foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

Friday, July 31, 2009

SIRI KHUTBAH JUMAAT- TV DAN KESANNYA?

HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)

"REFORMIS BUKAN HANYA GELARAN ATAU PEJUANG YANG BERJUANG KERANA MENGHARAPKANNYA!"

1 OGOS..

Saya mohon maaf kepada sdr sdri yang ingin memberi komentar dan mengkaitkan blog sdr sdri dari blog kami dengan penuh harapan agar dapat menghormati idealisma dan visi misi perjuangan yang bersih. Saya tidak bermaksud menghina sesiapa tetapi inilah realiti yang ada. Semoga sdr sdri yang ingin melepaskan geram sila emelkan saja supaya tidak mencacatkan kemurniaan ilmu dari blog ini. Apatah lagi jika komentar terhadap bahan khutbah ini...!!! Terima kasih atas perhatiannya!!

Sikap Terhadap Tayangan Televisi

12/6/2009 | 18 Jumadil Akhir 1430 H | Hits: 2,317
Oleh: Thalhah Nuhin, Lc.

الحمد لله الذي بعث النبيين مبشرين ومنذرين وأنزل معهم الكتاب بالحق ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه وما اختلف فيه إلا الذين أوتوه من بعد ما جاءتهم البينات بغيا بينهم فهدى الله الذين آمنوا لما اختلفوا فيه من الحق بإذنه والله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له كما شهد هو سبحانه وتعالى أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولوا العلم قائما بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي ختم به أنبياءه وهدى به أولياءه ونعته بقوله في القرآن الكريم لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم فإن تولوا فقل حسبي الله لا إله إلا هو عليه توكلت وهو رب العرش العظيم وصلى الله عليه وعلى آله أفضل صلاة وأفضل تسليم أما بعد….
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا (60)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Rabb Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa pilih kasih dan Tuhan Yang Maha Penyayang tanpa pandang sayang. Akhirnya, kita semua dalam hari yang mulya ini, hari yang penuh berkah ini dan hari yang agung ini, masih mampu merespon nida rabbani (seruan Allah) dalam surat Jumat ayat 9:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9)

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Semoga dengan limpahan karunia dan nikmat yang masih kita rasakan sampai saat ini, bisa kita jadikan kembali sebagai sarana kehidupan kita menuju penguatan kualitas ketakwaan, pengokohan keimanan yang bersemayam dalam diri kita dan untuk membangun amal-amal unggulan dalam lembaran sejarah kehidupan kita yang fana ini.

Dampak Teknologi Informasi

Televisi

Televisi (abc.net.au)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…..

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, lembaran kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang lahir dari produk-produknya seperti media elektronik, media komunikasi dan dunia maya; internet. Produk-produk ini menjadi aksesoris yang sangat penting, tidak hanya menghiasi rumah dan perkantoran, akan tetapi juga melekat dengan diri mereka. Bagi seorang muslim, semua ini harus bisa dijadikan sebagai sarana untuk membangun kesalehan diri, memperbaiki citra diri dan untuk mendayagunakan seluruh potensi yang dimilikinya. Sehingga masuk dalam katagori hadits Rasulullah SAW berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. رواه الترمذي

Dari Abu Hurairah ra, berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sebagian kebaikan Isalamnya seseorang bila meninggalkan apa-apa yang tidak berfaedah”. HR Imam At-Tirmidzi, hadits gharib.

Bahaya Televisi

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Pertanyaannya; apakah produk-produk ini berbahaya bagi kehidupan kita? Apakah hal ini bertentangan dengan makan ibadah yang merupakan tujuan kehidupan ini? Dan apakah sangat bermanfaat bagi kita untuk memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan sepanjang kita bisa dan mampu mengelolanya? Coba kita renungkan sejenak hasil survey tayangan televisi:

“Benjamin Olken, ekonom dari MIT, beberapa tahun lalu pernah meneliti pengaruh televisi di kalangan rumah tangga Indonesia. Kita tahu bahwa pulau Jawa adalah daratan yang terdiri dari sejumlah gunung dan dataran tinggi. Akibatnya ada wilayah yang mendapatkan sinyal televisi bagus namun ada juga yang terperangkap bayangan dataran tinggi sehingga penerimaan sinyalnya terbatas.

Olken mensurvei lebih dari 600 desa di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta membandingkan antara desa yang bisa menjangkau sedikit dengan desa yang bisa menerima banyak saluran televisi. Hasilnya cukup menarik. Setiap bertambah satu channel televisi yang bisa dilihat, maka rata-rata mereka menonton televisi lebih tujuh menit lebih lama. Ketika survei ini dilakukan, hanya ada 7 stasiun televisi nasional. Kalau survei tersebut dilakukan saat ini, bisa jadi waktunya akan bertambah besar.

Temuan lain yang tak kalah menarik adalah di pedesaan dengan penerimaan sinyal televisi yang lebih bagus menunjukkan adanya tingkat partisipasi kegiatan sosial yang lebih rendah. Artinya, orang lebih suka menonton televisi daripada terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Lebih dari itu, di pedesaan tersebut juga terlihat adanya tingkat ketidakpercayaan yang lebih tinggi di antara penduduk yang berakibat pada lesunya kerjasama perekonomian dan perdagangan.”(Pengaruh Televisi Bagi Masyarakat Indonesia, Nofie Iman)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Kemajuan teknologi informasi bisa berdampak positif atau negative. Hal ini sangat tergantung pada penggunanya. Apakah mereka akan memanfaatkan sisi positifnya atau sebaliknya. Sebagaimana tergambar dari hasil survey di atas. Yaitu rendahnya tingkat partisipasi social dari orang-orang yang suka menonton televise karena terlalu banyak menghabiskan waktunya di depan televisi tanpa harus memilah dan memilih acara atau program yang bermanfaat.

Bisa kita simpulkan tentang bahaya televisi bila tidak dikelola dengan management yang islami sebagai berikut:

Pertama; sarana ghazwul fikri (perang pemikiran) dan merusak akhlak

Kedua; sarana sosialisasi budaya permisif, konsumtif, matrialis dan hedonis

Ketiga; sarana menghabiskan waktu untuk yang tidak berfaedah

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Tiga hal ini bisa muncul bila yang mengelola media elektronik adalah orang yang hanya bertujuan untuk mengejar keuntungan tanpa memperhatikan sisi education. Dan juga orang-orang yang mempunyai tujuan untuk merusak moral anak bangsa dan menjauhkan pemuda dari nilai-nilai agama. Maka yang muncul di layar televisi, internet dan media elektronik lainnya, hanyalah program-program yang berbau pornografi, mendorong hubungan bebas, budaya hidup permisif dan matrialis. Coba kita renungkan apa yang pernah diserukan oleh Samuel Zuemer di hadapan para misionaris pada tahun 1935 di Al-Quds: “Tujuan kalian bukan untuk mengeluarkan mereka dari agamanya, akan tetapi memutuskan hubungan dari tali agama sehingga tidak memiliki ikatan akhlak yang kuat…”

Sikap Kita Terhadap televisi

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Dalam mengisi kehidupan yang fana ini, perlunya kita memperhatikan kembali citra diri dan keluarga berkaitan dengan media elektronik. Karena bukan hanya diri kita yang dituntut untuk menjadi pribadi yang mempesona, akan tetapi juga istri dan anak-anak kita. Itulah yang ditegaskan Allah SWT dalam salah satu ayatnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahriim: 6)

Berangkat dari perenungan ayat ini, maka kita harus bersikap yang benar terhadap beragam tayangan televise. Agar kita benar-benar bisa menjaga diri dan keluarga kita dari hal-hal yang tidak berfaedah yang berujung pada kerugian besar. Semoga kita masih memiliki rasa malu dalam mensikapi berwarna-warni tayangan televisi. Tidak membiasakan menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV tanpa memilah dan memilih program yang berfaedah dan bermakna bagi kehidupan keluarga. Wabil khusus berkaitan dengan anak-anak kita. Rasulullah SAW bersabda:

عن ابن مسعود مرفوعاً : (( الاستحياء من الله تعالى أنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وما حَوَى ، وتَحفَظَ البَطنَ وما وَعَى ، ولْتَذْكُرِ الموتَ والبِلى، فمن فَعَل ذلك ، فقد استحيَى من الله حقَّ الحياء ))(رواه الترمذي) .

Dari Ibnu Mas’ud ra –secara marfu’-: “Rasa malu kepada Allah SWT bila kamu menjaga kepala dan isinya, perut dan yang di dalamnya dan hendaklah kamu mengingat kematian dan kehancuran. Maka barang siapa yang melakukan itu, sungguh dia telah memiliki rasa malu yang sebenarnya kepada Allah” HR Imam At-Tirmidzi

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Jadi, yang perlu kita perhatikan pada tayangan dan program TV adalah:

Pertama; Memilah dan memilih program yang bermanfaat dan memiliki nilai education. Jangan sampai kita membiarkan diri kita larut dalam pilihan yang salah bahkan menjerumuskan anak-anak kita. Orang tua harus mendampingi anak-anak dalam menikmati tayangan TV. Tidak hanya mendampingi saja, tapi mengarahkan kepada hal-hal yang baik dan benar untuk masa depannya. Jangan sampai menjadi generasi yang mengabaikan ibadah dan mengikuti hawa nafsunya. Apalagi sangat banyak tanyangan sinetron yang tidak mendidik para pemuda, bahkan menjerumuskan mereka untuk mengikuti dan menteladani hal-hal yang mengarah pada dekadensi moral. Allah SWT berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا (60)

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan, Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,” (QS. Maryam: 59-60)

Kedua; Memperhatikan waktu secara tepat. Jangan sampai ada satuan waktu yang berlalu tanpa ada satuan kebaikan yang terbangun. Jangan biarkan Waktu-waktu kita berlalu dengan tayangan-tayangan gossip, ghibah, pornografi dan pornoaksi.

إذا تكلمتَ فاذْكُر سَمعَ اللهِ لك ، وإذا سكتَّ فاذكر نظره إليك. )روي هذا القول عن أحمد بن منيع ، وروي عن الربيع بن خثيم ، وروي عن حاتم الأصم . انظر : سير أعلام النبلاء 11/485 ، وصفة الصفوة 3/68 و4/162(

Orang bijak berkata: “Apabila kamu bicara, ingatlah bahwa Allah SWT mendengar kamu dan apabila kamu diam, maka ingatlah bahwa Dia melihatmu.” (dari Imam Ahmad bin Mani’, Ar-Rabi’ bin Khutsaim dan Hatim Al-Asham, lihat Siar A’laam An-Nubalaa: 11/485, shifat Ash-Shofwah: 3/68 & 4/162)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Semoga kita tetap istiqamah dan menjadi hamba-hambanya yang sholeh. Senantiasa mempesona dengan nilai-nilai Islam di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Wallahu a’lam.

SELAMAT DATANG BULAN MERDEKA...

HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)

"REFORMIS BUKAN HANYA GELARAN ATAU PEJUANG YANG BERJUANG KERANA MENGHARAPKANNYA!"

1 OGOS

Sempena kehadiran bulan merdeka di negara bertetangga Malaysia dan Indonesia mari kita renung kembali hakikat kemerdekaan itu sendiri. 17 Ogos buat Indonesia dan 31 Ogos buat Malaysia amat bermakna sekali kerana kemerdekaan yang diperoleh dari penjajah bukan gratis tetapi mereka yang terdahulu telah membayarnya dengan darah merah yang mengalir atas bumi ini sehingga penjajah meninggalkan kita. Mungkin ada sedikit perbezaan dari cara kedua negara tetapi hakikatnya sama iaitu darah merah. Keberanian mereka yang terdahulu masih kekal dalam warna merah tersebut dan semoga ianya kekal sampai kapanpun sekalipun yang menjadi pemerintahnya ada berbagai macam warna.

Sdr, nikmat merdeka pada hari ini adalah sebuah proses panjang yang jika diteliti sampai hari ini ianya masih melalui tahapan proses tersebut. Merdeka secara harfiah mungkin saja telah berlaku tetapi hakikatnya masih jauh. Mungkin inilah yang mahu kita bahaskan bersama. Semoga ada kebaikan darinya:

1. Betul kita telah menghalau fizikal penjajah dari bumi kita (Malaysia dan Indonesia) tetapi apakah dari aspek lain kita telah bebas merdeka? Saya akan lebih memfokus ke Malaysia kerana saya kira Malaysia kondisinya lebih parah dari Indonesia dari aspek kebebasan bersuara. Yang sebenarnya masih belum merdeka. ISA masih kekal sama seperti di zaman penajajah dahulu bahkan ada beberapa aspek penderaan sekarang jauh lebih canggih sesuai dengan peredaran zaman. Jadi apa sebenarnya yang merdeka? Esuk rakyat dari seluruh Malaysia datang berdemonstrasi di KL hanya semata-mata mahu menuntut sebuah kemerdekaan hukum dan undang-undang. BN sebagai pengganti penjajah terus menerus mempertahankan akta zalim sampai saat ini tanpa merasa malu dan hina. Jadi wajar saja rakyat mengatakan bahawa apa bezanya penjajah berkulit putih dengan penjajah berhidung kemek?

2. Penjajah mengajar amalan rasuah kepada para raja Melayu sehingga sekarang amalan itu masih menjadi ulam lazat pemerintah bagi menjahanamkan kepentingan rakyat terbanyak. Negara tergadai, maruah rakyat dijual beli, kebodohan merembet sampai ke dalam istana tidak dipeduli asalkan masih berkuasa. Apakah ini makna merdeka? Mari kita tepuk dahi berkali-kali sehingga ada sesuatu yang kita perolehi atau kita akan pening sepanjang hari.

3. Budi pekerti yang merdeka seharusnya bukan hanya dibentuk oleh media peninggalan penjajah. Tetapi relitinya itulah hidangan paling lazat yang dihadam oleh rakyat merdeka sehingga kata-katanya mirip dengan doremon dari katun Jepun. Bahkan menjadi tren yang kren ala rambut yang seratus peratus meniru dari watak-watak katun di kaca TV. Apakah ini merdeka?

4. Akal merdeka seharusnya bebas memberi pandangan, berinovasi, berkreasi dan berinprovisasi dalam semua aspek demi sebuah kemajuan kemanusiaan. Realitinya tidak. Semakin maju dan global maka semakin tinggi kadar kematian akibat bunuh diri atau dibunuh orang lain. Berita bunuh dan aniaya jika dibiarkan bisa memenuhi ruang koran serta media negara merdeka. Jadi di mana merdekanya?

Jika mahu diungkap terlalu banyak bahkan kita akan menjadi golongan yang tenggelam dengan istilah merdeka yang semakin hari manusia semakin jauh dari hakikat kemerdekaan. Maka Islam datang sebenarnya adalah untuk memberi pencerahan bahawa hakikat merdeka itu apa sebenarnya? Merdeka paling awal ialah membawa manusia berubudiah lillahi wahdah. Merdeka dari perhambaan selain kepada Allah. Inilah asas merdeka yang ramai di antara kita belum mencapainya. Jika belum berangkat dari sini maka kita selamanya tidak akan mampu merdeka apatah lagi untuk menikmatinya. Ayuh..kita mencari hakikat ini bersama!! Merdeka !!!

Esuk sebenarnya adalah salah satu dari proses kemerdekaan maka pihak pemerintah akan bermati-matian mempertahankannya. Lalu bagaimana,,ya itulah risikonya..jika dulu darah dan sekarang...?? Lori merah..dan air merah...orang merah..

Syed Ibrahim: Cukuplah 49 tahun ISA mengganas
Norlaila Othman
Fri | Jul 31, 09 | 9:43:11 pm MYT
"Pergi jahanam dengan GMI", tajuk berita dari M-Star dan "Umat Islam diharamkan menyertai himpunan jalanan", dari Berita Harian adalah dua bentuk provokasi dan ancaman yang dikeluarkan oleh media arus perdana menjelang Himpunan Aman MANSUH, esok 1 Ogos.

Sesiapa saja yang membaca berita-berita tersebut, terutamanya penduduk Malaysia yang tinggal di kawasan yang tidak mendapat liputan internet, pasti akan merasa kurang selesa untuk hadir ke Kuala Lumpur, Sabtu ini.

Oleh sebab itu, Pengarah Himpunan MANSUH, Syed Ibrahim Syed Noh sekali lagi menegaskan bahawa Gerakan Mansuhkan ISA(GMI) yang mewakili 83 gabungan parti politik dan NGO tetap akan meneruskan perhimpunan tersebut.

Pihak penganjur sentiasa mengambil sikap berjaga-jaga dan faktor keselamatan akan ditingkatkan, agar himpunan tersebut bebas dari sebarang provokasi yang boleh mengganggu dan melibatkan para demonstran.

"Himpunan MANSUH ini adalah satu platform yang disediakan supaya rakyat dapat menyuarakan dan meluahkan rasa tidak puas hati mereka terhadap penggunaan akta tahan tanpa bicara, ISA yang telah menganiaya lebih 17 ribu rakyat malaysia dari pelbagai kaum dan latar belakang.

"Tahun ini, usia ISA masuk 49 tahun, cukuplah setakat itu akta tersebut digunakan ke atas rakyat Malaysia," kata Syed Ibrahim ketika memulakan sidang akhbar di bangunan Pejabat Agung PAS petang semalam.

"Aktiviti GMI bukan bermula semalam. Ianya telah dimulakan sejak tahun 2001 lagi. Pelbagai aktiviti dilakukan untuk memberitahu pemimpin yang sedang berkuasa sekarang bahawa akta tanpa bicara ISA amat zalim kerana ia mencabul hak asasi mangsanya, sepatutnya segera dihentikan penggunaanya.

"Di Malaysia sudah ada terlalu banyak undang-undang yang boleh digunakan terhadap apa juga jenis kesalahan justeru itu, ISA sudah tidak diperlukan lagi kerana akta itu terbukti lebih banyak mendatang mudharat kepada rakyat," tambah Syed Ibrahim lagi.

"Pertubuhan bukan kerajaan seperti PEWARIS dan MAGARAN yang menyokong ISA juga berhak untuk berhimpun walaupun ianya diadakan secara 'kebetulan' pada tarikh dan masa yang sama dengan himpunan MANSUH ISA anjuran GMI.

"Namun, yang amat jelas, himpunan GMI telah dirancang beberapa bulan lebih awal dan pihak jawatankuasa kerja MANSUH telah bertemu dengan pelbagai NGO serta parti politik untuk menerangkan, memberitahu dan memohon sokongan terhadap penganjuran himpunan tersebut.

"GMI telah berkunjung kepejabat Menteri Dalam Negeri, SUHAKAM , Bar Council, Mahasiswa, Persatuan Cina, Hindraf dan parti politik Pakatan Rakyat. Siri ceramah 'roadshow' yang dianjurkan oleh Pemuda Pakatan Rakyat di seluruh negara pula adalah khusus untuk memberitahu orang ramai tentang ISA dan seterusnya memohon sokongan seluruh rakyat Malaysia yang cintakan keadilan dan bencikan kezaliman supaya turun ke Kuala Lumpur untuk sama-sama menyatakan bantahan terhadap akta drakonian itu," kata Pengerusi GMI itu.

"Kami juga telah menyerahkan sepucuk surat pemberitahuan tentang himpunan ini kepada Polis dua hari lepas. GMI memohon, pihak polis turut membantu memudahkan dan melancarkan perjalanan para demonstran di himpunan aman tersebut. Tiada sesiapa, terutamanya dipihak GMI yang mahu berlaku sebarang kejadian yang tidak diingini.

"Berilah sedikit ruang pada rakyat untuk melakukan sesuatu yang menjadi hak mereka iaitu kebebasan berkumpul sepertimana termaktub di Perlembagaan Persekutuan,� demikianlah beliau mengakhiri sidang media tersebut.

Turut hadir di sidang media itu ialah Timbalan Pengarah MANSUH, Kamaruzaman Mohammad Setiausaha Pemuda PAS Pusat, Ustazah Nuridah Ketua Muslimat PAS Pusat, Aiman Athirah, Ketua Penerangan Muslimat PAS Pusat dan Nashita Mohd Noor, Bendahari GMI. _