Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
"REFORMIS BUKAN HANYA GELARAN ATAU PEJUANG YANG BERJUANG KERANA MENGHARAPKANNYA!"
8 OGOS..
Semoga kedamaian yang didambakan oleh seluruh rakyat Indonesia khasnya dan para pelancong dari seluruh dunia dapat dikecapi selepas ini. Tahniah pak polisi di Indonesia. Saya juga turut merasa aman ketika berada di sana dan di tempat usaha kota Bandung. Apatah lagi ketika berjalan bersama anak dan isteri sebelum ini..Allah sahaja yang tahu betapa bimbangnya hati ..Alhamdulillah. Kepada sdr yang masih hidup kembalilah ke pangkal jalan..!!! Islam itu luas dan ianya rahmah untuk seluruh alam ini..
Presiden Apresiasi Kinerja Polri
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi kinerja Kepolisian RI (Polri) atas keberhasilannya melaksanakan operasi penegakkan hukum dalam dua hari terakhir ini terkait dengan penyergapan tersangka terorisme. Hal itu dikemukakan oleh Kepala Negara di Kantor Kepresidenan Jakarta, Sabtu (8/8), menanggapi penyergapan tersangka terorisme yang dilakukan Polri di sejumlah tempat.
"Atas nama negara, pemerintah dan rakyat saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran kepolisian atas pelaksanaan tugas yang gemilang," katanya. Selain pihak Kepolisian, Kepala Negara juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak termasuk masyarakat luas yang bersinergi dengan kepolisian sehingga operasi tersebut dapat berhasil.
Menurut Presiden, operasi penegakkan hukum yang dilaksanakan secara tepadu di tiga wilayah yaitu Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah itu adalah operasi yang sangat penting.
"Karena hakikatnya adalah tugas negara untuk mencegah dan memberantas aksi terorisme untuk melindungi keselamatan rakyat Indonesia," katanya.
Sebelumnya Presiden dengan didampingi oleh antara lain Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng menerima laporan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri. Setelah melakukan pertemuan itu, Kepala Negara yang sore itu mengenakan kemeja batik lengan pendek warna merah memberikan keterangan kepada media.
Sebelumnya orang yang diduga gembong teroris Noordin M Top tewas dalam aksi penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88 di rumah Muhzuri di desa Beji, kecamatan Kedu, kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Aparat telah melakukan pengepungan di rumah tersebut sejak Jumat (7/8) pukul 16.00 WIB.
Selain di Temanggung, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri juga menembak mati dua tersangka kasus terorisme di perumahan Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, Sabtu pagi. Kedua orang itu adalah Eko Joko Supriyanto dan Air Setiawan.
Keduanya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk pelaksanaan otopsi. Polisi menduga keduanya terlibat aksi terorisme di sejumlah tempat termasuk bom di dua hotel berbintang di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada 17 Juli lalu. (ant/itz)
Polri Belum Pastikan Noordin Tewas
Sabtu, 08 Agustus 2009 pukul 19:20:00
JAKARTA - Kapolri Jend. Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, Polri hingga kini belum dapat memastikan bahwa buronan kasus terorisme, Noordin M Top, tewas tertembak dalam penyergapan di Desa Beji, Temanggung, Jawa Tengah. Dalam Jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (8/8), Kapolri menyatakan, kepastian identitas jenazah itu masih menunggu hasil uji DNA terhadap jenazah dan sampel pembanding dari pihak keluarga Noordin.
"Kami belum berani menyebutkan siapa dia karena hal ini masih harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan harus ada tes DNA," katanya. Untuk itu, Kapolri meminta kepada pihak-pihak yang merasa memiliki hubungan keluarga dengan jenazah itu untuk segera datang ke Polri untuk diambil sampel DNA-nya.
"Setelah DNA keluar baru kita bisa memastikannya dan bisa jadi seminggu lagi baru akan diketahui identitasnya," katanya. Polri berjanji akan mengumumkan identitas jenazah itu setelah mendapatkan fakta-fakta ilmiah.
Ketika ditanya tentang ciri fisik jenazah itu termasuk kemungkinan kemiripan dengan Noordin M Top, Kapolri enggan memberikan jawaban dan meminta agar identitas jenazah itu ditunggu hingga ada pembuktian ilmiah. "Saya tidak ingin berasumsi untuk yang ini," jawab Kapolrsi singkat.
Sebelumnya, Polri telah menggerebek rumah Munzjuhri di Desa Beji karena menjadi tempat persembunyian buronan terorisme yang diduga Noordin M Top. Setelah dikepung selama lebih dari 17 jam dan terlibat beberapa kali kontak tembakan, polisi dapat menembak mati tersangka terorisme yang berada di dalam rumah itu, Sabtu pagi sekitar pukul 09.20 WIB.
Kini jenazah tersangka terorisme itu telah dibawa ke RS Polri Soekanto, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk identifikasi dan otopsi. Kapolri juga menjelaskan kronologis pengungkapan kasus hingga terjadinya kontak tembak di Temanggung, Jawa Tengah.
Menurut Kapolri, setelah terjadi ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada 17 Juli 2009, Polri langsung bergerak cepat tanpa melakukan publikasi kepada media dan masyarakat dengan tujuan agar para tersangka tidak kabur dari tempat persembunyiannya.
Ia menambahkan, sikap diam selama ini bukan berarti tidak bekerja tetapi justru terus melakukan kerja keras tanpa kenal lelah dan tidak pernah capai. Dari keterangan saksi dan barang bukti yang ada, Polri dapat menemukan lokasi di daerah Kuningan, Jawa Barat, yang dijadikan tempat untuk merencanakan ledakan bom.
Mereka juga sempat tinggal di salah satu rumah kost di Mampang, Jakarta Selatan. Pada akhirnya Polisi dapat menentukan pelaku bom bunuh diri pada 3 Agustus 2009 yakni Dani Dwi Permana asal Bogor dan Nana Ikhwan Maulana asal Pandeglang.
Dani menjadi pelaku bum bunuh diri di Hotel JW Marriott sedangkan Nana di Hotel Ritz Carlton. Menurut Kapolri, pada 15 Agutus 2009, Polisi menangkap Amir Ibrahim yang berperan sebagai orang yang memesan kamar 1808 Hotel JW Marriott. "Sampai penangkapan Ibrahim kami tidak akan melakukan publikasi, sebab jika dipublikasi selesai sudah," katanya.
Selain itu, Polri juga menangkap Yayan di Jakarta Utara yang telah direkrut sebagai calon pelaku bom bunuh diri. Dari keterangan para tersangka yang tertangkap, polisi dapat menemukan salah satu rumah di Perumahan Puri Nusapala Blok D Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, yang digunakan untuk perencanaan ledakan bom termasuk menyimpan bahan peledak.
Pada 7 Agustus 2009, polisi menangkap dua orang di lokasi perumahan itu. Namun dua orang itu berusaha melempar bom ke arah polisi, sehingga keduanya, yakni Air Setiawan dan Eko Joko, ditembak mati.
Sementara itu Tim Polri lainnya juga menangkap tiga orang di Temanggung karena diduga menyembunyikan buronan terorisme yakni Munzjuhri, Aris, dan Indra. Dari keterangan mereka, polisi mengetahui keberadaan tersangka terorisme di dalam rumah Munzjuhri, sehingga dilakukan penyergapan.
Namun, polisi mendapatkan perlawanan dengan menggunakan senjata api hingga terjadi kontak tembak. Pada Sabtu pagi, polisi baru dapat memastikan bahwa hanya ada satu orang di dalam rumah sehingga diputuskan melakukan penyergapan ke dalam rumah hingga tersangka tewas (ant/itz)
Kronologi Penangkapan Teroris di Temanggung
Sabtu, 08 Agustus 2009 pukul 19:04:00
TEMANGGUNG - PENGGREBEKAN TERORIS. Sejumlah anggota Densus 88 bersenjata lengkap berjalan menuju lokasi sarang teroris di dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jateng, Jumat (7/8)
TEMANGGUNG - Kronologi penangkapan teroris yang diduga Noordin M Top di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung bermula dengan penangkapan dua pemuda kakak beradik Aris (32) dan Hendra (23) di bengkel sepeda di depan Pasar Kedu.
Penangkapan berlangsung pada Jumat (7/8) sekitar pukul 16.00 WIB tersebut sempat diwarnai perlawanan, namun tim Densus 88 berhasil membekuk kedua kakak beradik dengan mudah.
Usai menangkap kedua pemuda yang diduga anggota jaringan teroris Noordin M Top ini, selang beberapa waktu kemudian Densus mengamankan pemilik rumah yang diduga ditempati M Top, Muhjahri saat pulang dari sawah.
Sekitar pukul 16.30 WIB tim Densus 88 yang menggunakan tiga buah mobil dan beberapa kendaraan roda dua mengepung sebuah rumah di kaki Bukit Sikleben yang diduga ditempati M Top dan saat itu terdengar tembakan berkali-kali. Kontak senjata itu berlangsung beberapa tahap hingga Jumat (7/8) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.00 WIB kembali terdengar suara tembakan dua kali, kemudian pada 05.30 WIB terdengar suara ledakan keras dari depan rumah Muhjahri dan ledakan kedua terjadi sekitar pukul 06.45 WIB di sisi barat bagian selatan.
Setelah itu disusul tembakan dari tim Densus dari atas bukit. Ledakan keras kembali terjadi sekitar pukul 07.17 WIB. Meskipun terjadi ledakan keras dan tembakan dari Densus, tetapi tidak ada tanda-tanda tembakan balasan dari dalam rumah.
Berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya tim Densus 88 hanya sesekali melepaskan tembakan, namun sejak sekitar pukul 08.00 WIB polisi memberondong rumah yang sekelilingnya ladang tanaman jagung dan tembakau itu.
Densus 88 melepaskan berondongan tembakan dari atas bukit yang berada di belakang rumah Muhjahri. Berondongan terhadap rumah Muhjahri tersebut disaksikam ratusan masyarakat sekitar yang melihat dari jarak sekitar 200 meter. Pukul 09.30 WIB penembakan terhadap rumah berukuran sekitar 6 x 9 meter itu dihentikan.
Sekitar pukul 10.00 WIB polisi memasang garis polisi di sekeliling lokasi dan pada pukul 11.30 WIB satu korban tewas yang diduga M Top dievakuasi dari dalam rumah itu dengan mobil ambulan untuk diterbangkan ke Jakarta menuju RS Polri di Kramatdjati. Saat evakusi, polisi sangat berhati-hati karena di dalam rumah itu diduga ada bahan peledak. (ant/itz)