Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)
1 May
Sampai saat ini saudara kita di Palestin tidak dapat lepas dari kezaliman Israel. Berita begini saban hari didedahkan tapi kita yang mendengarnya sekadar dapat merasai kesedihan sahaja. Tidak mampu berbuat lebih dari itu. Salah siapa bukan masanya lagi untuk dibahas kerana setiap saat saudara kita tetap sahaja diburu, diseksa dan dibunuh. Seminar dan lain-lain ok tapi rasanya tak cukup. Jadi rasanya perlu perancangan yang lebih jauh dari itu semua sehingga Israel dapat dihalau dari bumi rampasan mereka. Menyokong dan membantu HAMAS adalah salah satu solusi terbaik buat masa ini kerana ini sahaja laluan yang jelas dapat membela nasib saudara kita ini.
Desa Palestina Diserang, Pekerja Palestina Didzolimi
Jumat, 01/05/2009 15:24 WIBSejumlah pemukim Yahudi di pemukiman Beit Ein, selatan Tepi Barat menyerbu menyerang desa Palestina, Beit Safa, pada Kamis malam waktu setempat. Para pemukim Yahudi dengan membawa senjata api, menembaki rumah-rumah dan merusak lahan pertanian milik warga Palestina.
Saksi mata dari kalangan penduduk desa Palestian mengatakan, pemukim Yahudi yang melakukan serangan berjumlah sekitar 20 orang. Dalam aksi biadabnya, para pemukim Yahudi itu juga membakar sebuah lahan pertanian yang baru saja disemai.
Setelah menghancurkan desa Palestina, tentara-tentara Israel datang dan membubarkan para pemukim Yahudi itu. Tapi tak seorang pun dari penyerang itu yang ditangkap.
Orang-orang Yahudi Israel di pemukiman yang oleh dunia internasional dinyatakan sebagai pemukiman ilegal di Tepi Barat, sering melakukan serangan dan teror terhadap warga Palestina. Di pemukiman Beit Ein, terdapat hampir 1.000 orang Yahudi dan dikenal sebagai pemukiman Yahudi paling radikal di Tepi Barat.
MayDay, Israel Menindas Pekerja Palestina
Sementara itu, pemerintahan penjajah Zionis Israel akan menerapkan pembatasan dan aturan hukuman baru terhadap para pekerja Palestina yang mencari nafkah di Israel. Pemerintah Zionis mengumumkan aturan baru itu dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh setiap tanggal 1 Mei yang sejatinya diperingati sebagai hari 'pembebasan' terhadap kaum buruh.
Israel akan menerapkan surat ijin bekerja di Israel bagi para warga Palestina. Dalam surat ijin tersebut, Israel akan mencantumkan jam berapa pekerja itu boleh masuk dan keluar wilayah Israel. Seorang pekerja tidak akan dijinkan masuk atau keluar ke wilayah Israel sebelum waktu yang tercantum dalam surat ijin tersebut. Ijin berada di wilayah Israel untuk bekerja yang diberikan rata-rata hanya 12 jam per hari.
Kebijakan baru itu ditandantangani oleh Komandan Pusat Komando di Israel, Ghadi Shamani dan kepala kantor administrasi sipil Israel, Yoav Mordachai. Kebijakan itu mengenakan sanksi hukuman berupa denda dan pencabutan ijin kerja bahkan hukuman penjara bagi pekerja Palestina yang tidak keluar dari wilayah Palestina ketika ijin jam kerjanya berakhir.
Untuk menjalankan kebijakan itu, militer Israel menginstal perangkat komputer di pos-pos perlintasan untuk mengecek ijin jam kerja warga Palestina, kapan para pekerja itu harus boleh masuk dan kapan mereka harus keluar. Ijin khusus bekerja samap malam, hanya akan diberikan bagi para pekerja tertentu saja. Hanya Israel yang boleh menentukan siapa yang akan diberi ijin khusus itu.
"Mereka yang melanggar akan dihukum dan akan kehilangan ijin bekerja. Berada di wilayah Israel secara ilegal akan dikenai denda atau tuduhan melakukan tindak kriminal bahkan terorisme," ancam militer Israel. (ln/IMEMC/prtv)
Palestina Adalah Rumah Kami
Jumat, 01/05/2009 14:55 WIBLima orang anak kecil berpegangan erat pada ibunya. Mereka semua menangis, anak-beranak itu. Pagi itu, tanpa peringatan apapun, budozer Israel telah menggerus rumah mereka di Jabal Mukabar, di sebelah timur Yerusalem.
Berbicara di antara reruntuhan serpihan rumahnya, Samia Ihaidoon berkata bahwa ia tengah tertidur ketika para polisi Israel datang. "Mereka datang menggedor pintu kami dan masuk lewat jendela kamar tidur. Mereka bilang saya hanya punya lima menit untuk memakai jilbabku dan mengepak barang-barang berharga kami, dan saya harus segera pergi. Anak-anak shock dan ketakutan. Lihat wajah mereka. Saya begitu terpukul..."
Israel menganggap bahwa rumah Ihaidoon dibangun secara legal, jadi dimusnahkan. Para tetangga Ihaidoon berkumpul dengan rasa marah. Osama Zahaika berkata bahwa tidak mungkin mendapatkan izin membangun rumah bagi warga Palestina di Yerusalem. "Sebagai orang Palestina, saya tahu mengapa mereka seperti itu. Israel tidak ingin kami ada di sini. Mereka menyatakan rumah semua orang Palestina ilegal. Mereka selalu merubuhkan rumah kami, dan dalam waktu bersamaan mereka membangun rumah dan hidup di Yerusalem tanpa pernah diganggu!"
Ihaidoon dan Zahaika hanya dua orang dari beberapa orang lagi warga Palestina yang masih bersisa di Yerusalem Timur. Saat ini, menurut ACRI, hanya 7,25% dari seantero Yerusalem yang dihuni oleh orang Palestina. Sisanya, sebanyak 92,75% ya ditinggali oleh Israel. Bulan Mei ini saja, Israel telah merencanakan akan segera meruntuhkan 2000 rumah orang Palestina.
Inilah pengahancuran terbesar yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina sepanjang sejarah. Selain Gaza, hanya Yerusalem Timur yang masih bersisa rakyat Palestina. Bagaimana dengan perlindungan rakyat Palestina di wilayah ini? Otoritas Palestina yang diwakili oleh Fatah salah satunya sudah jelas tampaknya tidak ambil pusing. Sedangkan Hamas, seperti kita tahu, berpusat di Gaza, yang saat ini pun sudah porak-poranda dan tengah dibangun kembali.
Penghancuran rumah rakyat Palestina di Yerusalem Timur ini telah menyedot perhatian dunia internasional. Robert Serry, kordinator khusus PBB untuk perdamaian Timur Tengah, mengatakan bahwa pengggusuran rumah itu dimaksudkan untuk membuat gedung pemerintahan Israel yang baru. Bukan rahasia lagi kalau Israel sangat bernafsu memindahkan ibukotanya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Ketika tentara buldozer Israel telah pergi, apa yang dilakukan oleh keluarga Ihaidoon? Amar, kepala keluarga langsung menanam dua buah pohon di halamannya. Ia akan segera membangun kembali rumahnya dalam waktu dekat. Yerusalem, ujarnya, adalah milik Palestina.
"Tidak, kami tidak akan pergi," Samia berkata. "Mengapa kami harus pergi dari sini? Ini rumah kami. Tanah kami. Bahkan jika kami harus mendirikan sebuah tenda di sini, dan tinggal di sini, ini tanah Palestina." (sa/bbc)
No comments:
Post a Comment
silakan komen dan beri pandangan anda untuk kebaikan semua!!