan ajaran Islam secara komprehensif, bukan hanya politik praktis, dapat diuji kebenarannya melalu metodolgi Islam yang benar, bukan hanya klaim belaka, tanpa takut dan khawatir akan bebagai tantangan dan resiko yang harus dihadapi dan tidak meniru cara-cara atau langkah-langkah setan dalam menjalankan semua aktivitasnya. Tujuannyapun jelas, yakni menggapai ridha dan syurga Allah, bukan kekuasaan di dunia, apalagi dalam kondisi pendukungnya masih sedikit dan SDM-nya dalam berbagai lapangan masih lemah. Kemenangan dunia dalam bentuk kekuasaan tidak ada kaitannya dengan kemenangan dakwah jika hukum yang dipakai dan ditegakkan dalam pemerintahan masih saja hukum jahiliyah, mayoritas masyarakatnya masih anti terhadap Islam, dan keadilan Islam belum bisa ditegakkan. Kalau ada yang mengklaim hal tersebut, ketahuilah itu adalah sebuah propaganda kebohongan para pemabuk kekuasaan serta kenikmatan dunia yang sedikit dan menipu itu. Selain dari Partai Allah itu adalah Partai Setan, apapun bentuk dan namanya serta siapapun pemimpin dan pengikutnya.
Partai Allah adalah partai yang menyadari ghoyah / tujuan keberadaannya adalah ibadah kepada Allah. Sebab itu urusannya akan terangkat ke ufuk yang lebih tinggi yang penuh cahaya. Demikian pula halnya dengan intelektualitasnya, perasaannya, dan semua aktivitasnya bersih dari berbagai kekotoran yang dilakukan oleh Partai Setan. Karena semua aktivitasnya diharapkan bernilai ibadah dengan menjaga eksistensinya sebagai khalifah Allah dan berkeinginan kuat menegakkan manhaj Allah di muka bumi, maka labih aula baginya untuk tidak melakukan keobohongan, tipuan, kemungkaran, laghwi, kesombongan serta tidak meggunakan cara-cara dan alat yang kotor, rendahan dan najis sebagaimana yang dilakukan oleh Partai Setan.
Partai Allah adalah partai yang tidak isti’jal (tergesa-gesa) ingin memetik buah sebelum waktunya, tidak menciptakan jalan sulit dan mendaki untuk dirinya. Yang terpenting tujuan ibadah dengan berbagai aktivitasnya yang diklaksanakan secara kontinyu tercapai dan dilakuakn dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah beradasarkan kapasitas dan daya dukung yang ada agar terhindar dari kondisi besar pasak dari tiang dan nafsu besar tenaga kurang. Untuk mencapai kondisi seperti itu, nafsu syahwat terhadap harta dan kedudukan harus mampu dikerangkeng kuat-kuat. Rasa takut dan khawatir harus bisa dibuang jauh-jauh dari dalam diri dalam semua marhalah yang harus dilewati. Kenapa harus rakus dan tamak terhadap dunia? Kenapa harus khawatir dan paranoid dalam menjalankan ibadah kepada Allah? Padahal setiap detik dan waktu merasakan rengkuhan tangan dan kasih sayang Allah.
Partai Allah adalah yang memahami sunnatullah dalam perubahan sosial, di samping memahami syariat Allah dan sunnah Rasulullah yang tertulis dan menjadi acuan moral dan teknis operasional kehidupan. Itu yang dilakukan Rasulullah Saw. Rasulullah sadar betul bahwa perubahan sosial itu tidak akan pernah terjadi hanya dengan menguasai pucuk kepemimpinan suatu masyarakat atau negara sekalipun, jika masyarakatnya belum bisa menerima kehadiran manhaj Allah dalam mengatur aturan main kehidupan dengan segala tingkatannya. Negosiasi para petinggi Partai Setan di Makkah agar Rasulullah menerima kepemimpinan tertinggi, harta yang melimpah dan istri yang paling cantik saat itu ditolak mentah-mentah oleh Beliau sambil berkata : Demi Allah, jika kalian mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan meninggalkan urusan (dakwah) ini. Demikian pula halnya bahwa perubahan sosial itu tidak akan pernaha terjadi hanya dengan mengejar kuatntitas dan bukan kualitas.
Sebab itu, Partai Islam adalah partai yang mencontoh Rasul Saw di mana dakwah dengan pengertian yang benar dan disertai dengan aktivitas yang komprehensif yang menjadi panglima. Bukan politik praktis yang menjadi panglima dan menjadi segala tumpuan harapan. Apalagi politik praktis itu dijadikan jalan tol pragmatisme para elitnya. Jika hal tersebut yang terjadi, ketahuilah partai tersebut sedang menuju kehancuran dan sedang menggali lubang kuburnya sendiri karena sudah dapat dipastikan akan melanggar, meninggalkan dan meremehkan berbagai ajaran Islam yang fundamental alias mengikuti langkah-langkah setan. Karena dalam hidup ini Allah telah gariskan hanya ada dua jalan, jalan Allah/ Islam atau jalan setan.
Partai Islam adalah partai yang menjadikan ikatan akidah atau iman sebagai ikatan utama dan terutama, tanpa melihat warna kulit, status sosial, kontribusi harta, keturunan, bahasa dan suku. Semua kerjasama (taawun) yang dibangun dengan siapaun dan kelompok manapun harus mengacu kepada pakem akidah dan aturan main Islam, apalagi dalam memilih pemimpin negara dan pemerintahan lainnya. Lain halnya dengan Partai Setan, akidah, syariaah dan akhlak tidak menjadi ketentuan. Yang penting baginya adalah kepentingan. Warna warni ideologi tidak menjadi perkara selama menguntungkan elite dan grupnya dari sisi dunia.
Partai Islam adalah partai yang memiliki visi dan misi seperti yang diucapkan salah seorang sahabat bernama Rib’i ibnu ‘Amir saat berhadap-hadapan dan bernegosiasi dengan penguasa Persia yang bernama Rustum. Saat menuju ruang kerja (duduk-duduk) sang penguasa, yang dihampari karpet merah yang berkualitas terbaik di dunia saat itu, Rib’i merobek-robek dengan pedangnya sehingga membuat murka prajurit yang sedang bertugas menjaga sang penguasa. Saat ditanya siapa yang mengutus pasukan Islam ke sana dan apa tujuannya, Rib’i menjelaskannya dengan enteng dan terus terang : “Kami diutus Allah kemari dengan misi : - Membebaskan manusia dari mengabdi kepada sesama manusia dan hanya mengabdi kepada Allah Ta’ala. - Menyelamatkan mereka dari kejahatan berbagai ideologi, pemikiran dan konsep dengan keadilan Islam. - Menyelamatkan manusia dari kesempitan (teritorial dan kehdupan) dunia kepada kelapangan dunia dan kelapangan akhirat (masuk syurga).
Sebab itu, partai Allah tidak akan pernah dapat bekerjasama dengan Partai Setan dalam menegakkan hukum dan ajaran Allah. Hal tersebut disebabkan visi dan misi yang berseberangan 180 derajat. Partai Allah menuju keridhaan dan syurga-Nya. Sedangkan Partai Setan menjemput murka dan neraka Allah. Lalu bagaimana jika di antara keduanya bergandeng tangan, apalagi dengan agenda-agenda yang tidak sesuai dengan tujuan Islam, baik yang tersembunyi mapun yang terang-terangan, ketahuilah telah terjadi pencampuran antara Al-Haq dengan Al-Bathil yanag sangat dilarang Allah. Sebab itu, harus segera ditinggalkan, jika nasehat dan peringatan sudah diabaikan.
Saudaraku yang dirahmati Allah. Sebelum melangkah dan berbuat lebih jauh, fikirkanlah masak-masak apakah langkah dan perbuatan itu akan membawa kita bergabung ke dalam Partai Allah atau justru ke dalam Partai Setan. Semoga Allah selalu mejaga kita dari godaan dan tipu daya setan, la’natullahi ‘alih, baik dari kalangan jin maupun manusia. Amin. Wallahu a’lamu bish-showab.
HR9808: Alangkah indahnya jika kaedah berorganisasi seperti IKhwan Muslimin dapat diterapkan di dalam perjuangan ummah. Inilah model organisasi bertaraf dunia yang dicintai penyokongnya dan digeruni musuhnya di seluruh dunia. Ianya bermula dari setitik keikhlasan, kefahaman yang mendalam dan komitmen yang istiqamah sejak dari kejatuhan Khilafah Islamiyah
Pengganti Mursyid Am al-Ikhwan al-Muslimun Kemungkinan dari luar Mesir?
Kamis, 09/04/2009 06:36 WIB
Mursyid Am Jama'ah al-Ikhwan al-Muslimun, Muhammad Mahdi Akif menyatakan bahwa diriya akan lengser dalam waktu dekat ini. Pucuk pimpinan tertinggi IM itu juga menegaskan, jika bakal calon pengganti dirinya bisa jadi bukan berasal dari Mesir.
Akif menerangkan, yang jelas, pemimpin yang kelak bakal menggantikan dirinya itu terlebih dahulu dipilih oleh rapat khusus dewan Majlis Syuro IM dari seluruh dunia, sekaligus diputuskan oleh dewan tertinggi IM itu.
"Pengganti saya bisa jadi bukan berasal dari Mesir. Yang jelas, ia nanti akan dipilih dan diputuskan oleh rapat akbar Dewan Syuro IM," terang Akif kepada harian berbahasa Arab al-Quds al-Arabi (7/4).
Dewan Syuro itu sendiri beranggotakan 130 orang, yang terdiri dari 90 anggota dari Mesir, dan 40 anggota dari luar Mesir. Merekalah yang nantinya akan memilih Mursyid Am IM dengan jalan musyawarah.
Terkait kemungkinan calon penggantinya bukan berasal dari Mesir, Akif menyatakan jika "Majlis Syuro IM Internasional senantiasa mengajukan tokoh dari Mesir untuk menduduki amanah Mursyid Am. Barangkali ini karena kehormatan mereka dan kecintaan mereka terhadap Mesir."
Akif (80), yang akan mengakhiri amanahnya sebagai Mursyid Am akhir tahun ini, menegaskan bahwa dirinya tidak ingin kembali mencalonkan dan dijadikan sebagai Mursyid Am untuk periode kepemimpinan baru, karena menimbang faktor usia dan ketentuan organisasi.
Terkait teknis pemilihan calon penggantinya itu, Akif tidak memberikan penjelasan lebih jauh. Ini adalah "rahasia perusahaan" IM. "Kami akan menggelar pemilihan tersebut dengan cara kami, dan kemungkinan yang paling terjangkau oleh kami," ungkapnya sambil tersenyum.
Dari beberapa kabar yang menyebar, calon kuat yang digadang-gadang menggantikan Akif adalah Dr. Abdul Mun'im Abu al-Futuh dan Dr. Isham Uryan. Keduanya dipandang sebagai dua tokoh besar yang mampu mewarisi kapabilitas dan kharisma seorang Mursyid Am, sebagaimana Akif.
Selain keduanya, sempat juga muncul nama-nama pentolan pemimpin IM lainnya yang akan menggantikan Akif, semisal Dr. Muhammad Habib, Dr. Muhammad Mursi, dan juga Dr. Ali Abdul Fattah.
Terkait siapa saja yang nanti akan menggantikan Akif, Asyraf Badruddin, pemimpin anggota parlemen IM di Mesir menyatakan sosok tersebut haruslah mampu memegang dan menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Karena itu adalah amanah dan tanggung jawab yang berat, sangat berat," ungkap Badruddin.
Terkait pengganti Mursyid Am dari unsur non-Mesir sebagaimana dikatakan Akif, Kamal al-Balhawi, pemimpin IM terkemuka yang tinggal di London menyatakan jika Musyid Am boleh berasal dari negara mana pun. Hal ini, karena IM sendiri menganut keyakinan universalisme (syumuliyyah) Islam, yang tidak mengistimewakan bangsa tertentu.
"Bahkan bisa jadi dari Malaysia," ungkap al-Balhawi.
Apakah juga kemungkinan pengganti Muhammad Mahdi Akif sebagai Mursyid Am berikutnya akan berasal dari Indonesia? Wallahu a'lam. Yang jelas, Indonesia belum disebut-sebut di perbincangan seputar isu tersebut. (L2/qda)
Subscribe to:
Posts (Atom)