IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
30 jAN
Pada petang Rabu 28 Jan, sementara menunggu di ruang menunggu KLIA, TV Berita Bernama menyiarkan kenyataan media dari Bro JIM Selangor ,Bro Zun dari Biro JIM Antarabangsa dan beberapa NGO lain tentang konvoi dan edaran 1 juta risalah boikot produk USA dan ISrael. Jauh dalam hati saya berkata .."TQ bro.. dan semoga Allah menerima amal anda semua.."..Saya terpaksa ke Indonesia kerana ada kerja dan tak dapat turut serta dalam konvoi tersebut.
Begitu juga dengan gesaan dari gabungan NGO terhadap Israel amat kita harapkan..
.
Usaha hukum Israel di Mahkamah Antarabangsa mesti dilancarkan! |
Harakahdaily Thu | Jan 29, 09 | 9:26:37 am MYT | ||||||||||||||||
KUALA LUMPUR, 29 Jan (Hrkh)- Empat Badan-bandan bukan kerajaan (NGO) Islam di Malaysia menggesa satu usaha drastik dilaksanakan bagi membawa Israel ke muka pengadilan di Mahakamah Antarabangsa sekaligus menghukum rejim itu yang secara biadap membunuh lebih 1,300 umat Islam tidak berdosa di Gaza, Palestin. Ngo-ngo terbabit terdiri daripada Teras Pengupayaan Melayu (Teras), Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (Shura) Jaringan Muafakat Pertubuhan Islam Perak (JAMA'IY) dan Center for International Muslim Minority Affairs (CIMMA) dalam kenyataan bersama mahu tindakan paling tegas ke atas Israel seperti memutuskan semua perhubungan dan mengharam penjualan atau pembekalan sebarang senjata kepada Israel. Kenyataan media bersama yang dihantar ke Harakahdaily itu ditandatangani oleh Pengerusi Shura Ustaz Abdul Ghani Samsudin, Presiden Teras dan Kordinator CIMMA, Mohd Azmi Abdul Hamid serta Timbalan Pengerusi JAMAI�Y Zulkifly Ibrahim. Dalam masa yang sama NGO terbabit mahu tidakan undang-undang diambil ke atas mana-mana Negara dan syarikat yang menjual senjata kepada Israel selain mendesak semua Negara OIC , EU , NAM dan Komenwel supaya memutuskan semua perhubungan ekonomi, politik dan budaya dengan Israel dan membatalkan semua perjanjian dengan Israel. " Kami mahu persidangan antarabangsa untuk menghakimi jenayah perang ke atas kemanusiaan yang dilakukan ke atas Gaza termasuk yang dilakukan di Lebabon pada 2006. "Dan kami juga menegaskan kembali Resolusi PBB 3379 yang mengklasifikasi Zionism sebagai rasis dan memecat keanggotaan Israel dari PBB di samping melancarkan kempen antarabangsa untuk membangunkan Gaza , menamatkan sekatan ke atas Gaza dan membebaskan semua tahanan politik dikalangan rakyat Palestin di Israel," kata wakil-wakil NGo terbabit. NGO terbabit menegaskan sudah sampai masanya Israel mesti diheret ke mahkamah antarabangsa untuk didakwa atas tindakannya melakukan jenayah perang ke atas Gaza yang mana Israel secara paling biadap masih menafikan bahawa senjata yang diguna dalam serangan 21 hari ke atas Gaza adalah menyalahi undang-undang antarabangsa. Ini sangat bercanggah dengan dakwa kumpulan Hak Asasi Manusia iaitu Amnesty international bahawa Israel secara terang-terangan telah menguna munisi fosforus putih ke atas kawasan yang padat dengan penduduk di Gaza secara rambang dan melanggar undang-undang antarabangsa. Ini adalah asas yang kuat untuk mendakwa Isreal telah melakukan jenayah perang. Pada hari yang sama fosforus putih digugurkan ke atas hospital al-Quds di Gaza City, yang menyebabkan kebakaran dan memaksa seluruh kakitangan dan pesakit dikeluarkan dari kawasan tersebut untuk menyelamatkan nyawa . Ketika itu , PBB menuduh Israel mengguna fosforus putih dan sepatutnya boleh didakwa di mahkamah antarabangsa terhadap keganasan yang dilakukannya ke atas Gaza sejak 27 Disember 2008 serangan bermula . Wakil-wakil NGO Islam itu mahu supaya semua pencipta keadilan dan keamanan melancarkan kempen di peringkat antarabangsa agar dapat mendakwa Israel di atas kesalahannya serta kezalimannya dimahkamah antarabangsa. "Tindakan ganas serangan Israel secara rambang ke atas populasi Gaza sangat ketara melanggar hampir keseluruhan undang-undang antarabangsa . Ia termasuk prinsip keseimbangan (proportionality) dan pengasingan ( antara anggota tentera dan rakyat awam) ketika melancarkan perang. "Kami berpendirian bahawa bahasa kecamaan semata-mata yang kerap dilaungkan oleh pelbagai pihak tidak akan memadai untuk menangani keganasan Israel yang terbaru ini. "Sudah sampai masanya anggota tentera secara individu dibicarakan. Pembicaraan ini nanti akan menghentikan tuduhan-tuduhan yang tidak berasas dari pelbagai pihak . "Dengan cara ini dapat dihantar mesej yang jelas bahawa kini semua individu mesti bertanggungjawab terhadap setiap tindakannya . Pembicaraan itu juga dapat menghalang keganasan yang dilakukan ke atas Gaza atau mana-mana kawasan dan dengan itu dapat memulakan proses pendamaian," demikian antara petikan kenyataan bersama NGO Islam terbabit. - azm _
![]()
![]() The Israeli leftist peace now organization reported that the settlement expansion in the West Bank rose by 60 percent in 2008 compared to the previous year, noting that the information came in the report was collected through field visits and supported with aerial photos. World Social Forum Gelar Aksi Boikot Israel SerentakSenin, 02/02/2009 12:22 WIB
Dalam pertemuan WSF yang berakhir hari Minggu kemarin, sejumlah organisasi pro-Palestina yang dipimpin oleh Palestine National Committee memutuskan bahwa aksi boikot itu akan dilakukan serentak pada tanggal 30 Maret mendatang dan uniknya, sejumlah orang Yahudi Israel yang menjadi anggota forum tersebut mendukung seruan aksi boikot itu. "Aksi boikot ini bukan aksi anti-Semi (anti-Yahudi), tapi aksi untuk menentang praktek-praktek apartheid yang dilakukan Israel," kata Yuri Haas, seorang Yahudi Israel yang ikut mengorganisir kampanye boikot Israel tersebut. Dalam pertemuan WSF yang berlangsung selama enam hari di Brazil itu, banyak peserta yang mengenakan kain kaffiyeh yang selama ini dianggap menjadi ikon perjuangan bangsa Palestina dan t-shirt bertuliskan "I am Palestinian" sebagai bentuk solidaritas mereka pada warga Palestina di Jalur Gaza yang menjadi korban serangan brutal Israel belum lama ini. Kelompok-kelompok pro-Palestina dalam WSF, selain mencanangkan kampanye boikot juga menggelar kampanye untuk menggagalkan kesepakatan perdagangan bebas antara Israel dan negara-negara yang tergabung dalam blok Mercosur (terdiri dari Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay dan Venezuela). "Kami hanya butuh satu presiden untuk tidak menandatangani kesepakatan itu," tukas Haas. (ln/aby) Partai Likud : Partai Diatas Genangan Darah Rakyat PalestinaJumat, 30/01/2009 14:13 WIB
Kemenangan partai sayap kanan Likud ini, mengakibatkan kelompok sayap kiri di Israel kehilangan kekuasaan. Ketika pemilu berlangsung, Partai Likud mencalonkan Benyamin Netanyahu (Bibi), dan ia sangat populer, serta terpilih menjadi perdana menteri, di tahun 1996. Sesudah kemenangan besar itu, dalam pemilihan di tahun 2003, di tubuh partai Likud terjadi perpecahan, tahun 2005, dan salah seorang tokoh partai Likud, Ariel Sharon meninggalkan partai yang sangat konservatif itu, dan membentuk Partai Kadima. Dalam beberapa kali pemilihan antara Partai Likud dan Kadima bertarung, dan menjadi rivalitas yang sangat keras. Partai Likud kalah tipis dengan Partai Kadima, yang didirikan Ariel Sharon. Likud, sekarang menjadi kubu oposisi di parlemen, dan berbagai prediksi yang dilakukan lembaga-lembaga riset di Israel, Partai Likud kemungkinan besar dalam pemilu bulan Februai nanti menang. Jika Likud memenangkan pemilu di bulan Februari nanti, serta Benyamin Netanyahu pemimpin Likud itu menjadi perdana menteri, pasti akan menerapkan kebijakan lebih keras terhadap Hamas. Dalam kampanyenya, ia menegaskan salah satu tujuannya, Netanyahu akan memusnahkan Hamas, dan membunuh seluruh pemimpinnya. Artinya, usai pemilu Israel nanti, perang akan menjadi pilihan rejim Israel yang baru dibawah Partai Likud. Hubungan Dengan Dunia Arab : Likud merupakan kekuatan politik kanan-tengah mempunyai sikap keras terhadap Palestina. Termasuk menolak dengan tegas negara Palestina. Partai yang berdiri di tahun l973 ini, mendukung perluasan pemukiman Yahudi di Gaza dan Tepi Barat. Dan, Likud , intinya selalu menolak berunding dengan Palestina dan Arab. Mereka adalah kumpulan orang Yahudi garis keras (hawk), yang tidak mau kompromi dengan Arab dan Palestina. Tapi, Likud mengambil langkah yang sangat strategis, dan mendasar sekali, yaitu di tahun l979, membuat perjanjian dengan Mesir, melalui pertemuan di Camp David (AS). Perdana Menteri Israel, Menachem Begin, yang pernah menjadi pemimpin gerakan bawah tanah Irgun, yang ekstrim, bersedia menandatangani perjanjian dengan Presiden Mesir Anwar Sadat, dan sebenarnya perjanjian itu, tujuannya untuk memborgol para pemimpin Mesir, dan hanya dengan imbalan tanah yang menjadi milik Mesir,yaitu gurun Sinai, yang dirampas dalam perang ‘enam hari’ tahun l967.
Lalu, Mesir sudah menjadi bagian dari Israel, sejak Anwar Sadat menandatangani perjanjian Camp David di tahun 1979. Padahal, Mesir mempunyai posisi politik yang penting, dan secara geopolitik sangat strategis, dan dengan penduduknya yang berjumlah 70 juta itu, dan kekuatan militer yang tangguh, sebenarnya Mesir bisa memainkan peranan penting dalam kontek regional. Tapi, akibat perjanjian itu, Mesir kehilangan perannya sama sekali. Sehingga,ketika terjadi konflik di Palestina, Mesir tak dapat memainkan peran apa-apa, kecuali Mesir hanya menjadi ‘jubir’ Israel. Berikutnya, zaman Likud dipimpin Yitzhak Shamir, semakin memperkokoh posisi Israel, di kawasan Timur Tengah, khususnya dalam menekan bangsa Palestina, melalui pertemuan Madrid, yang melucuti peran PLO, dan kemudian pecah perang Teluk, di tahun 1991. Ketika itu, Shamir secara terang-terangan dan tegas, pertama kali dalam perundingan menolak Negara Palestina, yang menyebabkan Menlu AS, James Baker, yang menjadi penggagas pertemuan merasa gagal total. Momen itu, dimanfaatkan Benyamin Netanyahu, menegaskan pendiriannya, yang juga menolak bedirinya negara Palestina. Penelanjangan terdadap rakyat Palestina berlanjut terus, sampai pertemuan di Oslo (Norwegia), di mana dalam pertemuan itu, Arafat menyetujui untuk mengubah prinsip dasar perjuangan PLO, meninggalkan perjuangan bersenjata,dan mengganti dengan perjuangan politik, dan pengakuan terhadap eksistensi Israel. Cita-cita PLO mengusir Israel (membuang kelaut Israel), ditanggalkan dari piagam perjuangan PLO. Tapi, konsesi yang sudah diberikan Arafat yang begitu besar tak juga membuahkan negara Palestina. Bahkan, Arafat meninggal di rumah sakit Prancis, dan konon karena diracun dengan arsenik melalui istrinya sendiri, Suha yang Nasrani. Perang antara Israel dengan rakyat Palestina, tak berhenti sejak berdirinya negara Israel di tahun 1948. Parai Likud yang memimpin pemerintahan, terus memperluaskan tanah jajahannya, termasuk kota-kota Tepi Barat, dan posisi itu, tak pernah berubah sampai hari ini, bahkan Israel terus meningkatkan perluasan pemukiman Yahudi. Waktu Ariel Sharon memimpin Likud, tahun 2005, berpura-pura, meninggalkan ideologi ‘Israel Raya’, dan memerintahkan pemukiman Yahudi yang ada di Gaza, pergi, dan mereka dipindahkan ke Tepi Barat. Sharon secara unilateral (sepihak) memerintahkan para pemukim di Gaza pergi, dan bangunan rumah dan synagogue dihancurkan, sebelum para pemukim Yahudi itu pergi. Sesungguhnya, di mata Sharon Gaza tidak strategis lagi, dan tidak menjadi faktor ancaman yang berbahaya, sejak Israel – Mesir menandatangani perjanjian Camp David. Karena, Gaza akan sangat tergantung dengan Israel. Karena, Gaza tak memiliki akses keluar kecuali melaluli Mesir atatu Israel. Semua perbatasan Gaza sudah tertutup rapat. Maka, langkah strategis yang dilakukan Sharon, mereduksi jumlah penduduk Palestina Tepi Barat, dan memasukkan orang-orang Yahudi ke wilayah itu. Termasuk mengurangi jumlah peduduk di Yerusalem Timur secara menyeluruh, yang akhairnya menjadi milik Israel, secara mutlak, yang menjadi ibukota Israel, menggantikan Tel Aviv. Langkah Ariel Sharon memicu konflik di dalam tubuh Partai Likud. ‘Perpecahan’ itu akibat dari kebijakan Sharon, yang secara sefihak memindahkan pemukim Yahudi dari Gaza ke Utara Tepi Barat. Pertentangan dikalangan internal Partai Likud yang sangat keras itu, menyebabkan Sharon membantuk partai baru, yang sekarang disebut Kadima. Sejak peristiwa itu, Benyamin Netanyahu dan Silvan Shalon mengundurkan diri dari Likud, dan tetap oposisi terhadap Negara Palestina, dan menentang pemindahan pemukim Yahudi yang ada di Gaza oleh Sharon. Likud Anti Arab : Di dalam prinsip dasar Partai Likud, tahun 1999, menyebutkan, Israel mempunyai hak penuh atas tanah ‘Judea’ dan ‘Samaria’ (Gaza dan Tepi Barat). Inilah akar konflik antara Israel dengan Palestina. Kalangan para pemimin Partai Likud itu juga mengklaim bahwa Sungai Jordan merupakan perbatasan negara Israel dibagian timur, sedangkan Yerusalem adalah bagian dari Israel yang tak terpisahkan, dan menjadi ibukota Israel, secara permanen. Di dalam prinsip dasar Partai Likud, yang menyangkut: ‘Perdamaian dan Keamanan’, platform Partai Likud menyebutkan : ‘Menolak berdirinya negara Palestina di bagian barat sungai Jordan’. Selanjutnya, di dalam prinsip dasar Partai Likud itu jugag menyebutkan : ‘Israel hanya menyetujui negara ‘mini’, tapi tidak memiliki kedaulatan dan kemerdekaan penuh’. Sikap Tokoh Likud : Di bulan Februari 2004, anggota Partai Likud, yang menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Ze’ev Bom, di dalam sebuah acara memperingati berdirinya Partai Likud menyatakan : “Apa yang dimaksud dengan Islam? Dan apakah termasuk tentang Palestina? Apakah ada pemisahan antara Islam dengan Palestina secara budaya? Lalu, anggota Kneset, Yehiel Hazan, menambahkan bahwa hakekatnya Palestina itu, tak lain adalah bangsa ‘pembunuh’ dan ‘teroris’. Bahkan, majalah New Yorker, melakukan wawancara dengan pemimpin sayap kanan, Manhigut Yehudit, Moshe Feiglin, dan ia menyatakan : “Anda tidak akan dapat mengajarkan ‘monyet’ berbicara, dan sama anda tidak akan dapat mengajarkan orang Arab tentang demokrasi. Anda akan setuju menyebut orang Arab berbudaya pencuri dan perampok. Muhammad, nabi mereka adalah pencuri dan perampok serta pembunuh. Dan, orang Arab menghancurkan apa saja yang mereka lihat’, ujar Moshe Feiglin. Likud Berkubang Darah Palestina. Tokoh Likud seperti Menachem Begin (1973-l983), Yizhak Shamir (1983-1993), Benyamin Netanyahu (1993-1999), Ariel Sharon (1999-2005), dan Benyamin Netanyahu (2005-2010), adalah tokoh yang berkubang dengan darah orang-orang Palestina. Semua tokoh Likud ikut terlibat dalam gerakan bawah tanah, menjelang perang Dunia II, saat mereka memperjuangkan berdirinya negara Israel di Palestina. Mereka umumnya, anggota dan tokoh gerakan bawah tanah Irgun, yang sangat ekstrim dan dzalim.
Waktu Begin menjadi perdana menteri, dan Ariel Sharon menjadi menteri pertahanan, terjadi peristiwa yang sangat mengerikan di Lebanon. Pengulangan peristiwa di Deir Yasin, di mana Begin memerintahkan Sharon melakukan invasi militer ke Lebanon, tahun 1982, yang tujuannya mengusir pejuang Palestina (PLO) dari Lebanon, karena PLO dinilai menjadi ancaman yang serius bagi keamanan Israel. Dan, akibat invasi militer yang dilakukan Sharon, berakhir dengan pembantaian terhadap orang-orang Palestina yang berada di kamp Sabra dan Satila. Ribuan anak-anak, wanita dan orang tua, dibantai habis oleh tentara Israel yang bekerjasama dengan milisi Kristen Maronit. Peristiwa ini tidak pernah mendapat perhatian dunia internasional. Dan, justru para pejuang Palestina terusir dari Lebanon, menuju ke Tunisia. Dan, ketika berada di Tunisia, tokoh-tokoh Palestina, banyak yang dibunuh oleh agen Mossad, yang bekerjasama dengan intelijen Tunisia. Invasi militer Amerika ke Iraq adalah bagian dari cita-cita politik Partai Likud, dan sudah pernah disampaikan oleh Benyamin Netanyahu kepada Presiden Jimmy Carter, di tahun l993, tapi tidak dapat diwujudkan. Namun, saat itu skenario yang dimainkan adalah menciptkan konflik (perang) segi tiga Iraq, Iran, dan Kuwait, yang kemudian Likud mendorong, Presiden Bush Sr, melakukan campur tangan dalam konflik dikawasan Teluk.
Gaza yang luluh lantak, dan ribuan orang yang tewas dan luka, tak lain adalah refleksi dari Partai Likud yang sudah berubah menjadi Partai Kadima. Partai Kadima mempunyai ideologi dan pandangan yang sama dengan Likud, dan sangat anti Arab dan Palestina. Betapapun, jumlah korban dan kehancuran yang sangat dahsyat, tak mempunyai pengaruh apa-apa, bagi rejim Zionis-Israel, yang dipimpin oleh Olmert, yang merupakan pewaris dari Ariel Sharon. Sekarang, justru semua jajak pendapat di Israel, kemungkinan pemilu akan dimenangkan oleh Benyamin Netanyahu, yang sikapnya tampak lebih keras dan ekstrim terhadap Hamas. Benyamin Netanyahu sudah menyatakan, kalau Likud menang, tujuan utamanya menghancurkan pemerintahan Hamas, dan membunuh seluruh pemimpinnya. Sesudah bulan Februari nanti, ketika hitungan suara dimenangkan Likud, dan Benyamin Netanyahu menggantikan Ehud Olmert, maka di Gaza akan kembali ‘banjir darah’ rakyat Palestina. Dan, rakyat Israel, lebih senang para pemimpin Israel yang mempunyai obsesi membunuhi rakyat Palestina. Kita akan melihatnya. Presiden Obama di Gedung Putih, hanya dapat melihat, sambil termangu, dan tidak dapat mencegah kejahatan para pemimpin Partai Likud yang selalu haus darah rakyat Palestina. Wallahu ‘alam (m) Haniyah: Dukung Kami Melawan Kriminal Israel dan ASSenin, 02/02/2009 10:35 WIB
"Pernyataan-pernyataan dan pesan-pesan Anda yang menentang serangan ke Jalur Gaza dan selama masa-masa perang yang sulit, meniupkan semangat, kebanggaan dan harga diri warga Gaza dan para pejuangnya serta mendorong mereka untuk tetap tegus menghadapi musuh," tulis Haniyah dalam suratnya. Atas nama bangsa Palestina dan para korban serangan Israel di Jalur Gaza, Haniyah menyatakan sangat menghargai dorongan semangat dan dukungan yang konsisten rakyat dan negara Iran terhadap perjuangan bangsa Palestina. "Yang mengindikasikan sikap bijak para pemimpin Iran dan kasih sayang rakyat Iran," kata Haniyah. Haniyah juga memuji peran aktif Iran dalam berbagai isu Palestina, antara lain dalam menggelar Pertemuan Tingkat Tinggi di Doha kemarin, yang khusus membahas persoalan Gaza. "Bangsa Iran, dengan bimbingan para pemimpin-pemimpinnya, sudah melakukan banyak upaya untuk membantu rakyat Palestina, yang membuat kami bangga dan berterimakasih. Semoga Tuhan memberkati Anda dan bangsa Iran, atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan Iran pada bangsa Palestina," tulis Haniyah. Dalam suratnya, Haniyah juga mengatakan bahwa warga Gaza kini sangat membutuhkan dukungan politik dan non-politik untuk membangun kembali Jalur Gaza. "Bangsa Palestina menginginkan kemerdekaan dan kemuliaan, menginginkan kehidupan yang bebas dari penjajahan dan blokade. Agar kami bisa mencapai itu semua, disamping bantuan kami juga membutuhkan dukungan dari bangsa Iran agar kami bisa terus melakukan perlawanan terhadap AS dan rezim Zionis yang kriminal," tukasnya. (ln/prtv) Menlu Mesir Akui Upaya Gagalkan KTT DohaJumat, 30/01/2009 09:52 WIB
Statemen ini adalah pengakuan pertama kali dari Mesir, bahwa pihaknya telah berusaha menghalangi terselenggaranya KTT Darurat di Doha, 16 Januari 2009. Ungkapan itu juga menjelaskan bahwa pertemuan yang diadakan pada KTT Kuwait pekan lalu, antara Mesir dan Arab Saudi yang mempertemukan Suriah dan Qatar juga tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan. Terkait dengan perselisihan tentang hasil akhir KTT Kuwait, Abu Al-Ghaith mengatakan, "Qatar mengajukan kertas yang tertulis bahwa KTT mendukungan keputusan positif Doha, dan saya menolaknya." Ia juga menambahkan, "Saya duduk bersama dengan Menllu Qatar. Saya katakan padanya kalau KTT yang diselenggarakan di Qatar tidak resmi, maka saya tidak akan pernah menaatinya." Ketika menolak menyetujui permohonan Qatar, Ghaith mengeluarkan statemen yang kurang sopan, "Saya adalah Menlu Mesir. Ketika Mesir berkata tidak maka selamanya tidak." Beberapa diplomat pun angkat bicara. Mereka mengatakan bahwa Mesir merasa disakiti oleh Qatar, mengingat posisinya yang strategis di dunia Arab. Selain itu Mesir juga sangat membenci pemberitaan Channel Al-Jazeera yang berpusat di Doha milik pemerintahan Qatar. Kemudian ia mengutip perkataan Abu Al-Ghait, "Mereka (koresponden) memotret saya di DK PBB ketika saya sedang menguap, karena bekerja selama 36 jam tanpa tidur." Adapun kunjungan Menlu Israel, Tzippi Livni di Mesir ketika agresi Israel ke Gaza, Ghaith mengatakan bahwa kami di Mesir sepakat mengundang Livni untuk mendamaikan kondisi perang dan mempersiapkan dialog dengan Hamas agar menghentikan serangan roketnya. Ketika Livni datang, dirinya meminta untuk bertemu empat mata dengan presiden. Mereka berdua berbicara agar kondisi tidak semakin meruncing. Ia duduk dengan presiden hanya 10 menit, kemudian kami bergabung dengan mereka. Beberapa saat setelah itu Livni Keluar menghadiri konferensi pers dan kami katakan bahwa Mesir dituntut untuk menahan diri. (SN/PIC) Utusan Timur Tengah Obama Tolak HamasKamis, 29/01/2009 17:06 WIB
Micthell dalam kunjungannya ke Palestina, hanya bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, padahal Hamaslah pihak yang menjadi target Israel dalam serangan brutalnya ke Jalur Gaza kemarin. Sikap Mitchell tentu saja mengecewakan, apalagi sebenarnya Hamas yang seharusnya memegang tampuk pemerintahan yang sah di Palestina, karena Hamas memenangkan pemilu dan dipilih oleh mayoritas rakyat Palestina. Bahkan saat pengambilan sumpah Obama kemarin, Perdana Menteri Palestina dari Hamas Ismail Haniyah menyampaikan ucapan selamat dan mengungkapkan niat baik Hamas untuk bekerjasama dengan pemerintahan baru AS. "Hari ini kami bersama Anda berjalan menuju perubahan, perubahan yang akan membawa keadilan bagi semua," demikian isi surat Haniyah merujuk pada janji perubahan yang menjadi slogan kampanye Obama. Hamas juga mengingatkan Obama agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, yang dilakukan para pendahulunya. Sikap Mitchell yang mengabaikan Hamas dalam upaya perdamaian Israel-Palestina, membuktikan bahwa perubahan yang dijanjikan Obama cuma slogan kosong, karena sikap Obama sama dengan sikap Bush dalam masalah Israel. Micthell juga mengabaikan saran Jimmy Carter agar Hamas jangan diabaikan dalam upaya perdamaian karena biar bagaimanapun Hamas punya tempat di hati sebagian besar rakyat Palestina. Bisa diduga akan seperti apa hasil perdamaian yang digagas Mitchell, karena Mitchell hanya melibatkan Israel, pemerintahan Palestina dan negara-negara Arab yang selama ini menjadi sekutu dekat AS dan Israel. Perjuangan rakyat Palestina dan Hamas pun nampaknya akan makin panjang. (ln/prtv) Yahudi Tak Boleh Masuk, Anjing BolehSelasa, 03/02/2009 11:53 WIBSemua gadis Yahudi selalu ingin tinggal di Turki. Impian mereka adalah bisa menikah di Sinagog terkenal Neveh Shaleom yang berada di Istanbul. "Tempat yang indah," ujar Sheila, seorang gadis Yahudi. "Tapi saya dan tunangan saya tak mungkin lagi menikah di sana. Ketika ibu saya pergi ke kantor kementerian di Istanbul untuk mengambil berkas-berkas pernikahan, mereka sama sekali tidak menolongnya. Itu karena ibu saya seorang Yahudi. Sekarang situasinya menjadi tak terkontrol." Sheila melanjutkan, "Semuanya menjadi buruk. Semua toko di Istanbul memasang banner 'Yahudi Tak Boleh Masuk, Anjing Boleh.' Anda semua bisa membayangkan bagaimana perasaan orang Yahudi sekarang ini. Gerakan anti-Yahudi di Turki mencapai tahap paling parah sepanjang sejarah." Sheila tidak sendiri. Nathalie, seorang imigran Yahudi yang berada di Istanbul juga merasakan hal yang sama. "Sekarang, rakyat Turki bukan hanya menentang Israel, tapi juga semua bangsa Yahudi. Semuanya ini tidak masuk akal." Pemerintah Israel sebenarnya sudah membuat pernyataan agar orang Yahudi yang menetap di Turki untuk segera kembali ke Israel. Tapi seruan ini ditolak mentah-mentah oleh banyak kaum Yahudi. "Saya katakan yang sejujurnya, saya sangat mencintai Turki. Siapapun tidak akan pernah bisa membuat saya meninggalkan Turki, walaupun saya dibayar mahal." ujar Itzik Bahar, Yahudi yang tinggal di Istanbul sejak tahun 1948. "Sekarang kami tengah hidup dalam suasana teror yang kami buat sendiri." (sa/jp)
|