foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

Saturday, May 16, 2009

AKHIRNYA SBY, MEGA DAN JK PUNYA PASANGAN MASING-MASING..

HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)

17 MEI

Media di Malaysia sebuk dengan virus h1n1 (flu babi) yang di Indonesia sejak 2 minggu lalu sudah bersedia dengan bermacam alat pengesan di airport Jakarta ketika saya ke sana. Pelik juga dengan KLIA semasa saya balik pada 13 mei yang lalu belum ada lagi alat pengesan ketika masuk. Kenapa Indonesia lebih dahulu beraksi? Di Malaysia dah ada yang kena barulah kelam kabut?? Apakah ini salah PM kita yang sibuk dengan kes MB Perak atau Menteri Kesihatan kita yang lambat order alat? Memang memalukan sebuah negara yang hanya tinggal 10 tahun lagi bertakhta sebagai negara maju tapi hal yang simple pun tak boleh selesai.
Sebenarnya apa yang berlaku? Sibuk nak selamatkan kerusi di Perak sampai terlupa nak jaga nyawa rakyat. Bunyinya macam katun tapi itulah yang berlaku..Menteri Luar Malaysia ke USA sibuk pula buat cerita yang menuduh Anwar pembohong demi sebuah reputasi apa? Heran si Hillary Clinton tenguk si Menteri kita nih..Dunia takut dengan virus h1n1 tapi depa bawa virus lain pula..
Benarlah kata cendikiawan.."Berkawan dengan orang yang bermasalah maka masalahnya yang kita bawa." Sama juga dengan berpemimpin " Jika dianya bermasalah maka masalahnya lah yang menjadi keutamaan". Pergi ke USA hanya semata-mata nak buat cerita yang orang US tak mahu dengar lagi. Nampak sangat Najib terdesak dan hantar menteri Luar yang boleh jadi balaci dia..
Malah nak bercerita panjang tentang politik Malaysia selagi DUN Perak belum dibubarkan kerana terasa sangat rakyat diperbodohkan oleh Najib dan kuncunya..

Hr9808: Kita dokong kenyataan dari NGO Perak..

Muslim NGOs warn of potential unrest over impasse
Humayun Kabir | May 13, 09 7:09pm

A coalition of non-governmental organisations in Perak have warned that unrest could erupt if the ruler does not dissolve the state assembly and call for a fresh elections.
MCPX

They said the people of Perak may become frustrated with the continued denial of their rights in choosing a state government of their choice, and may spark off a similar situation like what happened in Thailand.

sultan azlan zambry abdul kadir nizar jamaluddin perak state govt crisis 030309Speaking a forum in Ipoh this afternoon, JAMA'IY Negeri Perak (a coalition of Muslim NGOs) assistant secretary Mohd Nazri Sahat said that is not what Perakians want but the "negative possibilities" are there.

"This political uncertainty has led to the collapse of the state’s economy, the social structure and state administration and investors are shying away from our silver state.

"The Sultan of Perak must take into consideration the plight of his subjects who are suffering economically, emotionally and fearful for their political safety," he said.

"His highness must correct and stabilise this political storm which is slowly destroying the everyday life of every citizen," he added.

Nazri regretted that no action was taken by the palace to address the grievances of the NGOs when they first submitted a memorandum containing 10,000 signatures on Feb 19 calling on the sultan to intervene in the state’s political crisis and find an amicable solution.

A similar memorandum of 5,000 signatures was also submitted to the sultan’s secretary on May 6.

He said the front of Perak NGOs started with 25 NGOs on Feb 19 and later expanded to 43 consisting of 16 Chinese NGOs and 27 Malay NGOs and today the number has swelled to 50 with seven Indian NGOs joining the force.

Nazri said their target is 100 by uniting all the NGOs together in the state.

No more memorandums

Another speaker, Perak Indian Social Network (PINSO) committee member A Tingaran was more direct.

"Enough of giving memorandums and petitions which will not work. An ultimatum must be given with a time frame for the palace and state government to work on it as it is the people who are suffering economically now," he said.

ABIM Perak chairperson and JAMA’IY deputy president Suhaimi Latip said: "Snap election is the best way to solve the political crisis in Perak."

He said the political storm was generated by political parties with the concept of "the end justifies the means."

Gabungan Solidatari Rakyat (Gasra) vice president Jenapala also expressed that submitting memorandums to the sultan will not work and instead called on Perakians to get ready for the next state election.


Kita perlu berehat sebentar untuk memikir hal ummat dan solusinya.
Inilah yang sering dilakukan oleh para salafussoleh..Berhenti sebentar...merenung dan mengisi ruh perjuangan tersebut agar ianya tidak pancet (tayar kempes keluar angin..). Bangunlah di sepertiga malam dan berpuasalah..bacalah quran dan berzikirlah!! Inilah sebahagian sunnah yang dapat memastikan kelangsungan dakwah berjalan di mana sahaja di bumi ini.

Di petang sabtu alhamdulillah saya dapat bertemu dengan teman-teman lama di Ipoh. Hampir lebih 10 tahun sebahagiannya saya tidak pernah ketemu apatah lagi sejak tahun 2000 selepas era Reformasi 1998. Kelihatan wajah mereka yang samakin berumur tapi masih segar dan semakin tawadhu'. Semoga Allah memberkati perjuangan mereka amin!!.. Terasa indah bila mengenang ketika bersama di Ipoh melakukan kerja-kerja pembaikan umat. Dan sekarang sebenarnya adalah waktu anak-anak pula berada di barisan depan memikul amanah yang berat ini. Ust Fairus, C. Zainal, C. Wazir, C. Haris, Shabudin dan ramai lagi masih konsistan berdakwah. Semoga Allah panjangkan umur mereka sehingga dakwah di Perak tetap subur dan barisan pelapis dapat dilahirkan sebelum semuanya akan kembali kepada Allah. Kepada sdr-sdr yang mengenali mereka silalah hubungi mereka dan ayuh kita teruskan usaha dakwah ini sehingga saat kita bertemu Allah. Kepada teman-teman yang konsistan, bersabarlah di atas jalan ini dan teruskanlah sehingga Allah memberi kemenangan atau syahid.!! Amin.

Kemelut politik di Indonesia sepertinya ada solusi maka lebih baik kita bahas hal ini...

SBY akhirnya tetap dengan pilihan hatinya dan berjaya menarik serombongan parti lain bersamanya. Begitu juga dengan Megawati dan Prabowo. Dari keputusan ini ada beberapa fakta yang menarik untuk dibincangkan bersama:

1. Parti berbasis Islam akur dengan perkembangan politik semasa yang masih belum menyebelahi mereka secara utuh. Bagi saya parti Islam belum cukup berani untuk mencuba berdepan dengan parti nasionalis sekularis dan mengambil jalan selamat terlebih dahulu. Pemilihan ini jika didasari dengan pertimbangan yang lebih jauh maka ianya amat bererti tetapi jika ianya hanya sekadar pendekatan mudah rasanya untuk jangkapanjang ia amat merugikan. Saya yakin kepada pimpinan PKS yang sudah pasti melihat sudut pandang keputusan politik ini adalah sebahagian dari agenda politik yang panjang dan masih jauh.

2. Pertimbangan bersama atau tidak harus diukur dengan keberkesanan menjaga maslahat ummat melebihi dari segalanya. Apalah ertinya berkeras kepada suatu hal yang masih bisa bertoalk ansur sehingga strategi parti tidak dapat berjalan lancar. Sekalipun beberapa pandangan dari beberapa media masih belum yakin ianya suatu keputusan yang terbaik. Memang untuk mendapatkan keputusan terbaik kita harus bersabar untuk melihat hasilnya. Hanya masa dapat memberi penjelasan sebenarnya. Jika gagal maka selepas lima tahun akan datang perubahan yang lebih jelas akan diambil tanpa bertoleh ke belakang lagi.

3. Sebagai pendokong perjuangan yang bersih, panjang dan profesional maka kita harus belajar untuk akur dengan keputusan dari syuro sekalipun pada pandangan kita ianya amat merugikan. Keadaan ini juga sama dengan kehadiran Muktamar PAS nanti. Apapun hasilnya selagi ianya berdasarkan dari syuro yang jelas maka semua pendokong harus menerima dengan hati yang terbuka. Inilah kelebihan sebuah perjuangan yang mendasarkan amalan politiknya kepada paksi Islam . Inilah barakah dan inilah perberbezaan dengan perjuangan yang lain. Semoga Allah memberkatinya..Amin.

23 Parpol Dukung SBY-Berboedi

By Republika Newsroom
Sabtu, 16 Mei 2009 pukul 17:41:00

23 Parpol Dukung SBY-BerboediANTARA

JAKARTA -- Sebanyak 23 partai politik bergabung mendukung pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan calon wakil presiden Boediono untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli mendatang, kata Ketua Umum Hadi Utomo dalam acara pendaftaran SBY - Boediono di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, Sabtu sore.

Parpol pendukung SBY-Berboedi itu adalah Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, Partai Karya Peduli Bangsa, PBR, PPRN, PKPI, Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Republikan, Partai Patriot, PNBK.

Kemudian, Partai Matahari Bangsa, Partai Pemuda Indonesia, Partai Pelopor, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Perjuangan Indonesia Baru dan Partai Penegak Indonesia."Gabungan parpol ini siap mendukung pasangan SBY dan Boediono dalam Pilpres mendatang," kata Hadi Utomo.

Yudhoyono yang hadir dalam pendaftaran itu bersama Boediono menyatakan, mereka siap berkompetisi dalam Pilpres dengan harapan kompetisi berjalan tertib, sehat, ksatria dan bermartabat."Jika ketentuan UU dan peraturan KPU mengharuskan kami melakukan debat, kampanye dan apapun, kami berharap semua bisa dilaksanakan secara berbudaya dan beretika," katanya.

Turut hadir bersama pasangan SBY - Berboedi, jajaran pimpinan Partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, beserta pimpinan parpol pendukung yaitu Ketua Umum PKS Tifatul Sembiring, Sekjen PAN Zulkifli Hassan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Surya Darma Ali dan sejumlah pimpinan parpol lainnya.

Duduk di sebelah kanan Yudhyono, Mensesneg Hatta Rajasa, sementara putra keduanya, Edhie Baskoro berada di kursi belakang mendampingi Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.Sebelumnya, Sabtu siang bertempat di kediaman Yudhoyono di Puri Cikeas Bogor, ke-23 parpol telah menandatangan kontrak politik bersama untuk mendukung pasangan SBY-Boediono pada Pilpres nanti.

Pada Sabtu pagi dan siang, pasangan capres dan cawapres Jusuf Kalla dan Wiranto serta Megawati Soekarnoputri dan Prabowo sudah terlebih dahulu mendaftarkan diri di KPU. ant/kpo

HR9808: Dari sudut yang lain PKS juga jangan melupakan beberapa pandangan berbeza yang bermunculan. Namun saya yakin pandangan begini adalah pandangan dari sdr-sdr kita yang bersih dan mahu melihat hasil yang terbaik buat ummat ...

Mengapa PKS Tidak Mempelopori Bangkitnya Politik Islam?

Minggu, 17/05/2009 08:35 WIB

Seperi menjadi anti klimaks dari polemik siapa yang menjadi wakil presiden, yang akan dipilih Presiden SBY, mendampinginya di pemilihan presiden di bulan Juli nanti. Ketika Presiden SBY memilih Gubernur BI, Budiono menjadi calon wakil presiden.

Dan, antik klimaks itu terjadi ketika, para pemimpin PKS, diantaranya Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, Presiden PKS, Tifatul Sembiring, dan Sekretaris Jendral PKS, Anis Mata, ketiganya bertemu dengan Presiden SBY di Hotel Sheraton, Bandung, dan ketiga pemimpin PKS itu, menyatakan memberikan dukungan penuh, sebelum pendeklarasian pasangan calon presiden dan wakil Presiden, yaitu SBY dan Budiono, yang berlangsung malam harinya, di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), yang tidak jauh dari Kampus Institute Teknologi Bandung (ITB).

Mengapa PKS, sebagai partai middle (menengah), yang mempunyai suara relative signifikan, 7.8 persen suara, tidak memelopori bangkitnya kekuatan politik Islam, melalui pembentukan kekuatan alternative diantara partai-partai nasionalis sekuler? Tapi, justru melakukan penguatan terhadap partai-partai nasionalis sekuler dengan cara melakukan koalisi, dan memberikan dukungan terhadap mereka. Mengapa PKS tidak memelopori terbentuknya arus Islam, yang di masa depan dapat menjadi alternative serta solusi, serta menawarkan solusi yang Islami, khususnya menghadapi situasi krisis secara global, yang ikut mendera rakyat Indonesia?

Mengapa PKS tidak dengan sabar menggalang kekuatan politik Islam, dan PKS menjadi pelopor, yang kemudian menyatukan seluruh potensi kekuatan Islam, sehingga mejadi kekuatan politik yang memadai, dan kemudian memiliki daya tawar dengan kekuatan nasionalis sekuler, serta mempunyai kemampuan untuk mengarahkan jalannya kebijakan politik nasional Indonesia? Mengapa tidak membangun kekuatan internalnya yang kokoh, dan memiliki daya dukung berupa SDM (Sumber Daya Manusia) yang mumpuni, serta membangun infrastruktur politik, sehingga memiliki kemampuan, ketika dihadapkan untuk melakukan pengelolaan terhadap negara? Tapi, mengapa sepertinya sekarang para pemimpin PKS, mempunyai obsesi yang sangat kuat terhadap kekuasaan dengan cara-cara yang pragmatik?

Apakah yang mendasari para pemimpin PKS dengan melakukan ijtihad politik, yang memberikan dukungan kepada SBY dan Budiono, yang notabene prototipe pemimpin, yang secara ideologi adalah sekuler, dan pro-Barat, yang akan melaksanakan kebijakan-kebijakan sangat liberal, dan tidak populis. Apakah tidak cukup selama lima tahun, bermitra koalisi dengan Presiden SBY, sejak tahun 2004-2009 ini? Apakah tidak cukup dengan pengalaman kegagalan yang dilakukan para pemimpin nasionalis sekuler seperti Soekarno, Soeharto, sepanjang beberapa dekade yang lalu, yang mengakibatkan terjadinya disaster (bencana) bagi Indonesia? Mengapa di era demokrasi ini, PKS tidak melakukan penguatan terhadap politik Islam di Indonesia?

Pasca keputusan para pemimpin PKS, yang memberikan dukungan kepada Presiden SBY dan Budiono, umat Islam sepertinya, luruh dalam kekecewaan besar. Pendeklrasian SBY dan Budiono, Jum’at malam, di Gedung Sabuga, Bandung, yang juga dihadiri Presiden PKS, Tifatul Sembiring, menjadi puncak kekecewaan umat.

Bagaimana menghadapi kondisi dan situasi yang mendera kekuatan-kekuatan politik Islam, yang lebih percaya dan menjadikan para politisi dan partai nasionalis sekuler menjadi patron mereka, sehingga partai-partai Islam kehilangan momentum, yang paling penting dalam sejarah politik Indonesia, yang dapat menjadi kekuatan alternatif?

Apakah solusi yang mungkin dapat disampaikan untuk membangun kembali bangunan politik Islam di masa depan?

++++
Dengan ini rubrik dialog sebelumnya kami tutup. Redaksi Eramuslim menyampaikan ucapan terima kasih atas segala perhatian dan pemikirannya.

Hr9808: mari kita rujuk nasihat dari ulama soal syahwat...(kekuasaan juga adalah sebahagian dari syahwat)..

Ustadz Abu Ridha

Syahwat dan Takabbur

Kamis, 14/05/2009 11:48 WIB
"Seorang pendosa tatkala melihat dosanya, seperti memandang seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu membiarkannya terbang.” (HR. Bukhari)

كل معصية عن شهوة فانه يرجى غفرانـها، و كل معصية عن الكبر فانه لا يرجى غفرانـها. لأن معصية ابليس كان اصلها من الكبر فيما زلة آدم كان اصلها من الشهوة

"Peluang untuk mendapatkan ampunan (maghfirah) bagi kemaksiatan yang dipicu syahwat sangat besar, sedangkan harapan untuk memperoleh ampunanNya bagi kemaksiatan yang bersumber dari kesombongan, sangat kecil. Sesungguhnya kemaksiatan Iblis berakar pada kesombongan sedangkan ketergelinciran Adam bersumber dari syahwat." (Sufyan al-Tsauri*)

Maghfirah, ampunan dari Allah Swt, adalah karunia yang mutlak diperlukan setiap manusia. Tanpa ampunan-Nya manusia akan mengalami kesulitan menemukan jalan kembalinya yang benar. Akibatnya ia akan menjadi bulan-bulanan setan yang karenanya ia akan tenggelam dalam lautan kesesatan. Karena kasih sayang-Nya-lah ampunan itu diberikan kepada seseorang yang dikehendaki-Nya. Dengan ampunan itu ia diperlihatkan kebaikan dan keindahan sifat dan perilakunya serta ditutupi keburukan-keburukannya.

Oleh sebab ia merupakan karunia maka semestinya setiap diri ikut aktif berburu meraihnya. Untuk itu Allah Swt memerintahkan kita agar berlomba-lomba merengkuh maghfirah-Nya, Berlomba-lombalah kalian mendapatkan ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah memiliki karunia yang agung. (QS al-Hadid [57]: 21).

Dosa adalah keburukan. Ia adalah tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Allah Swt. Suatu perbuatan disebut dosa jika memenuhi unsur pelanggaran dan dilakukan dengan kehendak bebasnya, secara sadar, dan atas dasar pilihan bebasnya pula. Sebab setiap manusia memiliki kehendak bebas untuk secara sadar dan otonom memilih sesuatu. Kebebasan memilih inilah yang memastikannya sebagai makhluk moral.

Pilihan yang paling mendasar yang ada pada manusia adalah pilihan untuk taat atau tidak taat kepada Allah. Ketika ia dengan kesadaran telah menjatuhkan satu pilihan untuk tidak taat kepada Allah dan diwujudkannya dalam bentuk perbuatan yang melanggar, maka saat itulah ia berdosa. Perbuatan yang dimaksud mencakup segala bentuk pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Setiap perbuataan dosa yang dilakukan seseorang pasti mempunyai sejumlah implikasi negatif terhadap kondisi psikologis dan sosiologis dirinya. Antara lain dapat mengakibatkan kegelisahan akut dan rusaknya hubungan antarmanusia. Bahkan, jika dosa yang dilakukan suatu bangsa sampai ke tingkat pembangkangan, maka akibatnya bisa jadi bangsa tersebut dilanda kebinasaan.

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS, al-Ankabut [29] : 40).

Akan tetapi jika seseorang melakukan taubat dan kemudian permohonannya dikabulkan, maka ia akan meraih maghfirah-Nya. Sedangkan esensi tuabat, memohon maghfirah, adalah kesadaran seseorang atas kesalahan tentang masa lalu diri nya. Kesalahan itu baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap Tuhannya. Menurut Imam Ghazali, taubat memiliki keterkaitan dengan tiga dimensi waktu sang diri. Keterkaitannya dengan masa lalunya adalah dengan menyesali terhadap kelalaiannya dengan mengqadha jika bisa diqadha.

Keterkaitannya dengan masa kininya yaitu dengan meninggalkan dosa kelalaiannya. Sedangkan keterkaitannya dengan masa depan dirinya adalah dengan bertekad untuk meninggalkan (tidak akan melakukan lagi) dosa yang membuat dirinya kehilangan apa yang dicintainya untuk selama-lamanya. Salah satu wujud otentik maghfirah yang diraihnya ialah menghapus implikasi-implikasi negatif dosa sehingga keburukan-keburukannya terkubur.

Hanya Allah yang menerima dan mengabulkan taubat seseorang. Dia-lah satu-satunya yang memiliki sifat al-Ghaffar (Maha Pengampun). Syekh Ibn Qayyim menegaskan ketakterhinggaan ampunan dan kasih sayang-Nya. Allah berjanji akan menghapus semua akibat buruk dosa orang yang telah bertaubat. Bahkan akan mengganti seluruh keburukan dengan kebaikan. Dia akan menggantikan ketakutan dengan rasa aman, kefakiran dengan kecukupan, kebodohan dengan pengetahuan, kesesatan dengan petunjuk.

Firman Allah, Kecuali orang yang bertobat dan beramal saleh, maka mereka akan Allah gantikan keburukannya dengan kebaikan. Adalah Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QA, al-Furqân: [25]: 70). Akhirnya taubat akan mengantarkan hamba menjadi kekasih Allah. “Sungguh Allah mencintai orang bertobat dan menyucikan diri (QS, al-Baqarah [2]: 222).

Oleh sebab itu seyogyanya setiap individu membiasakan diri unuk selalu memohon ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang tampak dan yang tidak tampak. Pembiasaan itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, seorang ma’shum, terbebas dari dosa. “Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar meminta ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali sehari. (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ciri seorang mukmin sejati salah satunya serius memohon ampunan dan karenanya tidak pernah meremehkaan sekecil apa pun dosa yang dilakukannya. Seorang sahabat Rasul, Ibnu Mas’ud, memberikan perbandingan antara seorang mukmin dan fajir. Terutama, tentang cara mereka menilai sebuah dosa. Beliau Ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin ketika melihat dosanya seakan-akan ia berada di pinggir gunung. Ia takut gunung itu akan runtuh dan menimpa dirinya. Dan seorang yang fajir tatkala melihat dosanya, seperti memandang seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu membiarkannya terbang.” (HR. Bukhari)

Ada dua pemicu utama perbuatan dosa yang dilakukan manusia. Yaitu nafsu syahwat yang tak terkontrol dan kesombongan. Akan sangat berbahaya jika dosa dan kemaksiatan sudah menjadi budaya dikarenakan akan melenyapkan sifat-sifat baik yang melekat pada manusia. Misalnya hilangnya rasa malu. Sedangkan malu merupakan tonggak kehidupan hati, pokok dari segala kebaikan. Jika rasa malu hilang, maka lenyaplah kebaikan itu. Nabi Saw bersabda, “Malu adalah kebaikan seluruhnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Belakangan ini kaum permisif dan adiktif telah mengobarkan gerakan sosial yang dilandasi kebebasan syahwat melalui jargon kebebasan bereekspresi. Mereka secara masif menggalakkan berbagai jenis kemaksiatan. Mulai dari seks bebas hetero dan homo, persetubuhan di dunia maya melalui hubungan telepon dan situs-situas porno, hingga mengisap nikotin dan mengkonsumsi narkoba. Hal itu jelas menunjukkan kecenderungan manusia modern untuk memperturutkan hawa nafsunya. Sedangkan kecenderungan hawa nafsu selalu mengarahkan sang diri kepada dosa “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan.” (QS Yusuf [12]: 53).

Menurut Ibnu Hazm, jika nafsu syahwat berhasil mengalahkan akal, ia akan diselimuti awan kegelapan. “Hati menjadi buta, dan ia akan setia mengikuti jalan kemungkaran, dan akhirnya terjatuh dalam jurang kehinaan.” Selanjutnya akan menuhankan hawa nafsunya. “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya. Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya." (QS al-Jaatsiyah [45]: 23).

Kendati demikian, dosa kemaksiatan yang dipicu oleh hawa nafsu peluang memperoleh ampunan Allah, jika pelakunya mau bertaubat, sangatlah terbuka. Berbeda dengan kemaksiatan yang dilandasi oleh kesombongan. Orang yang melakukan kemaksiatan atas dasar kesombongannya sangat kecil akan memperoleh ampunan Allah Swt.

Rasulullah Saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya memendam sebiji sawi dari sifat sombong." Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya seorang laki-laki menginginkan pakaian dan sandalnya bagus.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah, Dia menyukai keindahan. Takabbur itu menolak kebenaran dan menghinakan manusia.” (HR, Muslim).

Secara tersirat apa yang dikemukakan Rasulullah Saw tersebut mengingatkan bahwa sombong atau takabbur, yang didefinisikan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai sikap menolak kebenaran dan menghina manusia, akan menjadi tabir pemisah antara seorang hamba dengan surga di akhirat nanti. Sebab kesombongan itu, seperti diungkapkan Imam Ghazali, merupakan penghalang antara seorang hamba dengan berbagai akhlak mulia selama di dunianya.

Takabbur atau sombong, dalam makna generiknya semakna dengan ta'azhzum, yakni menampak-nampakkan keagungan dan kebesarannya, merasa agung dan besar, adalah lawan kata dari tawaddu' atau rendah hati. Para ulama mengategorikannya sebagai salah satu jenis penyakit hati. Banyak manusia yang telah menjadi mangsa penyakit hati ini. Allah Swt berfirman, yang artinya, "Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku." (QS, al-A'raf [7]: 146).

Penyakit hati tersebut umumnya dipicu oleh kesalahan persepsi tentang keberadaan dirinya. Bahwa dirinya memiliki keunggulan yang melakat dalam asal kejadiannya atau dalam etnisitasnya. Iblis menjadi sombong karena merasa asal usul kejadiannya dari bahan yang mulia, yaitu api. Berbeda dengan manusia yang bahannya dari lumpur yang hina. “

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah" (QS, al-A’raf [7]: 12.). Orang yahudi juga menjadi sombong karena dirinya secara etnis memiliki keunggulan. “Kami adalah bangsa pilihan Tuhan.”

Kesalahan persepsi dasar tentang dirinya itu kemudian melahirkan sejumlah sikap yang salah pula yang menyebabkan skala kesombongan semakin meluas. Antara lain menimbulkan kekacauan dalam penilaian dan tolak ukur kemuliaan manusia seperti pandangan kemuliaan seseorang terletak pada harta kekayaan yang dimilikinya, meskipun dia itu ahli maksiat. "Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehandi-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang di kehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula anak-anak kamu yang mendekatkatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa ditempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS, Saba' [34]: 35-37)

Ketika kesombongan semakin mengkristal pada diri seseorang, maka takabbur -merasa lebih tinggi dari hamba-hamba Allah yang lain- akan semakin membumbung. Ia akan sampai ke tingkat merasa dirinya suci. Janganlah kamu sekalian mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS, al-Najm [53]: 32).

Akibatnya, secara sadar atau tidak sadar, ia telah melampaui batas hingga menempatkan dirinya pada posisi Tuhan. Orang seperti ini tentu layak dikenai hukuman berat, yang antara lain menjadi terhalang dapat memasuki surganya. Sebab Allah Swt menyatakan, “Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kebebsaran adalah selendang-Ku. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyaingi-Ku dalam salah satunya maka Aku akan menyiksanya.” (HR, Muslim). Wallahu A’lam.

*Sufyan al-Tsauri (97-161 H). Nama lengkapnya Sufyan bin Said bin Masruq al-Tsauri. Ia dijuluki Amirulmu`minin dalam bidang hadits. Sufyan al-Tsauri lahir dan dibesarkan di Kufah. Di zaman al-Manshur pernah ditawari untuk menjadi qadi namun ia menolaknya. Ia menulis beberapa Kitab yang sangat terkenal, antara lain Al-Jami'u al-Kabir, Al-Jami'u al-Shaghir, dan Al-Fara`idh. Ibnu Al-Jauzi menulis satu Kitab tentang riwayat hidupnya.