foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

Tuesday, April 14, 2009

POLITIK INDONESIA MAKIN MATANG SELEPAS PEMILU 2009..

HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)

15 Apr

Politik Indonesia makin matang kerana beberapa faktur:

1. Akar kejahatan politik telah berjaya dicabut dari bumi Indonesia ketika rakyat mahukan reformasi ketika Suharto terpaksa mengakhirkan pemerintahannya pada 1998. Di Malaysia berlaku reformasi tetapi sayangnya rakyat belum sepakat untuk menjatuhkan regim Mahathir masa itu. Jadi rakyat Malaysia terpaksa menanti suatu tempuh lagi sehingga regim UMNO BN dapat dikuburkan secara demokrasi.

2. Rakyat Indonesia tidak perlu bergaduh di jalan kerana media TV, radio, koran mereka secara bebas memberi ruang kepada semua partai untuk berhujjah. Berbeza dengan Malaysia, media semua dikuasai oleh UMNO BN sehingga rakyat terpaksa mencari media alternatif.

3. Pemimpin Indonesia berjaya mendidik rakyatnya untuk berfikir soal kepentingan negara dan semangat cintakan negara dari semua partai. Di Malaysia UMNO BN terus menuduh PR (lawan politik mereka) dengan pengkhianat, derhaka, boneka dll. Amat jauh perbezaannya bila pemimpin Indonesia berhujjah soal cintakan negara kerana mereka solid kearah itu.

4. Fahaman rakyat Indonesia tentang politik amat jauh berbeza dengan rakyat Malaysia. Hak rakyat untuk bersuara di Indonesia diiktiraf dan di Malaysia disekat. Lalu timbul rasa takut di kalangan pemimpin UMNO BN jika rakyat Malaysia akan mengikuti jejak langkah rakyat Indonesia. Maka mereka akan terus pertahankan ISA bagi tujuan ini.

5. Politik yang sehat seperti di Indonesia akan menyuburkan seluruh sistem kenegaraan, sosioekonomi dan hak asasi manusia. Maka tidak mustahil Indonesia akan lebih dahulu mencapai tahap negara maju berbanding Malaysia jika Malaysia masih mengekalkan cara politik kampungan ini..? Sekarang dunia sedar bahawa Mahathir hanya hebat berretorik di luar dan di Malaysia beliau masih bersifat diktator dan begitulah pimpinan selepasnya sampai ke Najib. Tidak ada perubahan..

Agung : Keputusan PKS Menunjukan Kearifan

Rabu, 15/04/2009 15:42 WIB

Partai Golkar menghargai sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang untuk mempertimbangkan keputusan untuk mencabut dukungan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) apabila Partai Golkar bergabung dalam koalisi tersebut.
Sebelumnya, ramai dalam pemberitaan, PKS mengancam akan keluar dari koalisi mendukung SBY jika kembali menerima JK. Namun tak berapa lama, PKS meninjau ulang pernyataanya tersebut. Sikap yang itu dinilai oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono sebagai suatu kearifan.
"Kalau begitu baguslah. Kita menghargai pendapat itu. Itu adalah satu sikap kenegarawanan, dan PKS menunjukkan suatu kearifan," katanya kepada pers, di Gedung DPRRI, Jakarta, Rabu (15/4).
Menurut Agung, memang sikap itu diperlukan, mengingat kepentingan masyarakat lebih utama dibanding kepentingan partai. Ancaman atau bentuk penarikan diri PKS itu, tambahnya, sesuatu yang tidak perlu, karena yang terpenting saat ini bagaimana menciptakan sesuatu yang lebih baik.
"Selama inikan sudah terjalin chemistry yang baik antara Partai Golkar dengan Partai Demokrat, dan termasuk PKS didalamnya," jelasnya.
Isu penarikan dukungan itu berkembang sejak Sekjen PKS Anis Matta mengancam PKS tidak kembali ke SBY jika JK jadi cawapres. Kemudian, justru Wakil Ketua FPKS Zulkieflimansyah menyatakan hal sebaliknya. Sementara Presiden PKS Tifatul Sembiring menyatakan PKS belum menentukan akan berkoalisi dengan siapa. Sikap resmi PKS rencananya akan ditentukan dalam Musyawarah Majelis Syuro PKS pada 25-26 April di Jakarta.
Sementara itu, PKS sendiri hingga kini belum mengeluarkan sikap resmi partai terkait dengan rencana koalisi maupun kontrak politik dengan partai politik tertentu. Seperti diketahui, pada Pemilu 2004 lalu PKS secara resmi melakukan kontrak politik dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang saat menjadi mencalonkan diri sebagai presiden. Sungguh sangat membingungkan sikap politik PKS. (nov)

HR9808: Kenyataan sebelumnya..

Pengamat: PKS Kurang Sreg (sesuai) Koalisi Golkar-Demokrat

By Republika Newsroom
Selasa, 14 April 2009 pukul 15:33:00

JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Nasional (UIN) Syarif Hidayatullah, Bachtiar Effendy, mengatakan bagi Demokrat, rujuk kembali dengan Golkar akan membawa dukungan cukup solid di parlemen.

Namun, lanjut Bachtiar, tampaknya proses “kembali” ini tak akan berjalan mulus. Ia menangkap kesan PKS kurang setuju bila Golkar kembali. Eksistensi Golkar dalam koalisi Demokrat bisa mengurangi pengaruh PKS dalam koalisi. “Kalau dari pernyataan Sekjen PKS, Anis Matta, tampaknya PKS kurang setuju bila Golkar ikut bergabung dalam koalisi,” kata dia, Selasa (14/4).

Bachtiar mengakui ada tanda-tanda Golkar dan Demokrat merapat kembali. Begitu pun PPP, menurutnya. Salah satu indikasinya, menurutnya, adalah pesan implisit yang disampaikan Ketua Umum PPP, yang juga Menteri Koperasi kabinet SBY, dalam iklan kementerian koperasi yang gencar diputar 1-2 hari belakangan. Seruan “Lanjutkan!” Suryadharma dalam iklan tersebut dianalisis Bachtiar sebagai satu upaya mengambil hati kubu Demokrat.

Lebih lanjut, bila indikasi-indikasi koalisi Golkar dan PPP dengan Demokrat naik ke taraf yang lebih intens, Bachtiar menilai koalisi Golden Triangle tak lagi relevan. Bachtiar sendiri berpendapat, PDIP, salah satu elemen Golden Triangle, justru lebih serius mendekati Hanura dan Gerindra.

Namun, ia menekankan berbagai kemungkinan masih terbuka. “Ini semua masih belum pasti. Hasil baru bisa diperoleh setelah pengumuman resmi tentunya,” ujarnya usai makan siang, Selasa (14/4).

Ditanya mengenai peta pilpres, Bachtiar yakin, bila dalam pilpres SBY berhadapan dengan Mega, maka SBY akan unggul telak. Ia menilai pertarungan akan berlangsung imbang dan lebih menarik jika kubu opisisi SBY memunculkan calon baru.

“Yakni satu calon yang dinilai publik kuat, fresh, sehingga dianggap sebagai alternatif,” paparnya. Bila calon lebih dari satu, Bachtiar menganalisis SBY akan memperoleh kemenangan dengan mudah. -c87/ahi