Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
18 mac
Di tengah kesibukan kita berkempen jangan lupa hal terpenting ini iaitu tugas sebenar kita sebgai insan di muka bumi ini. Jangan sampai kerana berpolitik sehingga kita lupakan dasar-dasar ini dalam kehidupan kita terutama kepada para dai..Semoga dalam pemilu pada tanggal 9 April di Indonesia dan pilihanraya kecil di Malaysia, Allah menangkan mereka yang selayaknya memimpin dunia ini seperti mana Rasul kita sebelum ini yang telah mengasaskan konsep memerintah dunia sehingga umatnya pernah berjaya memerintah hampir 2/3 dunia ini. Sebab-sebab kejayaan beliau wajib dipelajari dan dikuti tanpa perlu berdalih itu dan ini. Jangan harapkan konsep lain dari Islam mampu mentadbir kerana mereka tidak pernah punya sejarah sehebat Rasul kita sejak dahulu lagi. Oleh yang demikian sebenarnya UMNO dan pemimpinnya di Malaysia hanya mampu bertahan memerintah Malaysia dalam waktu tertentu dan ianya semakin hari semakin lemah kerana asas perjuangannya sangat lemah berbeza dengan perjuangan Rasul kita Muhammad saw. Ikutilah ..pesan-pesan dari ulama!!
Dr. Mahdi 'Akif, Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin
Urgensi Kenabian Muhammad Saw. Bagi Kemanusiaan (1)
Kamis, 12/03/2009 17:43 WIBKetika Rasulullah Saw. hadir, manusia terbagi dua golongan. Golongan pertama adalah kaum yang menzalimi. Mereka keji, menindas, dan menikmati dunia dengan keangkuhan dan kerusakan.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada sebaik-baik makhluk-Nya, dan penutup para nabi-Nya, Sayyidina Muhammad Saw. amma ba'du...
Bulan Rabiul Awal kembali menyapa, mengingatkan kita pada maulid pembawa cahaya dan hidayah; Sayyidina Muhammad Saw. yang lahir di kala dunia penuh dengan kerusakan.
Ketika Rasulullah Saw. hadir, manusia terbagi dua golongan. Golongan pertama adalah kaum yang menzalimi. Mereka keji, menindas, dan menikmati dunia dengan keangkuhan dan kerusakan. Yang kedua adalah golongan yang dizalimi. Mereka dianiaya dan terus ditindas. Golongan zalim semakin zalim, sedangkan yang dizalimi hanya pasrah, karena tak bisa berbuat apa-apa. Sehingga tersebar moto kepasrahan di antara mereka, "Kami hanyalah budak bagi siapa yang memiliki kami."
Saat Rasul lahir, di tingkat internasional, ada dua imperium yang menjadi adikuasa dunia; Romawi dan Persia. Keduanya saling merebut wilayah jajahan, menghegemoni dunia, memeras kekayaan alam negara lain, menjadikan penduduk wilayah lain sebagai tentara yang membantu perang berdarah antara kedua imperium itu. Sedangkan bangsa lain mereka pandang secara rasis.
Di tingkat bangsa Arab, orang yang zalim merasa bangga, karena mereka mampu berbuat zalim dan tidak dizalimi, atau mampu merusak tanpa ada yang mampu menghukumi. Adapun orang yang dizalimi, mereka hanya pasrah dimiliki dan tidak berhak memiliki.
Namun demikian, ada juga orang Arab yang baik hati, seperti Muth‘am bin Adi yang membantu Nabi Saw. Perjanjian Hilful Fudhul (janji setia suku Quraiys untuk menolong orang-orang yang dizalimi) juga menunjukkan semangat berbuat baik di antara mereka.
Demikianlah sekilas realita kehidupan sebelum lahirnya Nabi Muhammad Saw. Ketika Allah Swt. berkehendak menghapus kezaliman ini, Dia mengutus nabi-Nya Muhammad Saw. dengan risalah yang paling agung dan penutup risalah para nabi dan rasul sebelumnya.
Ketika Rasulullah tampil di tengah-tengah kehidupan manusia, beliau langsung memulai proyek perbaikan baru, untuk memperbaiki kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Untuk itu Rasulullah Saw. selalu berdoa, "Ya Allah perbaikilah agamaku yang merupakan inti urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan tempat kehidupanku, dan perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku."
Risalah Persamaan dan Kemanusiaan
Proyek perbaikan dunia akhirat tersebut terhimpun dalam risalah yang di bawa Rasulullah Saw. Di antaranya risalah persamaan setiap manusia. Allah berfirman, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian dapat saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa (kepada Allah). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13).
Dakwah Rasul ini berdiri di atas asas yang jelas. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian juga satu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang non Arab, tidak juga orang non Arab atas orang Arab, tidak juga orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, tidak juga orang berkulit hitam atas orang berkulit merah, kecuali dengan ketakwaan." (HR. Ahmad dengan sanad shahih).
Risalah Persatuan Umat Manusia
Dakwah Rasulullah merupakan dakwah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul. Sehingga, ketika seseorang beriman kepada Nabi Muhammad, berarti ia juga beriman kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan semua nabi lainnya. Allah berfirman, "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama (agama tauhid yaitu: iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, nabi dan rasul-Nya, hari kiamat dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya) dan janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang musyrik agama yang kalian serukan kepada mereka." (QS. Asy-Syura: 13).
Risalah Kebebasan, Persatuan, dan Menanggalkan Sukuisme
Dakwah Rasulullah Saw. memerangi segala bentuk kediktatoran politik, pemikiran, dan sosial. Dakwah yang memerangi semua bentuk kezaliman yang ada dalam masyarakat.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. telah menghilangkan pada diri kalian kesombongan jahiliyah dan kebanggaan terhadap nenek moyang... setiap kalian berasal dari Adam, dan Adam itu berasal dari tanah. Maka hendaklah setiap kalian meninggalkan kebanggaan terhadap kaumnya, karena sikap itu adalah salah satu bara neraka jahannam, atau ia akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari pada jenis kumbang yang mendorong kotoran dengan hidungnya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad shahih).
Jadi tidak ada beda antara kulit putih dan kulit hitam, Arab atau non Arab, Quraiys atau Habsyi. Dakwah seperti inilah yang diterima oleh akal sehat dan fitrah yang lurus. Karena manusia adalah manusia. Ia mempunyai kebebasan dan berhak atas segala kemuliaan.
Bahkan sistem perbudakan telah menjadi salah satu hukum yang lumrah di dunia kala Rasul lahir. Maka risalah Islam hadir menentangnya. Salah satunya dengan sistem mukâtabah, yaitu memerdekakan budak dengan cara menebusnya. Dalam Al-Quran Allah menyeru, "Maka hendaklah kalian mengadakan mukâtabah (seorang hamba yang meminta dimerdekakan oleh tuannya dengan cara menebus dirinya) dengan mereka jika engkau mengetahui bahwa di sana ada kebaikan..", bahkan Islam memerintahkan untuk menolong mereka, "Dan berikanlah sebagian harta Allah yang telah Dia anugearhkan kepadamu.." (QS. An-Nur: 33).
Risalah Keadilan yang Mutlak
Dakwah Rasulullah Saw. adalah seruan terhadap keadilan mutlak. Keadilan yang diterapkan kepada siapa saja, walau berbeda agama dan kepercayaan. Allah Swt. berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalaha kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Maidah: 8).
Bahkan di hadapan kezaliman kaum Quraisy yang mencegah mereka melakukan umrah dan thawaf di Masjidil Haram, Allah juga melarang Rasul dan sahabat membalas kezaliman mereka dengan kezaliman pula. Allah berfirman,
وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَن صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَن تَعْتَدُواْ
"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum—karena mereka menghalangi-halangimu dari Masjidil Haram—mendorongmu berbuat aniaya terhadap mereka.." (QS. Al-Maidah: 2)
Risalah Kesabaran, Bahkan Terhadap Orang yang Menyakiti
Dakwah Rasul mengharuskan untuk tetap bersabar menghadapi upaya Ahli Kitab—yang hidup di antara kaum muslimin—menyakiti beliau, selama upaya ahlul kitab itu hanya menyesakkan jiwa dan kata-kata yang menyakitkan, yang tidak kelewat batas, atau menjadikan musuh semena-mena terhadap kaum muslimin. Allah berfirman,
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُواْ أَذًى كَثِيرًا وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ ﴿١٨٦﴾
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan sungguh kamu juga akan mendengar dari orang-orang Ahli Kitab sebelum kamu, dan orang-orang musyrik, gangguan yang banyak dan menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (QS. Ali Imran: 186).
Sebaliknya, Rasulullah Saw. memberi peringatan keras agar seorang muslim tidak sekali-kali menyakiti non-muslim yang berada dalam masyarakat muslim. Rasulullah Saw. bersabda, "Barang siapa yang menzalimi atau menghina mu‘âhidan (non-muslim ahlu zimmah), atau membebankan sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan, atau mengambil sesuatu dari mereka tanpa keridaan dari mereka, maka sayalah yang akan menjadi lawannya di hari Kiamat." (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih).
Jadi, Rasulullah Saw. yang akan berdiri dan membela ahlu zimmah melawan muslim tersebut. (Bersambung)
Dr. Mahdi 'Akif, Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin
Urgensi Kenabian Muhammad Saw Bagi Kemanusiaan (2)
Kamis, 19/03/2009 08:33 WIBSetiap hari Dunia Barat memperlihatkan kemunapikannya dalam warna yang baru. Sementara mereka berteriak-teriak menyuarakan demokrasi dan kebebasan serta menyuarakan hak setiap bangsa untuk membela diri dan melawan penjajah yang merampas negerinya, pada saat yang sama mereka mengingkari hak ini terhada bangsa Arab dan Islam dan terkhusus bumi Palestina.
Risalah Penjagaan dan Pembelaan Terhadap Kebenaran
Adapun jika mereka (Ahludz Dzimmah) keluar dari undang-undang dan hukum Umat Islam atau memusuhinya atau membantu negara lain yang memusuhi Islam, maka tidak ada gunanya membiarakan hal ini. Sebab Allah berfirman,
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿٩﴾
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zhalim.” (Al-Mumtahanah: 9)
Betapa miripnya hari ini dengan kemarin
Ketika memperhatikan kondisi dunia sekarang ini, kita melihat adanya upaya untuk kembali ke zaman Jahiliyah guna menghidupkan kezaliman dan kerusakan di muka bumi. Semenjak mundurnya kejayan Umat yang membawa nilai-nilai Risâlah Muhammadiyah (ajaran Muhammad Saw) dan menyebarluaskannya ke seluruh penjuru dunia ini, bangsa-bangsa Barat pun mulai maju dari segi materi. Segala macam kekuatan dan kecanggihan cenderung berpihak untuk kepentingan mereka. Mereka kemudian bergerak untuk menjajah dunia Timur dan berusaha menghilangkan kejayaan dan sejarahnya. Untuk merealisasikan semua itu mereka melakukan pembantaian-pembantaian keji dan penjajahan terhdap bangsa-bangsa terutama bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Sampai pada akhirnya manusia mengumumkan keinginan mereka untuk hidup bersama dalam kedamaian. Mereka sepakat untuk mendirikan organisasi Internasional untuk menjaga hal-hak mereka setelah Perang Dunia berdarah yang memusnahkan puluhan juta manusia. Mereka mengumumkan berdirinya PBB dan lembaga-lembaga lainnya yang secara zahir menyeru kepada kebebasan, keadilan, persamaan dan kemanusiaan. Akan tetapi, semua itu hanya sekedar jargon yang kosong dari isinya. Karena, tetap saja Negara-negara besar yang memiliki kekuatan militer yang besar, terutama Amerika, merekalah yang memegang kebijakan yang mengatur roda perjalanan dunia dengan sistem rasialisme yang dapat dilihat oleh siapa saja.
Masalah Palestina dan keberpihakan yang zalim
Gambaran paling jelas dari keberpihakan yang zalim ini terlihat pada upaya mereka mendirikan gerakan Zionis yang mereka sebut Negara Israel, di bumi Palestina. Padahal negara Israel ini adalah negara yang tidak mempunyai asal-usul yang jelas. Bukan merupakan sebuah bangsa yang hidup di atas negeri yang mempunyai wujud secara natural. Tetapi ia tidak lain adalah kumpulan kelompok-kelompok ekstrimis dari berbagai unsur, yang tidak disatukan oleh apapun selain ideologi Zionisme. Mereka meninggalkan negeri asalnya untuk mendiami negara buatan baru di atas negeri Palestina, seraya menzalimi hak-hak rakyat Palestina. Sebuah negara yang dibentuk melalui resolusi PBB yang zalim, pada tahun 1947 M, dengan persetujuan negara-negara besar imprealis, terutama Amerika.
Kelompok-kelompok ekstrimis tersebut mulai mendirikan eksistensinya dengan pembantaian yang keji, oprasi-oprasi pemusnahan massal dan pengusiran paksa rakyat Palestina, dengan didengar dan disaksikan oleh dunia internaisonal. Tidak cukup sekedar berasaskan resolusi yang zalim itu, negara-negara besar dunia terutama, menyokong tumbuhnya entitas baru ini dengan bantuan persenjataan besar-besaran dan modern, untuk merampas sisa-sisa tanah Palestina, bahkan melampauinya sampai merebut tanah-tanah Arab lainnya, melalui peperangan panjang dan pembantaian berkali-kali terhadap penduduk negara-negara Arab yang berada di sekeliling Palestina.
Mereka melabrak semua resolusi-resolusi—yang memang hanya sekedar formalitas—yang dikeluarkan oleh PBB tentang masalah Palestina. Dengan sangat sesumbar mereka mengumumkan penolakannya terhadap pengembalian para pengungsi Palestina, bahkan sampai akhir tanggal 4 Juni 1967. Sedangkan PBB sama sekali tidak berpikir bagaimana mengambil langkah-langkah kongkret untuk memaksa Israel menghormati resolusi-resolusi yang telah ditetapkannya. Walaupun sebenarnya resolusi itu adalah resolusi zalim yang memberikan tanah kepada orang yang tidak berhak memilikinya, dan yang memberi (PBB) sendiri juga tidak memiliki hak untuk memberikan tanah itu kepada orang tersebut.
Sungguh sebuah kezaliman yang aneh
Setiap hari Dunia Barat memperlihatkan kemunafikannya dalam warna yang baru. Pada waktu mereka berteriak-teriak menyuarakan demokrasi dan kebebasan, menyuarakan hak setiap bangsa untuk membela diri dan melawan penjajah yang merampas negerinya; pada saat yang sama mereka mengingkari hak ini terhadap bangsa Arab dan Islam, khususnya bumi Palestina. Ketika Veto Amerika memberangus setiap resolusi yang mengusung pelanggaran hak dan pembantaian yang dilakukan Zionis yang tidak peduli terhadap kemanusiaan, tumbuhan atau bebatuan; ketika itu juga Amerika tidak punya malu untuk mengatakan perlawanan bangsa Palestina sebagai aksi terorisme.
Di saat pemimpin-pemimpin negara Barat sama sekali tidak tergerak hatinya melihat pemandangan darah dan serpihan-serpihan daging anak-anak Palestina akibat senjata Phosfor yang terlarang secara internasional; pada saat yang sama mereka bersatu untuk memboikot para Mujahidin dan melarang pengiriman senjata-senjata ringan kepada mereka. Padahal mereka tidak pernah berhenti mengirimkan kapal-kapal perang, pesawat-pesawat tempur, intelejen-intelejen dan mempersembahkan segala jenis kecanggihan teknologi persenjataan kepada Israel guna mengoptimalkan pengepungan terhadap bangsa yang terzalimi dan perlawanan yang tak bersenjata.
Ketika penuntut umum ICC (International Criminal Court/Persidangan Pidana Internasional) berusaha agar dikeluarkan keputusan resmi internasional untuk menangkap presiden Sudan dengan alasan tuduhan palsu yang dibuat-buat berupa pembantaian massal; pada saat itu juga tidak pernah terdengar bahwa ia dan pihak lainnya bersuara lantang untuk mengajukan tuntutan agar petinggi-petinggi Zionis di seret ke meja persidangan ICC. Padahal merekalah sejatinya yang telah melakukan kejahatan-kejahatan di hadapan mata dan telinga setiap orang, serta disksikan oleh dunia internasional waktu demi waktu di layar televisi.
Di saat yayasan-yayasan kemanusiaan dan organisasi-organisasi perlindungan hewan yang berada di bawah PBB berusaha keras untuk mengkritik segala tindakan yang menyebabkan terbunuhnya seorang penduduk negara Barat atau Yahudi, di saat itu pula mereka hanya terdiam sunyi sesunyi pekuburan melihat kejahatan-kejahatan tidak berkemanusiaan yang diberitakan oleh banyak Televisi. Ribuan anak-anak, para wanita dan orang-orang tua menjadi korban. Namun dengan tenangnya sebagian mereka memutarbalikkan fakta, membenarkan agresi Israel dan mengatakan bahwa hal itu adalah tindakan pembelaan diri. Pada saat yang sama mereka menuding para pejuang sebagai pihak yang bertanggung jawab atas korban yang diakibatkan agresi ini, dan menganggapnya sebagai pelanggaran hak yang tidak dibenarkan sama sekali! Bahkan pihak-pihak yang tidak memiliki kemampuan untuk mengingkari kejahatan-kejahatan Zionis yang brutal ini dan ikut serta—dengan malu-malu—menuding Israel, namun mereka juga tidak lupa menyatakan bahwa para pejuang ikut bertanggung jawab dalam hal ini. Mereka menyamakan antara yang dikorbankan dan yang mengorbankan. Inilah yang dilakukan oleh Lembaga Amnseti Internasional akhir-akhir ini.
Kezaliman adalah penyebab kekacauan Golobal
Organisasi Ikhwan al-Muslimin ketika menyaksikan semua kezaliman yang memenuhi dunia sekarang ini, menegaskan kepada mereka yang memiliki akal sehat, bahwa kezaliman ini, standar penilaian yang zalim ini, serta keberpihakan zalim yang kontaras ini adalah sebab utama dari kekacauan global. Semua itulah yang sebenarnya menyebabkan peperangan-peperangan di seluruh muka bumi. Tidak akan ada kedamaian di Jazirah Arabia selama penjajah masih tetap bercokol di sana, selama berada di bawah naungan kezaliman dunia Internasional yang mendukung para pelaku kezaliman terhadap kezaliman mereka, menolak untuk mengembalikan hak kepada pemiliknya, dan selama mereka mengusung jargon-jargon keadilan dan kemanusiaan menurut definisis mereka dan menerapkannya di dunia ini.
Hanya keadilan yang akan menjamin kedamaian hidup manusia
Sesungguhnya umat manusia saat ini sangat membutuhkan risalah kenabian Muhammad Saw dan nilai-nilai ajaran yang dibawanya, untuk memberikan kebahagiaan pada dunia dan meluruskan arah hidup umat manusia. Tidak ada cara untuk mewujudkan kedamaian di muka bumi ini kecuali dengan kembali kepada nilai-nilai ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw seperti persamaan, kebebasan, keadilan dan pengakuan hak kepada pemiliknya. Maka, apakah para cendikiawan, politikus, pemikir dan pembela hak-hak manusia memperhatikan seruan-seruan mulia yang mengajak kepada kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw ini?
Seyogyanya, para cendekiawan membuka rasio dan mata hati agar mereka dapat keluar dari ketidakstabilan dan kerusakan global yang mencekik leher umat manusia. Selamanya dakwah beliau yang mulia membreitahukan jalan keselamatan,
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْاْ إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضاً أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ اشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ ﴿٦٤﴾
"Katakanlah: ‘Hai ahli Kitab! Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah’. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’." (Ali Imran: 64).
Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik-Nya. (SN/IKH)