Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
"REFORMIS BUKAN HANYA GELARAN ATAU PEJUANG YANG BERJUANG KERANA MENGHARAPKANNYA!"
15 JULAI
Isu pembantaian umat Islam di Xianjiang makin direspons oleh penduduk dunia khasnya di Turki. Tapi pelik di Malaysia masih belum ada yang menyatakan sesuatu sehingga ke hari ini. Apakah ianya belum cukup membakar jiwa atau masih belum panas? Yang jelas pemimpin negara kita ini penakut. Takut ditarik bantuan dll dari China. Inilah realiti yang harus kita fahami. Negara Melayu Islam yang lemah. Hidung sudah diikat dengan tali maka ke mana sahaja ditarik terpaksa ikut. Kesian dan malang sekali negara ku punya pemimpin yang tiada rasa apa-apa melihat sdrnya diperlakukan sedemikian rupa.
Saya berharap esuk isu ini akan diangkat semasa sesi resolusi di Muzakarah dan para cendikiawan Islam yang berseminar dapat turut bersama merasakan kepedihan sdr kita di Xinjiang. Begitu juga dengan NGO Islam di seluruh Malaysia dapat turut menyatakan komitmen mengutuk tindakan China di Xinjiang. Kita tidak mahu umat ini diperlakukan sedemikian rupa dan kita juga tidak mahu umat ini bertindak membabi buta kerana semata-mata marah. Tetapi kita juga tidak dapat menolak dan menyekat tindakan para Mujahid yang berada di pelosok dunia dari berhenti menunjukkan sikap mereka. Inilah relaiti dan China harus faham keadaan ini. semakin ramai sdr Muslim yang mati dan ditindas di sana maka semakin tinggilah risiko kepentingan China di seluruh dunia. Informasi ini dapat kita peroleh dari kajian beberapa pihak seperti yang saya paparkan di bawah.
Yang lebih malang lagi ialah jika isu ini dapat diambil kesempatan oleh USA yang sememangnya sejak lama berperang dingin dengan China. Kita tidak boleh biarkan umat Islam menjadi pelanduk mabuk yang tersepit di celah gajah besar yang mengamuk. Ayuh mari kita pusatkan komitmen untuk menyatakan sesuatu yang ikhlas dari hati yang paling dalam terhadap sdr kita di Xinjiang. Semoga Allah selamatkan mereka semua dan memboikot produk dari China!!!
China Bakal Jadi Target Para Jihadis
Selasa, 14/07/2009 19:23 WIBAQIM mengancam akan menyerang kepentingan-kepentingan negara China di luar negeri untuk membalas kematian Muslim Uighur dalam kerusuhan antar etnis di Xinjiang. "AQIM menjadi sayap Al-Qaida yang pertama kali mengancam China dan nampaknya kelompok lain juga akan mengeluarkan ancaman yang sama," demikian laporan Stirling Assynt yang dilansir surat kabar South China Morning Post, edisi Selasa (14/7).
Lembaga konsultan itu menyatakan, keinginan untuk membalas dendam atas apa yang dialami Muslim Uighur di Xinjiang sudah menyebar ke banyak komunitas jihadis di seluruh dunia dan ratusan ribu orang China yang bekerja di Timur Tengah dan Afrika Utara termasuk 50.000 orang China yang bekerja di Al-Jazair terancam keselamatannya.
"Ancaman ini harus ditanggapi dengan serius. Makin banyak para jihadis yang mulai membicarakan bahwa mereka ingin melihat adanya tindakan terhadap China. Beberapa jihadis sudah dengan aktif mencari informasi tentang segala sesuatu milik China yang ada di dunia Islam, yang bisa menjadi target mereka," demikian klaim Stirling dalam laporannya.
Masih menurut Stirling, proyek-proyek China di negara Yaman adalah salah satu target kelompok-kelompok ekstrim yang sekaligus ingin menumbangkan kepemimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman karena menjalin hubungan dengan China. (ln/aby)
Dua negara yang berbeda, namun dengan sikap yang sama. Begitulah yang sedang terjadi di Jepang dan Turki. Pembantaian Muslim di Xinjiang, Cina dalam jumlah yang sangat banyak telah mengundang berbagai kecaman.
Hari ini, Ankara, ibukota Turki telah tumplek dengan ribuan orang yang memadati kedutaan besar Cina. Ini tidak lepas dari pembantaian Muslim Uighurs di Turkistan Timur oleh pasukan militer Cina.
Polisi Cina telah menangkap 1,434 Muslim Uighurs di Turkistan Timur dua hari setelah pasukan tentara Cina membantai 156 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.
“Pemerintah Cina harus meninggalkan praktik dan kebijakan represifnya terhadap hak asasi manusia, harus menghentikan penindasan terhadap hak hidup, kebebasan dan kesadaran beragama Turkistan Timur dan di semua wilayah Cina.” Begitu bunyi tuntutan mereka.
Sedangkan di Tokyo, Jepang, orang-orang pun turun ke jalan dan mengibarkan bendera Turkistan Timur dan meneriakan slogan anti-Cina.
“Cina, hentikan pembantaian! Bebaskan Uighur!” begitu bunyi dari spanduk mereka. “Berikan kebebasan pada Uighur!”
Para demonstran mengumpulkan tanda tangan dalam sebuah surat terbuka yang akan dikirim kepada presiden Cina Hu Jintao. “Kami mengecam pembantaian Uighur.”
“Dengan menyembunyikan kebenaran, pemerintah Cina hanya membuat buruk hubungan antara rakyat Uighur dan ketidakpuasannya.”
Jepang dan Turki adalah dua negara sekuler. Kemana wahai negara-negara Islam? (sa/wb)
Erdogan Akan Bawa Masalah Xinjiang ke Sidang G-8
Senin, 13/07/2009 17:09 WIBErdogan akan membawa kasus Xinjiang itu ke sidang negara-negara maju yang tergabung dalam kelompok G-8 yang tengah menggelar sidang di Italia.
Dikatakan Erdogan, ia akan duduk bersama para pemimpin dan pejabat negara serta peserta sidang G-8 untuk memberikan sikap dan perhatian serius terhadap krisis Xinjiang.
"Tidak patut rasanya para pemimpin negara-negara maju itu berdiam diri saja tanpa adanya gerakan di hadapan kekerasan yang menimpa etnik Uighur yang dilakukan oleh keamanan Cina di Xinjiang," tegas Erdogan sesaat sebelum ia bertolak menuju Italia untuk menghadiri sidang G-8.
Erdogan menambahkan, dirinya akan "memaksa" para pemimpin negara-negara G-8, termasuk di dalamnya Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Rusia Dritri Marvedev serta Sekjen PBB Ban Ki-Moon untuk serius segera mengatasi krisis Xinjiang. (L2/trt)